Sukses

INA dan Investor China Investasi di Anak Usaha Kimia Farma Rp 1,8 Triliun

PT Kimia Farma Tbk melepas sebagian saham perseroan dalam KFA kepada PT Akar Investasi Indonesia (AII) dan CIZJ Limited (CIZJ).

Liputan6.com, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melepas sebagian saham milik perseroan di PT Kimia Farma Apotek (KFA) kepada anak usaha Indonesia Invesment Authority dan Silk Road Fund Co Ltd dengan total nilai Rp 1,86 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (31/12/2022), PT Kimia Farma Tbk melepas sebagian saham perseroan dalam KFA kepada PT Akar Investasi Indonesia (AII), yang merupakan anak usaha INA dan CIZJ Limited (CIZJ), anak usaha dari Silk Road Fund Co Ltd.  

Adapun CIZJ merupakan badan usaha yang didirikan dan berdiri menurut hukum Hong Kong dan berkantor pusat di 3806 Central Plaza, 18 Harbor Road, Wanchai Hong Kong.

Sebelumnya pada 13 November 2022, perseroan telah menandatangani perjanjian pendahuluan dengan para investor sehubungan dengan penjualan 198.190.436 lembar saham milik perseroan kepada AII dan CIZJ. Nilai transaksi penjualan saham tersebut sebesar Rp 460 miliar.

Selain itu, peningkatan modal ditempatkan dan disetor KFA dengan menerbitkan 603.188.282 saham baru yang diambil bagian dan disetor secara tunai oleh AII dan CIZJ. Nilai transaksi peningkatan modal ditempatkan dan disetor KFA yang diambil bagian dan disetor oleh investor tersebut sebesar Rp 1,4 triliun.

"Mempertimbangkan transaksi sebagai satu kesatuan transaksi, nilai total transaksi Rp 1,86 triliun," tulis perseroan.

Kimia Farma akan memakai dana tersebut untuk mendukung modal kerja dan pengembangan bisnis. Perseroan menyampaikan transaksi tersebut dilakukan seiring rencana KFA untuk terus mengembangkan segmen ritel farmasi, klinik kesehatan dan laboratorium diagnostika.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Melihat Peluang

Pengembangan layanan apotek dan klik terus dilakukan dengan melihat peluang pasar yang ada. Ini bertujuan agar masyarapat dapat akses layanan kesehatan yang berkualitas.

"Ke depannya, pengembangan klinik dan laboratorium juga ditujukan untuk daerah wisata dan luar Jawa untuk mendukung pemerintah dalam pemerataan layanan kesehatan ke masyarakat," tulis perseroan.

Saat ini, jumlah outlet eksisting yang dimiliki adalah sebanyak 1.195 apotek, 410 klinik dan 72 laboratorium klinik yang tersebar di seluruh Indonesia. Rencana pengembangan usaha ke depan melalui New Bussiness Model with Digitalisation, dengan melakukan kombinasi offline dan online store dengan strategi omnichannel, Integrasi Apotek-kliniklab Diagnostika, serta New Digital Channel.

Untuk itu Perseroan telah menetapkan pelaksanaan pengembangan melalui partnership strategy, yang bekerjasama dengan berbagai perusahaan rekanan bisnis yang saling memberikan manfaat untuk dapat mengembangkan Operation Excellence & Service Experience, dengan demikian dapat menciptakan nilai keunggulan pada setiap proses operasional melalui penerapan berbagai prinsip, sistem, dan tools yang menuju perbaikan berkelanjutan.

 

3 dari 4 halaman

Dilusi Saham

Dengan pelaksanaan penjualan saham dan penerbitan saham baru tersebut mengakibatkan dilusi kepemilikan saham perseroan dalam KFA menjadi 59,99 persen dari sebelumnya 99,99 persen. Namun, perseroan masih menjadi pemegang saham pengendali dari KFA dan laporan keuangan KFA tetap terkonsolidasi dalam laporan keuangan perseroan.

Penilai independen dalam hal ini KJPP Suwendho Rinaldy dan Rekan (SRR) pun memberikan pendapat wajar dalam transaksi tersebut berdasarkan analisis kewajaran atas transaksi.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 30 Desember 2022, saham KAEF naik 0,46 persen ke posisi Rp 1.085 per saham. Saham KAEF dibuka stagnan Rp 1.080 per saham. Saham KAEF berada di level tertinggi Rp 1.105 dan terendah Rp 1.075 per saham. Total frekuensi perdagangan 344 kali dengan volume perdagangan 5.085 saham. Nilai transaksi Rp 554 juta.

4 dari 4 halaman

Rights Issue Kimia Farma

Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akan menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dalam bentuk obligasi wajib konversi (OWK).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (4/12/2022),  PT Kimia Farma Tbk akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak-banyaknya 325.109.944 dalam bentuk obligasi wajib konversi yang diberi nama OWK Kimia Farma Tahun 2023.

Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 325.109.944 OWK dengan nilai nominal Rp 100 per unit OWK. Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk konversi sebanyak satu OWK. OWK yang ditawarkan dalam rights issue I ini tidak akan dicatatkan pada BEI, tetapi akan didaftarkan pada penitipan di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Konversi dari OWK menjadi saham biasa dapat dilakukan sejak tanggal penerbitan hingga sebelum tanggal jatuh tempo OWK pada 13 Februari 2027. Saham yang akan diterbitkan dalam rangka konversi OWK ini merupakan saham seri B baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang akan dikeluarkan dari portepel serta akan dicatatkan pada BEI dengan perhatikan peraturan perundangan yang berlaku.

Adapun pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk membeli OWK yang dapat dikonversi menjadi saham seri B baru perseroan akan alami dilusi atas kepemilikannya dalam perseroan hingga 5,5 persen setelah pelaksanana HMETD dan konversi OWK. Wali amanat dalam aksi korporasi ini yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

“Dana yang diperoleh perseroan dari hasil obligasi konversi dalam PMHMETD I ini akan digunakan untuk modal kerja,” tulis perseroan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.