Sukses

Awal Pekan, Bursa Saham Asia Beragam

Bursa saham Asia cenderung beragam pada awal sesi perdagangan, Senin, 28 Juni 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Senin pagi (28/6/2021). Sementara itu, data ekonomi China menunjukkan keuntungan industri melambat pada Mei 2021.

Di Jepang, indeks saham Nikkei 225 melemah 0,15 persen pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks Topix naik 0,16 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,12 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Senin (28/6/2021).

Indeks Australia sedikit berubah dengan kecenderungan mendatar. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah.

Data ekonomi China menunjukkan keuntungan perusahaan industri China naik 36,4 persen pada Mei 2021. Data tersebut menunjukkan perlambatan dari pertumbuhan 57 persen year on year (YoY) pada April 2021.

Indeks dolar AS berada di kisaran 91,78 setelah sentuh posisi 92,1. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 110,83 per dolar AS. Harga minyak menguat pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak berjangka Brent naik 0,24 persen menjadi USD 76,36 per barel. Harga minyak berjangka AS menguat 0,22 persen menjadi USD 74,21 per barel.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan Wall Street pada 25 Juni 2021

Sebelumnya, Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Jumat, 25 Juni 2021. Indeks S&P 500 cetak rekor seiring investor menilai inflasi tinggi hanya sementara menyusul pemulihan ekonomi yang berlanjut akibat pandemi COVID-19.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,3 persen ke posisi tertinggi 4.280,70. Sektor saham keuangan mencatat performa terbaik dengan naik 1,3 persen.

Indeks Dow Jones melambung 237,02 poin atau 0,7 persen ke posisi 34.433,84. Indeks Nasdaq melemah 0,1 persen ke posisi 14.360,39 menyusul kenaikan imbal hasil obligasi AS. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik empat poin menjadi 1,52 persen.

Indeks S&P 500 menguat 2,7 persen selama sepekan, dan catat kenaikan terbesar mingguan sejak awal Februari. Indeks Dow Jones mendaki 3,4 persen pada pekan ini, sedangkan indeks Nasdaq naik 2,4 persen.

Pada pekan lalu, indeks saham acuan tersungkur lantaran kekhawatiran the Federal Reserve terhadap kebijakan moneter yang lebih ketat. Pekan lalu, indeks Dow Jones turun 3,5 persen S&P 500 susut 1,9 persen karena the Fed menaikkan timeline untuk kenaikan suku bunga.

Wall street reli setelah indikator inflasi utama yang digunakan the Federal Reserve menetapkan kebijakan naik 3,4 persen pada Mei 2021, dan termasuk peningkatan tercepat sejak awal 1990-an, demikian dari laporan Departemen Perdagangan AS.

Angka tersebut sesuai dengan harapan dari para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones. Indeks inti naik 0,5 persen pada Juni, yang sebenarnya di bawah perkiraan 0,6 persen.

Kenaikan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti mencerminkan laju ekspansi ekonomi yang cepat dan tekanan harga yang dihasilkan. Selain itu, memperkuat seberapa jauh negara telah melangkah sejak penutupan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 pada 2020.

"Ini memberikan dukungan pada argument the Fed bahwa inflasi bersifat sementara dan akan membantu menghilangkan ketakutan bahwa kita menyaksikan inflasi yang tidak terkendali. Ini harus terus memberikan dukungan untuk aset berisiko seperti ekuitas,” ujar Analis Senior Commonwealth Financial Network, Anu Gaggar, dilansir dari CNBC, Sabtu, 26 Juni 2021.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • Bursa Saham Asia