Sukses

IHSG Berpeluang Koreksi, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 11 November 2022

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pergerakan IHSG pada akhir pekan masih terlihat belum keluar dari rentang sideways.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang koreksi pada perdagangan saham Jumat (11/11/2022).

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pergerakan IHSG pada akhir pekan masih terlihat belum keluar dari rentang sideways bahkan memperlihatkan pola tekanan dalam jangka pendek masih cukup kuat.

Di sisi lain masih tercatatnya capital inflow atau aliran dana investor asing secara year to date (ytd) menunjukkan minat investasi ke pasar modal Indonesia masih cukup besar.

“Sehingga peluang terjadinya koreksi wajar dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi  pembelian mengingat dalam jangka panjang IHSG masih menunjukkan pola uptren,” ujar dia.

Ia prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.954-7.172 pada Jumat pekan ini.

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG ditutup terkoreksi 1,5 persen ke 6.966 pada perdagangan 10 November 2022, koreksi dari IHSG pun sempat menembus area support di 6.962 sekaligus cluster MA20 dan MA200.

“Diperkirakan, posisi IHSG saat ini sedang membentuk bagian dari wave (y) dari wave [y] sehingga pada skenario bearishnya akan menuju ke 6.890 hingga 6.747,” tutur dia.

Namun demikian, tidak menutup kemungkinan IHSG sedang membentuk wave (ii) dari wave [iii] pada skenario alternatif berwarna merah sehingga koreksinya akan relatif terbatas ke 6.890-6.937 dan selanjutnya akan kembali menguat.

Herditya perkirakan, IHSG bergerak di level support 6.890,6.943 dan level resistance 7.100,7.128 pada Jumat pekan ini.

Untuk rekomendasi saham hari ini, William memilih saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Kemudian PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Sementara itu, Herditya memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI),  PT BFI Finance Tbk (BFIN), PT Blue Bird Tbk (BIRD), dan PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikalnya:

1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Buy on Weakness

Saham BBRI ditutup terkoreksi 2,6 persen ke 4.530 pada perdagangan 10 Oktober 2022 disertai dengan munculnya tingginya volume penjualan, tetapi masih tertahan oleh MA20.

“Kami memperkirakan, posisi BBRI saat ini sedang berada di wave (ii) dari wave [c], sehingga BBRI masih rawan terkoreksi terlebih dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk BoW,” ujar dia.

Buy on Weakness: 4.430-4.500

Target Price: 4.700, 4.850

Stoploss: below 4.360

 

2.PT BFI Indonesia Tbk (BFIN) - Buy on Weakness

Saham BFIN ditutup terkoreksi 0,9 persen ke 1.105 pada perdagangan 10 November 2022 disertai dengan peningkatan volume penjualan.

“Kami perkirakan, posisi BFIN sedang berada pada bagian dari wave [iii] dari wave C, sehingga pun terkoreksi akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali,” tutur dia.

Buy on Weakness: 1.070-1.100

Target Price: 1.165, 1.270

Stoploss: below 1.050

 

3. PT Blue Bird Tbk (BIRD) - Buy on Weakness

Saham BIRD ditutup terkoreksi 2,9 persen ke 1.660 pada perdagangan 10 November 2022.

“Kami perkirakan, posisi BIRD saat ini sedang membentuk wave (iv) dari wave [c] dari wave 3, sehingga BIRD masih rawan terkoreksi terlebih dahulu dan dapat dimanfaatkan untuk BoW,” kata dia.

Buy on Weakness: 1.535-1.635

Target Price: 1.720, 1.825

Stoploss: below 1.490

 

4.PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) - Buy on Weakness

Saham CPIN ditutup terkoreksi cukup agresif sebesar 4,6 persen ke 5.650, tetapi masih tertahan MA20.

“Kami perkirakan, posisi CPIN sedang berada pada bagian dari wave [x] dari wave Y, sehingga CPIN masih rawan koreksi dan dapat dimanfaatkan untuk BoW,” tutur dia.

Buy on Weakness: 5.400-5.600

Target Price: 5.925, 6.225

Stoploss: below 5.250

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 10 November 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street catat reli terbesar sejak 2020 setelah rilis harga konsumen Oktober 2022 meningkatkan harapan investor kalau inflasi telah mencapai puncaknya.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 1.201,43 poin atau 3,7 persen ke posisi 33.715,37. Lonjakan indeks Dow Jones tersebut catat kenaikan satu hari terbesar sejak saham berada di pasar koreksi selama pandemi COVID-19. Indeks S&P 500 melambung 5,54 persen menjadi 3.956,37 dalam reli terbesar sejak April 2020. Indeks Nasdaq melesat 7,35 persen ke posisi 11.114,15, dan catat kenaikan terbaik sejak Maret 2020.

Indeks harga konsumen Oktober 2022 naik hanya 0,4 persen pada bulan tersebut dan 7,7 persen dari tahun lalu. Ini kenaikan tahunan terendah sejak Januari 2022 dan perlambatan dari laju tahunan 8,2 persen pada bulan sebelumnya.

Ekonom mengharapkan kenaikan 0,6 persen dan 7,9 persen menurut Dow Jones. Ini tidak termasuk biaya makanan dan energi yang bergejolak, apa yang disebut consumer price index (CPI) inti meningkat 0,3 persen untuk bulan ini dan 6,3 persen secara tahunan, juga kurang dari yang diharapkan.

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS anjlok setelah laporan CPI dengan imbal hasil treasury 10 tahun turun sekitar 30 basis poin menjadi 3,81 persen seiring pelaku pasar bertaruh the Federal Reserve (the Fed) akan memperlambat kampanye pengetatan agresif yang membebani pasar sepanjang tahun.

 

4 dari 4 halaman

Imbal Hasil Obligasi AS

Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun turun sekitar 30 basis poin menjadi 4,32 persen. Selain itu, dolar AS ,titik tekanan lain baru-baru ini untuk saham, anjlok ke hari terburuk sejak 2009.

“Suku bunga masih menjalankan segalanya di pasar,” ujar Tim Courtney dari Exencial Wealth.

Ia mengatakan, dengan turunnya angka CPI, pasar sekarang bertaruh dengan cukup jelas kalau suku bunga naik hampir berakhir. “Jadi Anda melihat saham-saham yang sensitif terhadap suku bung aitu bekerja dengan sangat, sangat baik,” kata dia.

Saham teknologi yang paling terpukul oleh kenaikan inflasi dan lonjakan suku bunga memimpin kenaikan pada perdagangan Kamis pekan ini. Saham Amazon melonjak 12,2 persen. Apple dan Microsoft masing-masing naik lebih dari 8 persen. Saham Meta reli lebih dari 10 persen. Saham Tesla melompat 7 persen.

Saham semikonduktor mendapat dorongan juga dengan saham Lam Research melonjak 12 persen. Saham Applied Materials naik lebih dari 11 persen. Saham KLA bertambah 9 persen.

Kenaikan saham pada perdagangan Kamis, 10 November 2022 menghidupkan kembali reli yang dimulai pada pertengahan Oktober 2022 tetapi terhenti dalam beberapa pekan terakhir. Indeks Dow Jones menyentuh level tertinggi sejak Agustus 2022 pada Kamis pekan ini. Indeks S&P 500 naik di atas ambang batas 3.900 yang menjadi level resistance bagi pasar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.