Sukses

Wall Street Merosot Jelang Musim Laporan Keuangan

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 164,31 poin atau 0,52 persen ke posisi 31.173,84.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada Senin, 11 Juli 2022. Koreksi wall street terjadi seiring pelaku pasar di wall street bersiap hadapi laporan laba perusahaan pada akhir pekan ini. Laporan keuangan perusahaan itu dinilai dapat menandakan bagaimana inflasi berdampak pada bisnis.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 164,31 poin atau 0,52 persen ke posisi 31.173,84. Indeks S&P 500 susut  1,15 persen menjadi 3.854,43. Indeks Nasdaq tergelincir 2,26 persen menjadi 11.372,60.

"Ini selalu tentang laba," ujar Tim Lesko dari Mariner Wealth Advisors, dikutip dari laman CNBC, Selasa (12/7/2022).

Ia menambahkannya, harapan selama satu tahun sekarang bukan tentang laba yang tertinggal, ini tentang harapan ekonomi masa depan.

"Benar-benar tidak masalah apa yang dilaporkan mengenai pendapatan dan laba. Itu adalah pembicaraan yang mereka memiliki tentang bagaimana mengharapkan bisnis masa depan mereka terlihat," kata Lesko.

Mitra pendiri Cresset Capital, Jack Ablin mengharapkan perusahaan dapat kurangi perkiraan saat bergulat dengan kenaikan harga, pertumbuhan yang melambat, dan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang agresif.

Musim laporan keuangan dimulai dari Pepsi Co dan Delta Air Lines pada Selasa dan Rabu. Diikuti saham bank JPMorgan Chase, Morgan Stanley, Wells Fargo dan Citigroup pada akhir pekan ini.

Saham kasino Wynn Resorts dan Las Vegas Sands memimpin koreksi pada Senin, 11 Juli 2022. Saham tersebut masing-masing melemah lebih dari enam persen karena tren COVID-19 yang memburuk di China. Ditambah penutupan kasino selama sepekan di Makau. Shanghai juga mendeteksi kasus pertama dari subvariant BA.5.

"Angin sakal COVID-19 bukan hanya fenomena Tiongkok-kasus meningkat secara global, meskipun risiko penguncian di AS dan Uni Eropa tetap sangat rendah,” ujar Adam Crisafulli dari Vital Knowledge.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Sektor diskresi konsumen dari S&P 500 tergelincir hampir 2,8 persen, sementara teknologi informasi turun 1,4 persen. Saham Amazon dan Alphabet masing-masing merosot lebih dari tiga persen.

Saham Tesla tergelincir 6,5 persen, sementara Netflix susut hampir 5,2 persen. Saham Nike, Caterpillar, dan Walt Disney merosot lebih dari dua persen, sehingga Dow Jones lebih rendah.

Saham Twitter turun 11,3 persen setelah Elon Musk akhiri kesepakatan senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 660,22 triliun (asumsi kurs Rp 15.005 per dolar AS) untuk membeli perusahaan media sosial tersebut. Miliarder itu mempermasalahkan jumlah bot dan akun palsu di platform dan mengatakan Twitter tidak jujur tentang seberapa otentik aktivitas di platform itu.

Namun, perusahaan mengatakan memberi Musk informasi yang dia butuhkan untuk menilai klaim tersebut.

Sementara itu, imbal hasil treasury 2 tahun berada di atas tenor 10 tahun. Sebuah inversi yang banyak dilihat sebagai indikator resesi. Imbal hasil treasury bertenor dua tahun diperdagangkan di kisaran 3,07 persen, sedangkan imbal hasil treasury bertenor 10 tahun di posisi 2,99 persen.

Di sisi lain, pergerakan saham pada Senin, 11 Juli 2022 mengikuti seri beragam pada perdagangan Jumat pekan lalu. Indeks Dow Jones dan S&P 500 sedikit turun tipis. Sementara, indeks Nasdaq mencatat kenaikan dalam lima hari berturut-turut.

3 dari 4 halaman

Indeks Acuan

Semua rata-rata indeks acuan mencatat kenaikan secara mingguan setelah laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat pekan ini. Hal ini menunjukkan penurunan ekonomi yang mengkhawatirkan investor belum tiba dan menambah sentimen positif.

Meski baik untuk ekonomi, laporan pekerjaan dapat mendorong the Federal Reserve (the Fed) untuk melanjutkan kenaikan suku bunga secara agresif dalam beberapa bulan mendatang untuk melawan inflasi yang terus tinggi. Namun, beberapa percaya tekanan lebih lanjut ada di depan untuk pasar.

“Kami berada di pasar bearish untuk saham dan dalam pasar bearish, kejutan terjadi pada sisi negatifnya, dan bukan pada sisi positifnya,” ujar CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan.

Ia menilai, tren masih turun hingga pihaknya melihat inflasi lebih tinggi dan posiis terendah. Investor juga menantikan rilis indeks harga konsumen Juni pada Rabu, 13 Juli 2022. Diperkirakan menunjukkan inflasi utama termasuk makanan dan eneri naik di atas level 8,6 persen pada Mei menjadi 8,8 persen, menurut perkiraan Dow Jones.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street Jumat 8 Juli 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Jumat, 8 Juli 2022. Indeks Nasdaq menguat di tengah sesi perdagangan yang bergejolak seiring investor bereaksi terhadap laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan. Hal ini memungkinkan bank sentral AS atau the Federal Reserve tetap menaikkan suku bunga secara agresif.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq naik 0,12 persen ke posisi 11.635,31. Indeks Nasdaq menguat dalam lima hari berturut-turut untuk pertama kalinya pada 2022.

Indeks S&P 500 melemah 0,08 persen ke posisi 3.899,38. Indeks Dow Jones merosot 46,40 poin atau 0,15 persen ke posisi 31.338,15.

Rata-rata tiga indeks acuan menguat pada pekan ini. Indeks Nasdaq menguat 4,6 persen. Indeks S&P 500 bertambah 1,9 persen. Sementara itu, indeks Dow Jones hanya naik 0,8 persen.

Data nonfarm payrolls meningkat 372 ribu pada Juni 2022, lebih baik dari perkiraan Dow Jones sekitar 250 ribu. Menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja ini menunjukkan untuk melanjutkan apa yang telah menjadi tahun yang kuat untuk pertumbuhan pekerjaan.

Chief Investment Strategist BMO Wealth Management, Yun-Yu Ma menuturkan, laporan pekerjaan dan koreksi harga komoditas baru-baru ini telah membuat apa yang disebut pendaratan lembuat bagi ekonomi AS sehingga mendorong saham.

"Beberapa dari ketakutan resesi yang sangat akut mungkin sedikit mundur. Saya pikir pasar mulai menerimanya sebagai kemungkinan pada pekan ini,” ujar Ma dikutip dari laman CNBC, Sabtu, 9 Juli 2022.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.