Sukses

Kaleidoskop 2021: Meneropong Prospek Bitcoin hingga The Fed Putuskan Tapering (Bagian II)

Berikut enam berita terpopuler di saham pada Juli-Desember 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam hitungan jam akan berganti tahun 2022. Pada 2021 menjadi tahun kedua yang masih dibayangi pandemi COVID-19.

Pandemi COVID-19 ini juga menjadi salah satu sentimen di bursa saham global dan domestik. Tak hanya pandemi COVID-19 yang menjadi perhatian investor. Pada Januari-Desember 2021, sejumlah berita seputar saham hingga investasi baik global dan domestik juga menyita perhatian.

Pada awal 2021, saham meme yaitu saham GameStop menjadi perhatian global. Hal ini mengingat kekuatan investor ritel mampu mendongkrak harga saham GameStop hingga menekan hedge fund. Memasuki semester II 2021, berita saham hingga investasi baik global dan domestik juga menyita perhatian pembaca di saham.

Awal semester II, pembaca tampak penasaran dengan prospek harga bitcoin ke depan. Hal ini mengingat aset kripto tengah digandrungi baik global dan domestik.

Di tengah kepopuleran aset kripto, rights issue bank Neo Commerce yang disebut bank digital juga bikin penasaran. Selain itu, modus investasi bodong kali ini memakai robot trading. Berikut enam berita terpopuler di saham pada Juli-Desember 2021 yang dirangkum dalam kaleidoskop, Jumat (31/12/2021). Berikut daftarnya:

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1.Meneropong Prospek Harga Bitcoin pada Akhir 2025

Bitcoin disebut mampu menjadi kekuatan dominan dalam keuangan global pada 2050. Hal ini meski harga bitcoin alami penurunan dalam beberapa minggu terakhir. Hal tersebut dibuktikan melalui survei yang dilakukan Finder.

Seperti dilansir dari Yahoo Finance, Minggu, 18 Juli 2021, 54 persen dari responden yang disurvei setuju dengan hal tersebut mengenai harga bitcoin. Sedangkan 44 persen lainnya mengatakan, hal tersebut tidak akan pernah terjadi.

Laporan "prediksi harga Bitcoin 2021", meneliti panel yang terdiri dari 42 ahli keuangan, teknologi, dan akademisi. Sekitar 15 persen responden melihat titik dominasi tersebut. Hal ini diberi label "hiperbitcoinisasi" dan penelitian di Inggris menyebut kemungkinan besar akan terjadi pada awal 2035.

Berita selengkapnya baca di sini

3 dari 7 halaman

2.Rights Issue, Bank Neo Commerce Bakal Terbitkan 5 Miliar Saham Baru

PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan melakukan penawaran umum terbatas (PUT) V dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Mengutip laporan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (7/8/2021), PT Bank Neo Commerce Tbk akan melakukan rights issue dengan menerbitkan saham sebanyak-sebanyaknya 5 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Setiap satu HMETD memberikan hak kepemegangnya untuk membeli satu saham baru yang ditawarkan bagi setiap pemegang saham yang memiliki saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 21 September 2021.

Berita selengkapnya baca di sini

4 dari 7 halaman

3.9 Perusahaan Bakal Catatkan Saham di BEI pada Pekan Kedua September 2021

Pasar Modal Indonesia akan kedatangan sejumlah emiten baru pada pekan kedua September 2021. Ada sekitar sembilan perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada 6 September 2021, ada dua perusahaan yang akan mencatatkan saham perdana di BEI yaitu PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) dan PT Indo Oil Perkasa Tbk (OILS). Kemudian pada Selasa, 7 September 2021, PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL) akan menjadi pendatang baru di BEI.

Selain itu, ada sejumlah perusahaan yang sedang menjalani masa penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) antara lain PT Cemindo Gemilang Tbk atau produsen semen merah putih, PT Global Sukses Solusi Tbk, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk, PT IdeA Indonesia Tbk, PT Kedoya Adyaraya Tbk, dan PT GTS Internasional Tbk.

Berita selengkapnya baca di sini

5 dari 7 halaman

4.Modus Baru Investasi Berkedok Robot Trading, SWI Ingatkan Tak Ada Keuntungan Fix

Saat ini dtemui modus baru penawaran paket investasi terutama forex berkedok penjualan robot trading melakui paket investasi dengan memakai sistem member get member.

Hal itu ditemukan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Sebelumnya Bappebti memblokir 249 domain situs web entitas di bidang perdagangan berjangka komoditi (PBK) yang tidak memiliki perizinan dari Bappebt pada Agustus 2021.

Bappebti menghimpun domain situs web entitas tak berizin pada Agustus secara umum terdiri atas duplikasi situs web dari pialang berjangka yang memiliki izin dari Bappebti, situs web introducing broker dari pialang berjangka luar negeri, dan penawaran paket investasi forex berkedok penjualan robot trading.

Berita selengkapnya baca di sini

6 dari 7 halaman

5.The Fed Putuskan Tapering Mulai Akhir November 2021

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mengumumkan akan segera mulai mengurangi laju pembelian obligasi bulanannya. Ini langkah pertama the Fed untuk kembali menarik sejumlah stimulus yang diberikan the Fed kepada pasar dan ekonomi.

Federal Open Market Committee (FOMC) menyebutkan penurunan pembelian obligasi  atau tapering off akan dimulai akhir bulan ini.

The Fed akan kurangi USD 15 miliar setiap bulan antara lain USD 10 miliar dalam treasury atau surat berharga dan USD 5 miliar mortgage-backed-securities atau sekuritas berbasis hipotek dari aksi pembelian the Fed sebesar USD 120 miliar per bulan.

Berita selengkapnya baca di sini

7 dari 7 halaman

6.BEI Sesuaikan Pra Pembukaan dan Penutupan Perdagangan, Begini Ketentuannya

Selain penutupan kode broker selama jam perdagangan, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menerapkan penyesuaian pre closing  (pra penutupan) dan pre opening (pra pembukaan) perdagangan bursa mulai 6 Desember 2021.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo menuturkan, penerapan itu bertujuan meningkatkan perlindungan investor saat investasi saham di pasar modal. Serta menjaga perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien.

Pengaturan baru pada opening dan pre closing ini antara lain mencakup yang pertama adalah untuk keterbukaan informasi kepada public. BEI akan menginformasikan yang disebut Indicative Equilibrium Price (IEP) dan juga Indicative Equilibrium Volume (IEV) pada saat sesi pre opening dan pre closing berlangsung.

Berita selengkapnya baca di sini

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.