Sukses

Harga Gas Alam Melonjak, Pembangkit Listrik Pakai Batu Bara Meningkat di AS

US Energy Information Administration (EIA) menyampaikan pembangkit berbahan bakar batu bara AS akan melesat naik sebesar 22 persen pada 2021.

Liputan6.com, New York - Imbas perubahan iklim, perusahaan listrik Amerika Serikat (AS) meningkatkan konsumsi batu bara karena harga gas alam melonjak.

Pada Senin, 18 Oktober 2021, US Energy Information Administration (EIA) menyampaikan pembangkit berbahan bakar batu bara AS akan melesat naik sebesar 22 persen pada 2021. Ini merupakan peningkatan tahunan pertama di sektor pembangkit listrik tenaga batu bara sejak 2014, kata EIA.

Batu bara sudah lama menjadi sumber bahan bakar utama untuk jaringan listik AS, meskipun memiliki efek yang besar terhadap lingkungan.

Dalam beberapa tahun terakhir, utilitas membuang batu bara disebabkan kekhawatiran krisis iklim dan melimpahnya gas alam yang murah. pada 2019, konsumsi batu bara AS turun ke level terendah selama enam tahun berturut-turut sejak 1964. Hal ini dipengaruhi harga gas alam tergelincir ke posisi terendahnya.

Tren ini berbalik 180 derajat pada beberapa bulan terakhir. Harga gas alam melesat sehingga batu bara lebih kompetitif.

"Tahun ini pembangkit listrik tenaga batu bara meningkat karena harga gas alam yang jauh lebih tinggi. Sedangkan harga batu bara relatif stabil,” mengutip laporan EIA dari laman CNN, Selasa (19/10/2021).

EIA mengatakan, biaya pengiriman gas alam ke pembangkit listrik AS rata-rata USD 4,93 per juta atau Rp 69,4 miliar (asumsi kurs Rp 14.082 per dolar AS). Yang mana tahun ini unit termal Inggris harganya lebih dari dua kali lipat dari 2020.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ada Peningkatan Pembangkit Listrik

Kondisi ini terjadi setelah pembangkit listrik AS menghentikan hampir sepertiga dari kapasitas pembangkit mereka di pembangkit batu bara sejak 2010.

Menanggapi hal itu, EIA mengatakan peningkatan pembangkitan batu bara di Amerika Serikat kemungkinan besar tidak akan berlanjut. Laporan tersebut turut memperkirakan penurunan sebanyak 5 persen pada pembangkit listrik tenaga batu bara AS pada 2022.

Penyebabnya adalah penghentian unit berbahan bakar batu bara dan harga gas alam yang sedikit lebih rendah.

 

Reporter: Ayesha Puri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.