Sukses

Investor Asing Borong Saham ANTM dan INCO Jelang Akhir Pekan, Ada Apa?

Investor asing memburu saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menjelang akhir pekan.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang akhir pekan pada Jumat, 7 Mei 2021,, investor asing memburu saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Aksi beli investor asing di dua saham tersebut terjadi di tengah kabar konsorsium BUMN PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) teken perjanjian dengan konsorsium baterai LG dari Korea Selatan.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (8/5/2021), investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 146,56 miliar pada Jumat, 7 Mei 2021. Investor asing telah melakukan aksi beli bersih sepanjang tahun berjalan Rp 9,34 triliun.

Pada Jumat, 7 Mei 2021, investor asing membeli saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar Rp 72,3 miliar di pasar reguler. Saham ANTM stagnan di posisi Rp 2.620 per saham dengan total frekuensi perdagangan saham 17.252 kali dengan nilai transaksi Rp 350 miliar. Demikian mengutip data RTI.

Selama sepekan pada 3-7 Mei 2021, saham ANTM sudah naik 5,22 persen ke posisi Rp 2.620. Total frekuensi perdagangan saham 119.246 kali dengan nilai transaksi Rp 2,4 triliun. Investor asing membeli saham ANTM sebanyak Rp 83,6 miliar di pasar regular pada pekan ini.

Sementara itu, investor asing beli saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar Rp 59,5 miliar. Saham INCO naik 2,82 persen ke posisi Rp 5.100 per saham. Total frekuensi perdagangan 8,854 kali dengan total nilai transaksi Rp 185,5 miliar.

Pada periode 3-7 Mei 2021, saham INCO melonjak 10,63 persen ke posisi Rp 5.100 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 41.800 kali dengan nilai transaksi Rp 832,2 miliar. Selama sepekan, aksi beli investor asing untuk saham INCO mencapai Rp 73,7 miliar.

Sebelumnya, aksi beli bersih investor asing di saham INCO dan ANTM ini menyusul kabar konsorsium IBC teken Head of Agreement (HoA) dengan konsorsium baterai LG dari Korea Selatan.

Kerja sama ini untuk membangun industri baterai listrik terintegrasi di Indonesia. Penandatanganan yang dilakukan pada Kamis, 6 Mei 2021 disaksikan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho, jajaran direksi BUMN, serta pimpinan Konsorsium LG yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LG International, POSCO dan Huayou Holding.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

RI Segera Realisasi Proyek Baterai Listrik

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan, momentum penandatanganan ini jadi momentum bersejarah bagi ketiga negara, yakni Indonesia, Korea Selatan dan China.

Penandatanganan HoA juga jadi bukti bahwa pemerintah serta BUMN serius untuk segera merealisasikan proyek baterai listrik ini dengan cepat.

"Kami akan terus mendorong, mengawal, dan akan membantu sepenuhnya, selama kerangkanya ada dalam aturan yang ada di Indonesia dan bisnis yang saling menguntungkan. Sekarang setelah HoA ditandatangani, kita bikin FS (Feasibility Study) supaya bisa langsung kerja. Sekarang waktunya kita bekerja. Kita punya komitmen untuk cepat realisasi investasi," kata Bahlil dikutip dari Antara, Jumat (7/5/2021).

Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan hubungan antarpemimpin ketiga negara sangat baik. Proyek itu pun sangat penting bagi seluruh pihak.

"Proyek baterai listrik ini harus berjalan tepat waktu, bila mungkin malah dipercepat. Indonesia sangat serius, terbukti dari beberapa daerah, banyak gubernurnya di Indonesia membuat keputusan bahwa mobil listrik, terutama seperti bis dan kendaraan umum harus dipakai tahun ini. Bahkan Indonesia akan membangun ibukota baru di Kalimantan yang semuanya juga menggunakan mobil listrik," kata Erick.

PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC), selaku mitra kerja konsorsium Korea dalam pengembangan proyek baterai terintegrasi di Indonesia, akan mengidentifikasi target dalam waktu dekat setelah kerja sama ini diresmikan.

PT Industri Baterai Indonesia, yang dibentuk oleh empat BUMN yaitu Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam), memiliki mandat khusus untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (electric vehicle/EV battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

3 dari 3 halaman

Sinyal Positif

Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho menyampaikan apresiasinya atas keseriusan pemerintah dalam mendorong keberhasilan proyek industri baterai. Pihaknya akan langsung berkonsolidasi dengan Konsorsium Korea untuk menentukan target-target penyelesaian proyek.

"Kami sangat mengapresiasi keseriusan pemerintah, khususnya Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian BUMN yang terus mendorong terlaksananya realisasi proyek strategis ini. Hari ini, masih awal dari perjalanan IBC dalam mewujudkan ekosistem electric vehicle di Indonesia. Kami ingin Indonesia menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik. Untuk itu, kami perlu dukungan dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat," ujar Toto Nugroho.

Penandatanganan HoA menjadi sinyal positif bahwa produsen baterai asal Korea Selatan, LG Group, akan segera merealisasikan proyek industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. LG Group bersama dengan POSCO, resmi bekerja sama dengan BUMN untuk membangun proyek tersebut.

"Dengan bangga kami menyampaikan bahwa penandatanganan HoA hari ini merupakan bentuk kerja sama yang lebih serius antara kami dengan pihak BUMN Indonesia. Ini akan jadi sejarah, baik bagi BUMN dan LG Consortium," kata Samuel Chung, Direktur Pengembangan Bisnis LG Energy Solution.

HoA atau perjanjian pra-kontrak merupakan komitmen para pihak yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan tidak dimaksudkan untuk mengikat. HoA yang lazim digunakan dalam proses pendirian bisnis, baik nasional maupun internasional, selama tahap negosiasi berlangsung.

Penandatanganan HoA merupakan hasil tindak lanjut pertemuan Presiden Moon Jae In dengan Presiden Joko Widodo di Busan, Korea Selatan pada tanggal 25 November 2019 serta Memorandum of Understanding (MoU) BKPM-LG Group yang ditandatangani oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM dan CEO LG Energy Solution tanggal 18 Desember 2020 di Seoul, Korea Selatan.

Kerja sama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik ini terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri precursor dan katoda. Ada pun nilai rencana investasinya mencapai 9,8 miliar dolar AS. HoA adalah titik awal kerja sama yang akan diikuti dengan joint study, perjanjian pemegang saham, dan perjanjian pendirian perusahaan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.