Sukses

CEO Tesla Elon Musk Kembali Kena COVID-19

CEO Tesla Elon Musk tidak memberikan penjelasan tentang bagaimana dia diuji tes COVID-19, atau mengapa dia memiliki alasan untuk meragukan hasilnya.

Liputan6.com, Jakarta - SpaceX dan CEO Tesla Elon Musk mengumumkan di Twitter pada Senin, 28 Maret 2022 kalau dirinya diagnosa terkena COVID-19 lagi.

Pengumuman tersebut muncul setelah pabrik Tesla di Shanghai menghadapi pembatasan COVID-19 regional yang dilaporkan mengharuskannya untuk menangguhkan produksi selama empat hari hingga sekitar 1 April. Melansir CNBC, ditulis Selasa (29/3/2022),China menutup kota tersebut dalam dua fase untuk mengendalikan COVID-19.  Tesla juga menangguhkan produksi di Shanghai selama dua hari sebelumnya pada Maret setelah pejabat menerapkan perintah kesehatan COVID-19.

Elon Musk menulis pada Senin, “Covid-19 adalah virus Theseus. Berapa banyak gen yang berubah sebelum itu bukan Covid-19 lagi? Saya seharusnya memilikinya lagi (menghela nafas), tetapi hampir tidak ada gejala"

CEO Tesla tidak memberikan penjelasan tentang bagaimana dia diuji, atau mengapa dia memiliki alasan untuk meragukan hasilnya.

Musk memiliki sejarah meremehkan COVID-19 baru dan menolak keras pejabat kesehatan. Pada Februari 2020, ketika COVID-19 mulai berdampak pada AS, Musk salah memperkirakan virus penyebab COVID019 itu akan hilang pada April 2020.

Pada November 2020, Elon Musk mengumumkan telah dites positif mengidap COVID-19 Ketika jumlah kasus COVID-19 meningkat di California. Pada April 2020, Musk menyebut pembatasan kesehatan "fasis" dalam kata-kata kasar yang sarat sumpah serapah selama panggilan pendapatan perusahaan.

CEO tetap menjalankan pabrik perusahaannya di Fremont, California meskipun ada perintah kesehatan tetapi tidak menghadapi dampak dari negara bagian atau Alameda County.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja Tesla

Sikap Tesla di China jauh lebih kooperatif. Reuters mengatakan juru bicara Tesla menjelaskan bahwa perusahaan berusaha untuk "memenuhi tanggung jawab pencegahan epidemi dan percaya bahwa langkah-langkah COVID-19 Shanghai membantu meletakkan dasar bagi pengembangan kota di masa depan."

Tak hanya itu, ketika CNBC bertanya kepada Tesla bagaimana hal ini dapat memengaruhi produksi dan pengiriman. Perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar. Tesla mengirimkan 473.078 kendaraan listrik buatan Shanghai kepada pelanggannya pada 2021 menurut data dari Asosiasi Mobil Penumpang China.

Sekarang memproduksi kendaraan Model 3 dan Model Y di sana, menjualnya di China dan sekitarnya kepada pelanggan di Eropa dan seluruh Asia. Tesla memperluas kemampuan manufakturnya.

Baru-baru ini mengadakan upacara pemotongan pita di pabrik baru yang sedang berlangsung di Brandenburg, Jerman dan telah memperoleh persetujuan bersyarat untuk produksi komersial di sana. Dia pun merencanakan acara pembukaan "Cyber ​​Rodeo" untuk pabrik baru besar lainnya di Austin, Texas pada 7 April 2022.

Tesla, seperti pembuat mobil lainnya, menghadapi kekurangan chip yang meluas, tekanan inflasi dan gangguan rantai pasokan yang diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Namun, terlepas dari tantangan produksi dan Musk diagnosa COVID-19, saham Tesla menguat lebih dari 8 persen dalam perdagangan tengah hari setelah perusahaan mengumumkan rencana untuk stock split lainnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Elon Musk adalah salah satu miliarder dunia yang berasal dari AS.

    Elon Musk

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • Tesla