Sukses

Depo Bangunan Perluas Jaringan ke Daerah Potensial

Direktur Utama Depo Bangunan, Kambiyanto Kettin menuturkan, Depo Bangunan tetap memperluas ke daerah potensial untuk bahan bangunan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) berencana ekspansi bisnis ke daerah potensial untuk bahan bangunan.

Direktur Utama Depo Bangunan, Kambiyanto Kettin menuturkan, Depo Bangunan tetap memperluas ke daerah potensial untuk bahan bangunan. 

"Depo Bangunan tetap memperluas daerah potensial untuk bahan bangunan, Sumatra buka di Medan, Kalimantan, ke Pulau Jawa karena Jawa merupakan sebuah pusat pasar bahan bangunan, kita lanjutkan di Pulau Jawa, Semarang Yogyakarta, banyak kota lain yang membutuhkan bahan bangunan yang lengkap,” kata Kambiyanto dalam Public Expose Live secara virtual, Jumat (16/9/2022).

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Depo Bangunan Erwan Irawan mengatakan, saat ini DEPO serap belanja modal sebanyak 30 persen dari Rp 80 miliar. 

"Capex tahun ini kami merencanakan sekitar Rp 80 miliar untuk buka Pondok Gede dan Rungkut (mundur ke 2023), saat ini 30 persen,” kata Erwan.

Sebelumnya, PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 80 miliar pada 2022. Belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk pembukaan dua gerai baru Depo Bangunan di Bekasi dan Medan.

"Tahun 2022 kami merencanakan pembukaan dua toko. Toko pertama sudah dirilis di bulan Februari, ada di Pondok Gede, termasuk Kabupaten Bekasi," kata Direktur Utama Depo Bangunan, Kambiyanto Kettin dalam paparan publik usai RUPST Caturkarda Depo Bangunan, Senin (23/5/2022).

Adapun untuk gerai yang di Medan, Kambiyanto mengatakan perkembangannya saat ini tengah memasuki tahap negosiasi. Gerai ini ditargetkan dapat beroperasi pada akhir 2022.

"Tanggal persis nanti akan ditentukan kemudian, tentunya kami akan berusaha secepat-cepatnya," imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Belanja Modal Perseroan

Kambiyanto menuturkan, gerai tersebut akan dioperasikan di atas lahan sewa. Hal itu mempertimbangkan dari sisi biaya yang lebih murah keimbang harus membeli tanah dan membuat banguan di atasnya.

"Depo sebulannya lebih banyak kalau membeli tempat. Itu akan lebih tinggi, bisa mencapai Rp 100 miliar. Kalau kontrak tempat-tempat yang akan disewakan itu juga masih bervariasi.Itu bisa berkisar sekitar Rp 60-80 miliar, tergantung besar dan kondisi setempat,” kata dia.

Adapun belanja modal tahun ini berasal dari dana IPO perseroan. perseroan berhasil menghimpun total dana sebesar Rp 487,75 miliar. Jumlah itu telah digunakan sebesar Rp 312,05 miliar.

Rinciannya, untuk belanja modal Rp 10,71 miliar, pelunasan pinjaman sebesar Rp 41,091 miliar, investasi perusahaan anak Rp 201,4 miliar dan modal kerja sebesar Rp 58,86 miliar.  Sehingga dana hasil IPO masih tersisa Rp 175,7 miliar.

3 dari 4 halaman

Kinerja 2021

Sebelumnya, PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) mencatatkan kinerja kurang apik pada tahun lalu. Sepanjang 2021, laba Caturkarda Depo Bangunan turun menjadi Rp 88,08 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 100,83 miliar.

Penurunan laba perseroan sejalan dengan turunnya penjualan bersih sepanjang 2021 yang tercatat sebesar Rp 2,3 triliun. Raihan itu turun 4,66 persen dibandingkan penjualan 2020 sebesar Rp 2,4 triliun. Sementara beban penjualan tercatat berhasil mengalami sedikit penurunan menjadi Rp 1,91 triliun dari Rp 1,98 triliun pada 2002.

Dengan demikian, laba bruto perseroan tercatat sebesar Rp 415,29 miliar. Turun dibanding tahun sebelumnya Rp 457,67 miliar.

Sepanjang 2021, perseroan mencatatkan beban penjualan Rp 244,36 miliar. Beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 68,54 miliar. PAda periode yangs ama, pendapatan keuangan tercatat seebesar Rp 2,85 miliar, beban keuangan Rp 6,35 miliar dan pendapatan lain-lain Rp 14,12 miliar.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Dari rincian tersebut, diperoleh laba sebelum beban pajak penghasilan sebesar Rp 113,01 miliar. Turun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 138,99 miliar. Setelah dikurangi pajak, laba tahun berjalan sepanjang 2021 tercatat sebesar Rp 88,79 miliar. Turun 15,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 105,33 miliar.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 12,64 persen menjadi Rp 88,08 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 100,83 miliar.

Laba per saham dasar Rp 15,01 dari sebelumnya Rp 17,59. Aset perseroan hingga Desember 2021 tercatat sebesar Rp 1,7 triliun, naik dibandingkan posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 1,2 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 1,1 triliun dan aset tidak lancar Rp 591 miliar.

Liabilitas hingga akhir 2021 tercatat turun dari Rp 624,03 miliar menjadi Rp 592,07 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 473,04 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 119,02 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan akhir Desember 2021 tercatat sebesar Rp 1,1 triliun. Naik sekitar dua kali lipat dibandingkan posisi akhir 2020 sebesar Rp 578,07 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.