Sukses

ABMM Kucurkan Rp 623,35 Miliar untuk Penawaran Tender Buyback Surat Utang

PT ABM Investama Tbk (ABMM) telah memulai undangan kepada pemegang surat utang sebesar 9,5 persen yang jatuh tempo pada 2026.

Liputan6.com, Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM) akan membiayai tender tunai untuk membeli kembali sebanyak-banyaknya USD 40 juta atau sekitar Rp 623,35 miliar (asumsi kurs Rp 15.584 per dolar AS) atas surat utang USD 200 juta.

Surat utang tersebut dengan bunga tetap sebesar 9,5 persen yang jatuh tempo pada 2026. Adapun surat utang tersebut dijamin oleh anak usaha ABM Investama yaitu PT Reswara Minergi Hartama, PT Tunas Inti Abadi, PT Pelabuhan Buana Reja, PT Cipta Kridatama, PT Cipta Krida Bahari.

Selain itu, PT Sanggar Sarana Baja, PT Alfa Trans Raya, PT Baruna Dirga Dharma, PT Dianta Daya Embara, PT Agata Nugraha Nastari, PT Prima Wiguna Parama, dan PT Radhika Jananta Raya. "Penyelesaian penawaran tender bergantung pada pemenuhan kondisi tertentu, dalam setiap hal, sebagaimana diubah, diganti, dikesampingkan dan ditambah oleh penerbit dan perseroan," tulis perseroan dalam keterbukaan informasi BEI, ditulis Minggu (23/10/2022).

Hingga 20 Oktober 2022, jumlah pokok keseluruhan dari surat utang yang terhutang USD 200 juta. Jumlah yang harus dibayarkan untuk setiap USD 1.000 atas jumlah pokok surat utang yang ditawarkan secara sah pada atau sebelum pukul 17.00 waktu New York pada 2 November 2022 (batas waktu tender awal) dan tidak ditarik secara sah pada atau sebelum pukul 17.00 waktu New York, pada 2 November 2022 (batas waktu penarikan) dan diterima untuk pembayaran sesuai dengan penawaran akan dihargai yang setara dengan jumlah USD 1.000 per USD 1.000 jumlah pokok pokok surat utang ditambah bunga akrual yang berlaku (sebagaimana didefinisikan di dalam memorandum penawaran tender) (harga penawaran tender awal), apabila semua kondisi penawaran telah dipenuhi atau dikesampingkan pada atau sebelum tanggal penyelesaian.

Para pemegang surat utang harus secara sah menawarkan Surat Utang mereka pada atau sebelum Batas Waktu Tender Awal dan tidak ditarik secara sah atas Surat Utang mereka pada atau sebelum Batas Waktu Penarikan untuk menerima Harga Penawaran Tender Awal.

Jumlah yang harus dibayar untuk setiap USD1.000 atas jumlah pokok Surat Utang yang ditawarkan secara sah setelah Batas Waktu Tender Awal tetapi pada atau sebelum pukul 23:59 waktu New York, pada 17 November 2022 (Batas Waktu Jatuh Tempo) dan diterima untuk pembayaran sesuai dengan Penawaran akan dihargai dengan jumlah USD 950.00 per USD 1.000 jumlah pokok Surat Utang ditambah Bunga Akrual yang Berlaku (Harga Penawaran Tender Akhir).

Perseroan menyatakan, tidak terdapat dampak khusuus terhadap operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

ABM Investama Rampungkan Akuisisi 30 Persen Saham GEMS

Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) melalui anak usahanya PT Radhika Janata Raya (RJR) bakal genggam 30 persen saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).

Pada 31 Agustus 2022, perseroan ditetapkan sebagai pemenang lelang yang dilakukan oleh GMR Coal Resources Pte Ltd (GMR) untuk membeli 30 persen atau setara 1.764.705.900 lembar saham GMR di GEMS.

"Pada 15 September 2022, perseroan dan RJR telah memenuhi seluruh persyaratan pendahuluan dan RJR secara efektif telah menyelesaikan transaksi pembelian saham," ungkap Sekretaris Perusahaan PT ABM Investama Tbk, Rindra Donovan dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (16/9/2022).

Penetapan Harga Pembelian Saham berdasarkan POJK 17/2020 yang disepakati untuk seluruh saham ditempatkan dan disetor GEMS adalah USD 420 juta atau setara dengan Rp 6.24 triliun (asumsi kurs BI per 13 September 2022) atau Rp 3.536 per saham.

Rindra menuturkan, transaksi ini merupakan bagian dari strategi usaha perseroan untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis di seluruh ekosistem usaha dalam grup ABM. Perseroan melihat potensi yang ada pada GEMS, di mana aktivitas usaha GEMS sesuai dengan aktivitas usaha perseroan. Hal ini sejalan dengan misi Perseroan untuk terus berfokus pada integrasi yang efektif.

"Dengan pembelian saham di GEMS ini juga diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan dan menghasilkan pertumbuhan nilai secara bertahap, serta ruang lingkup sinergi yang meningkat bagi perseroan," ujar Rindra.

Transaksi ini diproyeksikan akan meningkatkan kondisi keuangan perseroan yang bersumber dari bagian perseroan atas laba bersih GEMS yang akan diakui pada laporan laba rugi perseroan.

Selain itu, transaksi ini juga akan meningkatkan pendapatan ABM Investama yang diperoleh dari sinergi yang dihasilkan.

3 dari 4 halaman

Raih Pinjaman dari Bank Mandiri

Sehubungan dengan transaksi pembelian saham, RJR telah memperoleh fasilitas pembiayaan dengan nilai sebanyak-banyaknya USD 320 juta dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Perseroan memiliki pandangan investasi pada GEMS dapat menghasilkan penerimaan arus kas yang cukup dari penerimaan dividen untuk melakukan pembayaran pokok dan bunga hutang kepada Bank Mandiri.

“Transaksi pembelian 30 persen saham GEMS yang melibatkan fasilitas pembiayaan kredit dari Bank Mandiri akan meningkatkan rasio hutang perseroan selama beberapa tahun ke depan sebelum pelunasan terjadi,” jelas Rindra.

Adapun sumber dari pelunasan sendiri akan berasal dari dividen yang akan diterima dari GEMS. Perseroan telah memperoleh persetujuan dari para krediturnya untuk memperoleh fasilitas pembiayaan dan untuk memberikan jaminan.

4 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya,  PT ABM Investama Tbk (ABMM) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang semester I 2022. Hal itu ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba hingga Juni 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (4/9/2022), PT ABM Investama Tbk mencatat pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar USD 652,20 juta atau setara Rp 9,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.900 per dolar AS). Pendapatan perseroan naik 51,81 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 429,60 juta.

Kenaikan pendapatan itu mendorong laba  periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 95,48 juta atau setara Rp 1,4 triliun pada semester I 2022. Laba itu tumbuh 73,69 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 54,97 juta.

Perseroan membukukan beban pokok pendapatan USD 407,98 juta pada semester I 2022. Beban pokok pendapatan tersebut naik 33,4 persen dari periode semester I 2021 sebesar USD 305,64 juta. Dengan demikian laba bruto bertambah 97,02 persen menjadi USD 244,22 juta pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 123,9 juta.

Perseroan mencatat kenaikan laba usaha 85,45 persen menjadi USD 199,69 juta pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 107,6 juta.  Dengan demikian, laba per saham dasar ABM Investama naik menjadi USD 0,03468 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,01997.

Perseroan mencatat total ekuitas USD 432,92 juta pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 356,88 juta. Total liabilitas perseroan naik menjadi USD 791,59 juta pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 679,81 juta.

Perseroan membukukan aset USD 1,22 miliar pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 10,3 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 291,75 juta pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 237,22 juta.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.