Sukses

Alasan Lain Elon Musk Jual Saham Tesla

Elon Musk kembali menjual USD 930 juta saham, atau setara Rp 13,2 triliun) demi membayar pajak atas kepemilikan opsi sebanyak 2,1 juta saham.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Tesla Elon Musk menjual saham Tesla pada pekan lalu, menurut akuntan langkah ini tidak hanya terkait pajak saja tetapi upaya menurunkan saham jauh lebih banyak dari yang diproyeksikan banyak orang.

Tindakan yang dilakukan Elon Musk tidak mengejutkan sama sekali. Apalagi bagi para investor yang mengikuti laporan terkait potensi tagihan pajak Elon Musk sebesar USD 10-15 miliar atau Rp 142,4-213,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.246 per dolar AS). Pengenaan tersebut atas kepemilikan opsi saham pada 2012.

Batas waktu untuk tagihan pajak di California dan Internal Revenue Service dari opsi 23 juta saham Musk berakhir pada Agustus.

Elon Muskpun mulai menggunakan opsi saham senilai USD 2,5 miliar atau setara Rp 35,6 triliun pada Senin, 8 November 2021. Selanjutnya, dia menjual USD 1,1 miliar atau Rp 15,6 triliun dari opsi tersebut yang dialokasikan guna membayar pajak.

"Penjualan saham-saham itu semata-mata untuk memenuhi kewajiban potongan pajak pelapor (Elon Musk) terkait pelaksanaan opsi saham," tulis Securities and Exchange Commission dalam pengajuan, dilansir dari laman CNBC, Kamis (18/11/2021).

Pada Senin, 15 November 2021, Elon Musk kembali menjual USD 930 juta saham, atau setara Rp 13,2 triliun) demi membayar pajak atas kepemilikan opsi sebanyak 2,1 juta saham. Sehingga total opsi menjadi sekitar USD 4,6 miliar dan saham yang telah terjual  demi membayar kewajiban potongan pajak senilai USD 2 miliar.

Saham yang terjual minggu lalu memiliki alasan yang berbeda. Alih-alih menjual sebagai bagian dari opsi, Musk justru menjual saham yang sudah ada.

Akuntan menuturkan tidak praktis bagi pemilik perusahaan kendaraan mobil listrik ini memanfaatkan saham yang ada sebagai pembayaran pajak atas opsinya. Ini justru membawa tagihan pajak yang jauh lebih tinggi.

Opsi saham Musk dikenakan pajak sepeti pendapatan biasa karena dianggap sebagai kompensasi. Tingkat gabungan federal dan California bisa mencapai 54 persen.

Harga kesepakatan pada opsi sebesar USD 6,24 atau Rp 88.897,54 per saham. Tercatat, harga saham Tesla lebih dari USD 1.160 atau Rp 16,5 juta per saham pada Senin, 15 November 2021. Nominal pajak tertinggi yang harus Musk bayar sekitar USD 10 miliar sementara keuntungan yang ia peroleh lebih dari USD 20 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jual Saham Asli Bukan Pilihan Tepat

Umumnya para eksekutif menjual saham usai mengeksekusi opsi saham untuk membayar pajak. Hal ini acap kali dikenal sebagai latihan "tanpa uang tunai". Saham tersebut dijual secepat mungkin dan tidak ada pajak capital gain tambahan yang terutang atas transaksi tersebut.

Penjualan Musk sejak Selasa, 9 November 2021 merupakan transaksi saham langsung dengan sedikit atau tanpa dasar biaya. Dia akan berutang pajak keuntungan modal jangka panjang hingga USD 1,3 miliar. Yang mana hasil tersebut dipergunakan demi membayar dua jenis pajak yaitu pajak opsi dan pajak keuntungan modal.

"Tidak masuk akal dari perspektif pajak baginya (Musk) untuk menggunakan hasil itu untuk pajak opsi," ujar Akuntan Toby Johnston yang bekerja pada Moss Adam di Silicon Valley, perusahaan akuntansi, konsultasi keungan dan wealth management.

Musk menyadari penjualan saham opsi lebih efisien dibanding saham umum untuk melunasi pajak.

"Pengamat yang cermat akan mencatat tingkat penjualan saham terendah saya secara signifikan melebihi tingkat pelaksanaan opsi 10 miliar, sehingga lebih dekat dengan maksimalisasi pajak daripada minimalisasi," cuitnya di akun Twitter pada Minggu, 14 November 2021.

3 dari 4 halaman

Elon Musk Akan Pakai Opsi

Pakar pajak dan analis Tesla mengungkapkan Musk akan menggunakan opsi sebelum Agustus. Saat ini dia masih membiarkan opsi saham kedaluwarsa lalu meninggalkan miliaran dolar di atas meja kerjanya.

Bersamaan dengan  tambahan kepemilikan perusahaan bahkan setelah membayar pajak. Artinya Musk masih memiliki Itu miliaran saham untuk "bermain-main" dan miliaran lainnya dijual untuk pembayaran pajak.

Sebanyak USD 5,7 miliar dan saham non-opsi tambahan Musk jual dengan siste cash-out langsung. Meskipun dia memiliki utang pajak keuntungan modal pada federal atas penjualan, kemungkinan besar tidak perlu membayar pajak terhadap negara bagian (California) atas keuntungan tersebut.

Saat ini, Musk adalah penduduk pajak Texas. Aturan yang sama tidak berlaku untuk pajak opsinya, karena itu dianggap sebagai tunjangan karyawan dan diperoleh saat dia berada di California.

Akuntan mengungkapkan penjualan itu tidak mungkin ditujukan amal belaka. Mengingat Musk hanya menyumbangkan saham yang dihargai daripada menjual dan membayar pajak capital gain terlebih dahulu. Bisa saja dia menggunakan keuntungan penjualan itu untuk Space X, perusahaan antariksa pribadinya, atau untuk usaha swasta lainnya.

Anggapan lain yaitu Musk ingin memperoleh uang tunai setelah bertahun-tahun menjadi kaya namun miskin uang cash. Uang dari sahamnya ini digunakan untuk keperluan gaya hidupnya.

Pajak federal juga kemungkinan akan meningkat tahun depan, menciptakan insentif tambahan jika dia sudah mempertimbangkan penarikan tunai.

4 dari 4 halaman

Jajak Pendapat Bukan Alasan Utama

Apa pun alasannya, Musk kemungkinan akan menjual jauh lebih banyak dari USD 10 - 15 miliar yang dia perlukan untuk pajak. Jejak pendapat yang dilakukan pada Sabtu, 6 November 2021, berisi pertanyaan kepada pengikutnya tentang apakah dia harus menjual 10 persen sahamnya dan dia akan mematuhi hasilnya.

Dalam pemungutan suara, 58 persen dari mereka yang mengatakan untuk melakukan hal itu. Artinya Musk harus melepas lebih dari USD 20 miliar saham atau setara Rp 284,51 triliun.

"Untuk orang-orang di levelnya, pajak tidak selalu menjadi pendorong utama keputusan investasi. Rasanya masih ada bagian yang hilang dari teka-teki yang mungkin tidak kita ketahui,” ujar kata Johnston.

 

Reporter: Ayesha Puri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.