Sukses

Top 3: Memilih Saham Emiten BUMN saat Pandemi COVID-19

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Rabu, 7 Juli 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Investor dinilai perlu mencermati sejumlah hal untuk investasi di saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal itu terutama di tengah kondisi pandemi COVID-19.

"Meskipun itu BUMN, tentu saja bisnis model sangat menentukan apalagi di masa pandemi ini. Bila kita lihat BUMN yang terkait dengan konstruksi dan transportasi saat ini secara fundamental dan bisnis sangat tertekan sekali. Artinya memang murah tapi usahanya beberapa mengalami kerugian," ujar Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana kepada Liputan6.com, Selasa, 6 Juli 2021.

Meski demikian, Wawan menegaskan, investor juga perlu berhati-hati saat hendak masuk ke saham-saham emiten BUMN yang saat ini telah memiliki harga jual cukup tinggi.

Artikel memilih saham emiten BUMN saat pandemi COVID-19 telah menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Rabu, (7/7/2021):

1.Memilih Saham Emiten BUMN saat Pandemi COVID-19

Investor dinilai perlu mencermati sejumlah hal untuk investasi di saham emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal itu terutama di tengah kondisi pandemi COVID-19.

"Meskipun itu BUMN, tentu saja bisnis model sangat menentukan apalagi di masa pandemi ini. Bila kita lihat BUMN yang terkait dengan konstruksi dan transportasi saat ini secara fundamental dan bisnis sangat tertekan sekali. Artinya memang murah tapi usahanya beberapa mengalami kerugian," ujar Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana kepada Liputan6.com, Selasa, 6 Juli 2021.

Meski demikian, Wawan menegaskan, investor juga perlu berhati-hati saat hendak masuk ke saham-saham emiten BUMN yang saat ini telah memiliki harga jual cukup tinggi.

Berita selengkapnya baca di sini

2.Anak Usaha Delta Dunia Makmur Raih Pinjaman Rp 5,06 Triliun dari Bank Mandiri

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui anak usaha utama perseroan, PT Bukit Makmur Utama (BUMA) telah teken fasilitas pinjaman dengan Bank Mandiri. Total jumlah fasilitas pinjaman USD 350 juta atau sekitar Rp 5,06 triliun (asumsi kurs Rp 14.481 per dolar AS).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa 6 Juli 2021, pinjaman itu mendapatkan tingkat suku bunga LIBOR +3 persen. Pinjaman itu berjangka waktu 4,75 tahun.

"Fasilitas Mandiri akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan organik dan anorganik BUMA,” demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI.

Berita selengkapnya baca di sini

3.Penggalangan Dana di Pasar Modal Tembus Rp 7,14 Triliun hingga 2 Juli 2021

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total penggalangan dana atau fundraising di pasar modal mencapai Rp 7,14 triliun per 2 Juli 2021.

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi memaparkan, penggalangan dana melalui pasar modal terus berkembang dari tahun ke tahun berkat regulasi yang lebih baik, peningkatan akses bagi pelaku bisnis dan investor. Serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap industri pasar modal. Hal ini layak dilirik pelaku usaha, utamanya dalam situasi krisis akibat pandemi seperti saat ini.

"Emiten kita harus melihat potensi penggalangan dana di tengah dampak langsung dari pandemi covid-19 terhadap sustainability maupun rencana pengembangan usaha masing-masing," kata Hasan dalam Mid Year Economic Outlook Day #1, Selasa, 6 Juli 2021.

Berita selengkapnya baca di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.