Sukses

Perusahaan Investasi Warren Buffett Catat Laba Bersih Setara Rp 147,50 Triliun

Perusahaan investasi Warren Buffett, Berkshire Hathaway mencatat kas jumbo hingga sentuh rekor, tetapi laba turun lebih dari 60 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Laba operasional Berkshire Hathaway meningkat dua digit berkat pertumbuhan yang berlanjut di bisnis kereta api, utilitas dan energi saat pandemi COVID-19. Kas perusahaan investasi milik Warren Buffett ini juga mencatat rekor tertinggi.

Berkshire Hathaway melaporkan laba operasional sebesar USD 6,47 miliar atau Rp 92,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.326 per dolar AS) pada kuartal III. Laba operasional naik 18 persen dari USD 5,48 miliar atau Rp 78,5 triliun) pada kuartal sama 2020. Pernyataan diperoleh dari laporan pendapatan perusahaan yang dirilis Sabtu, 6 November 2021.

Berkshire Hathaway mengungkapkan portofolio bisnisnya telah diuntungkan dari pembukaan kembali kegiatan ekonomi ke level pra-pandemi. Untuk laba di bidang kereta api, utilitas dan energi tumbul 11 persen Year on Year (YoY). Laba tersebut menjadi USD 3,03 miliar atau setara Rp 43,4 triliun pada kuartal III 2021.

"Sejak kuartal III tahun 2020 banyak bisnis kami (Berkshire Hathaway) mengalami penjualan dan pendapatan yang jauh lebih tinggi daripada kuartal II. Ini mencerminkan permintaan konsumen lebih baik. Saat ini, luasnya efek untuk jangka panjang belum dapat diproyeksikan secara wajar," tulis perusahaan dalam laporan dikutip dari CNBC, Senin (8/11/2021).

Pada akhir September, Berkshire Hathaway mengantongi kas sekitar USD 149,2 miliar atau setara Rp 2.137,4 triliun dari posisi kuartal II 2021 sebesar USD 144,1 miliar atau setara Rp 2.064,4 triliun.

Warren Buffett belum melakukan akuisisi yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Penyebabnya karena valuasi sangat tinggi dan lingkungan kesepakatan lebih kompetitif.

Rekor kas perusahaan bersamaan dengan pembelian kembali saham Berkshire Hathaway yang agresif. Perusahaan membeli kembali saham atau buyback sebanyak USD 7,6 miliar atau Rp 108,8 triliun pada kuartal III.

Selama sembilan bulan, total buyback menjadi USD 20,2 miliar atau setara Rp 289,3 triliun saham. Berkshire mencatat buyback saham USD 24,7 miliar setara Rp 353,8 triliun pada 2020.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja Laba

Sementara laba keseluruhan mengindikasikan fluktuasi investasi ekuitas Berkshire tergelincir. Pada kuartal III 2021, laba turun menjadi USD 10,3 miliar atau setara Rp147,5 triliun, Realisasi laba itu susut lebih dari 60 persen YoY.

Pengembalian dari investasi ekuitas Berkshire hanya mencapai USD 3,8 miliar atau Rp 54,4 triliun. Sedangkan tahun lalu, keuntungan sebesar USD 24,8 miliar atau setara Rp 355,2 triliun.

Warren Buffett menegaskan kepada investor seharusnya tidak terlalu menekan pada perubahan kuartalan dalam keuntungan atau kerugian lainnya.

"Baik jumlah keuntungan atau kerugian investasi pada kuartal tertentu umumnya tidak berpengaruh. Pemberian angka laba bersih per saham bisa sangat menyesatkan para investor yang tidak memiliki sedikit pengetahuan aturan akuntansi atau justru tidak mengerti sama sekali," ujar dia.

Saham seri B Berkshisre melesat lebih dari 24 persen pada 2021. Saham Berskshire di bawah  2 persen dari rekor tertinggi yang dicapai pada Mei 2021.

 

Reporter: Ayesha Puri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.