Sukses

RUPSLB Wijaya Karya Rombak Susunan Pengurus, Hadjar Seti Adji Jadi Direktur WIKA

RUPSLB PT Wijaya Karya Tbk mengangkat Hadjar Seti Adji sebagai direktur human capital dan pengembangan usaha perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) merombak susunan pengurus pada Jumat, 5 Agustus 2022.

RUPSLB PT Wijaya Karya Tbk mengangkat Hadjar Seti Adji sebagai direktur human capital dan pengembangan usaha perseroan.

Hadjar Seti Adji menggantikan direktur sebelumnya yang mendapatkan penugasan di BUMN lain. Dengan pengangkatan Hadjar Seti Adji, berikut susunan direksi Wijaya Karya dikutip dari Antara, Minggu (7/8/2022):

-Direktur Utama: Agung Budi Waskito

-Direktur Operasi I:Hananto Aji

-Direktur Operasi II: Harum Akhmad Zuhdi

-Direktur Operasi III: Rudy Hartono

-Direktur Human Capital dan Pengembangan: Hadjar Seti Aji

-Direktur QHSE: Ayu Widya Kiswari

-Direktur Keuangan: Adityo Kusumo

Mengutip laman Wijaya Karya, Hadjar Seti Aji sebelumnya pernah menjabat sebagai direktur SDM dan Pengembangan Sistem Waskita Karya pada 2018-2022. Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Pengembangan Bisnis PT PP Tbk pada 2016-2018, Kepala Divisi Riset dan Teknologi PT PP Tbk pada 2014-2018, dan Kepala Divisi Manajemen Risiko PT PP Tbk pada 2014-2015.

Pria kelahiran Makassar pada 1965 ini menyelesaikan kuliah Master Engineering of Science di University of New South Wales pada 2002 dan Sarjana Teknik Sipil di Universitas Diponegoro pada 1991.

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menuturkan, kehadiran Hadjar Seti Adji menjadi bentuk penyegaran untuk tetap menjaga performa perseroan dalam rangka menjawab kepercayaan dari pemegang saham dan publik.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kontrak Baru Wijaya Karya

Kepercayaan itu tercermin pada raihan kontrak baru Wijaya Karya hingga Juni 2022 sebesar Rp 13,8 triliun. Kontrak baru itu bertambah 31,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Perolehan kontrak baru itu disumbangkan sebagian besar oleh sektor infrastruktur dan bangunan gedung, disusul oleh industri penunjang konstruksi, energi dan industrial plant serta realti dan properti.

Adapun kontrak baru yang diraih perseroan hingga Juni 2022 terdapat proyek preservasi jalan dan jembatan di Bali yang dipercayakan oleh Kementerian PUPR. Proyek ini berfungsi sebagai infrastruktur pendukung perhelatan G20 pada Oktober 2022.

Agung mengatakan, proyek preservasi jalan dan jembatan di Bali menjadi bentuk kepercayaan pemerintah melalui Kementerian PUPR pada Wijaya Karya dalam mengerjakan infrastruktur yang akan dilewati oleh kepala negara pada event berkelas dunia.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Proyek Perseroan

Selain preservsi jalan dan jembatan di Bali, Wijaya Karya juga tengah mengerjakan sejumlah proyek pendukung G20 antara lain pembangunan jalan dan jembatan Labuan Bajo-Tana Mori juga merevitalisasi ruangan VVIP pada Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta dan bandara udara internasional Ngurah Rai di Bali.

Berbagai proyek yang telah diraih akan menjadi modal untuk keberlangsungan usaha perseroan ke depan.Di sisi lain, pada kuartal 2022, perseroan telah divestasi terhadap dua entitas asosiasi antara lain PT Jasamarga Kunciran Cengkareng dan PT Prima Terminal Petikemas.

Agung menuturkan, langkah itu sebagai bentuk capital recycling yang dapat membuat ruang lebih bagi perseroan untuk memenuhi investasi mendatang sekaligus menambah kas perseroan sebagai modal kerja baru sehingga dapat lebih fokus pada inti bisnisnya.

4 dari 4 halaman

Wijaya Karya Lepas Saham Pelabuhan Belawan ke Pelindo

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melepas kepemilikannya atas PT Prima Terminal Petikemas (PTP) selaku operator Belawan New Container Terminal (BNCT) kepada PT Pelindo Terminal Petikemas (STPT). Hal itu ditandai dengan penandatanganan akta jual beli saham pada Selasa, 26 Juli 2022 dengan nilai transaksi sebesar Rp 187,95 miliar.

"Perseroan berencana untuk melakukan divestasi atas seluruh kepemilikan sahamnya sebanyak 183.370.000 saham atau sebesar 15 persen dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh PTP, dengan nilai Saham Yang Dijual sebesar Rp 187,95 miliar," ungkap Direktur Wijaya Karya, Hananto Aji dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 29 Juli 2022.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), bersama dengan PT Hutama Karya dan PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) telah membentuk Perusahaan Patungan yaitu PT Prima Terminal Petikemas (PTP).

Maksud dan tujuan didirikannya PTP adalah untuk membangun dan mengelola Jasa Pelayanan Terminal Petikemas Belawan Fase 2 guna mengakomodasi pertumbuhan trafik dan meningkatkan pertumbuhan bisnis.

Selanjutnya, berdasarkan arahan dari Kementerian BUMN atas penggabungan Pelindo I hingga Pelindo IV menjadi satu entitas  PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), maka dilakukan restrukturisasi anak perusahaan dengan mengalihkan kepemilikan saham Pelindo di PTP ke PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) sebagai sub-holding klaster peti kemas.

SPTP selaku pemegang saham mayoritas pada PTP bermaksud untuk mengoptimalkan pelayanan yang terbaik untuk mencapai produktivitas sesuai standar internasional.

Oleh karenanya, SPTP perlu mencari strategic partner yang berpengalaman dalam pengelolaan terminal petikemas yang berstandar internasional. Untuk maksud tersebut, SPTP mengajukan untuk membeli semua saham milik HK dan WIKA di PTP dengan porsi kepemilikan masing-masing sebesar 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.