Sukses

Wall Street Cetak Rekor Tertinggi Berkat Saham Bank

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 448,23 poin atau 1,3 persen menjadi 34.870,16.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat sentuh rekor tertinggi pada perdagangan saham Jumat, 9 Juli 2021. Wall street kembali naik dari sesi sebelumnya yang tertekan karena kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Hal itu didukung dari saham bank yang memimpin penguatan di sektor keuangan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 448,23 poin atau 1,3 persen menjadi 34.870,16. Indeks S&P 500 naik 1,1 persen, dan sentuh rekor tertinggi ke posisi 4.369,55. Indeks saham Nasdaq naik 1 persen ke posisi 14.701,92.

Indeks S&P 500 menguat dalam enam minggu. Penguatan pada perdagangan Jumat pekan ini membawa indeks saham acuan utama menguat selama sepekan. Indeks Dow Jones naik 0,2 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq menanjak 0,4 persen.

Saham bank menguat menjelang akhir pekan ini. Saham Bank of America melompat 3,3 persen, dan memimpin penguatan di sektor keuangan. Saham Royal Carribean naik 3,6 persen dan saham Wynn Resorts menanjak dua persen. Saham American Airlines dan United Airlines masing-masing menguat lebih dari dua persen.

Indeks saham kapitalisasi kecil Russell 2000 reli lebih dari dua persen. Saham General Motors mendaki 4,8 persen setelah Wedbush mengatakan rekomendasi beli saham.

Saham teknologi besar menguat terbatas pada Jumat pekan ini karena Presiden AS Joe Biden teken perintah eksekutif baru yang ditujukan untuk praktik kompetitif oleh raksasa di sektor ini. Saham Amazon melemah 0,3 persen setelah mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa pada Kamis pekan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Indeks Obligasi AS Menguat

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik tujuh poin menjadi 1,36 persen, meredakan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi. Imbal hasil yang turun telah membingungkan investor akhir-akhir ini dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun melemah 1,25 persen ke posisi terendah pada Kamis pekan ini.

Wall street tertekan pada Kamis pekan ini dengan indeks Dow Jones turun hampir 260 poin karena kekhawatiran varian delta COVID-19 yang sangat menular juga memicu kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi global.

Di sisi lain, Olimpiade mengumumkan larangan penonton di pertandingan musim panas Tokyo ketika Jepang mengumumkan keadaan darurat untuk mencegah penyebaran COVID-19.

"Kasus utama adalah Juli yang berombak dengan indeks S&P 500 jatuh ke level terendah 4.100,” ujar Fundstrat Head of Research, Tom Lee dilansir dari CNBC, Sabtu (10/7/2021).

3 dari 3 halaman

Koreksi Bursa Saham Jadi Peluang Beli

Ia menuturkan, perdagangan saham yang tertekan pada Kamis kemarin menandai puncak ketakutan pertumbuhan. Tom menilai jika benar, saham mungkin bergeser ke arah risiko lebih luas.

Selanjutnya laporan klaim pengangguran terbaru yang dirilis pada Kamis pekan ini mengindikasikan potensi perlambatan di sektor tenaga kerja.

"Pasar berada pada pertengahan siklus yang solid dan dengan itu biasanya terjadi koreksi tingkat indeks 10-15 persen. Kami berharap koreksi seperti itu akan menciptakan peluang beli mengingat latar belakang pertumbuhan yang masih kuat,” kuat Chief US Equity Strategist Morgan Stanley, Mike Wilson.

Wilson mengatakan, sektor saham keuangan, perawatan kesehatan dan bahan baku menjadi pilihan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.