Sukses

Saham Alibaba hingga Baidu Anjlok di Bursa Hong Kong

Menjelang akhir pekan, saham teknologi China yang terdaftar di Bursa Saham Hong Kong dan Amerika Serikat anjlok.

Liputan6.com, Jakarta - Saham perusahaan China yang tercatat di bursa saham Hong Kong dan Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Jumat (11/3/2022). Saham yang tertekan itu termasuk Nio, JD.com, dan Alibaba.

Menjelang akhir pekan ini, saham raksasa teknologi Alibaba turun 6,56 persen. Saham produsen kendaraan listrik Nio anjlok 11,64 persen. Saham Baidu melemah 5,14 persen, dan NetEase susut 6,94 persen.

Saham JD.com anjlok 15,67 persen setelah melaporkan kerugian kuartalan pada Kamis pekan ini. Indeks Hang Seng teknologi susut 7,55 persen. Demikian mengutip dari laman CNBC, Jumat pekan ini.

Saham teknologi perusahaan China melemah mengikuti saham China yang tercatat di bursa saham Amerika Serikat pada Kamis malam waktu setempat. Hal ini seiring kekhawatiran baru atas potensi delisting di AS.

Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menyebutkan lima US listed depository receipts (ADR) perusahaan China yang tercatat di AS menurut mereka gagal mematuhi Holding Foreign Companies Accountable Act. ADR mewakili saham perusahaan non AS dan diperdagangkan di bursa AS.

ADR China yang ditandai oleh SEC yang pertama diidentifikasi tidak memenuhi standar HFCAA. Tindakan tersebut memungkinkan SEC untuk melarang perusahaan melakukan perdagangan dan bahkan dihapus dari bursa AS jika regulator di Amerika Serikat tidak dapat meninjau audit perusahaan selama tiga tahun berturut-turut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bursa Saham Asia Tertekan

Sementara itu, di bursa saham Asia di kawasan Asia-Pasifik dibuka terkoreksi pada perdagangan Jumat, 11 Maret 2022 mengikuti penurunan di Wall Street karena perang Rusia-Ukraina terus membuat investor berhati-hati.

Indeks Nikkei 225 Tokyo turun lebih dari 2 persen, indeks komposit Shanghai turun sekitar 2 persen, Hang Seng Hong Kong turun 3,01 persen, KOSPI turun 1,09 persen. Saham SoftBank melemah 6,21 persen. Semalam di Amerika Serikat, S&P 500 tergelincir 0,43 persen menjadi 4.259.52 sementara Dow Jones Industrial Average turun 112,18 poin menjadi 33.174,07.

Indeks Nasdaq Composite turun 0,95 persen menjadi 13.129,96. Bukan hanya itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen juga memperingatkan pada Kamis, 10 Maret 2022, Amerika Serikat akan menghadapi tahun inflasi yang tinggi di tengah perang Rusia-Ukraina. Pembicaraan antara Rusia dan menteri luar negeri Ukraina di Turki pada Kamis berakhir dengan kegagalan.

Seperti yang diketahui, pernyataan Yellen datang saat konflik sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina telah mengakibatkan lonjakan harga komoditas.

Berdasarkan data yang dirilis Kamis juga menunjukkan inflasi konsumen AS melonjak pada Februari, dengan indeks harga konsumen untuk bulan itu naik 7,9 persen dibandingkan dengan tahun lalu, level tertinggi sejak Januari 1982.

Harga minyak pun bervariasi di pagi hari dalam jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent turun 0,2 persen menjadi 109,11 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka AS naik 0,16 menjadi 106,19 dolar AS per barel.

Indeks dolar AS berada di posisi 98,56 dari posisi sebelumnya 97,8. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 116,69 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi USD 0,7337 dari level sebelumnya USD 0,732.

 

Reporter: Elga Nurmutia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.