Sukses

Rupiah Nyaris Tembus 14.000 per Dolar AS, IHSG Meroket

IHSG ditutup menguat cukup dalam 92,75 poin atau 1,60 persen ke level 5.885,09.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin menanjak pada penutupan perdagangan hari ini (7/5/2018). IHSG mampu mendaki saat kurs dolar AS diperdagangkan nyaris Rp 14.000.

IHSG ditutup menguat cukup dalam 92,75 poin atau 1,60 persen ke level 5.885,09. Sementara indeks LQ45 lompat 2,27 persen ke level 941,039.

Gerak IHSG ke zona hijau ditopang penguatan 216 saham. Sedangkan 168 saham tercatat melemah dan 103 saham tidak beranjak alias stagnan.

Total frekuensi perdagangan saham hari ini mencapai 401.052 kali dengan volume 9,4 miliar saham dan senilai Rp 6,5 triliun. Investor asing melakukan penjualan di seluruh pasar senilai Rp 625,40 miliar. Sementara, dolar AS diperdagangkan pada posisi Rp 13.993.

Hampir seluruh sektor saham mengalami kenaikan. Sektor saham aneka industri tercatat melemah sendirian sebesar 1,49 persen.

Penguatan tertinggi dialami sektor saham consumer goods yang menguat 5,09 persen, diikuti sektor saham manufaktur naik 2,90 persen, dan sektor pertambangan melaju 1,37 persen.

Saham-saham yang mendulang untung, antara lain saham POLY dengan kenaikan signifikan sebesar 34,53 persen. Disusul saham TALF dan CITA yang masing-masing terdongkrak 25 persen.

Sementara, saham-saham yang masih menahan laju IHSG dengan pelemahan tertinggi, antara lain saham NICK amblas 20,61 persen, saham MIDI terperosok 18 persen, dan saham BUVA anjlok 16,53 persen.

Melongok bursa saham Asia, pergerakannya justru bervariasi. Indeks saham Shanghai China mendaki 1,48 persen, indeks saham Taiwan naik 0,72 persen, dan indeks saham Hang Seng Hong Kong menguat 0,23 persen.

Sedangkan indeks saham yang terkoreksi, antara lain indeks saham Nikkei Jepang melemah 0,03 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,06 persen, dan indeks saham Strait Times Singapura menukik 0,35 persen.

Dalam laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia menyatakan, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,06 persen pada kuartal I 2018, ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh 5,1 persen pada 2018. Diprediksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen pada 2018. Pertumbuhan ekonomi akan didorong dari sektor konsumsi. Ini dipacu pemilihan kepala daerah dan tambahan bonus pada Juni 2018.

VP Sales and Marketing PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian menuturkan, rilis data ekonomi kuartal I 2018 belum dapat jadi sentimen kuat menopang IHSG. Ini lebih didorong euforia bursa saham Amerika Serikat pada Jumat pekan lalu.

"Saya pikir lihat angkanya belum bisa. Namun valuasi yang sudah cukup rendah jadi alasan kenaikan (IHSG-red) hari ini," kata Angganata.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagangan Siang

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini. Penguatan IHSG tersebut terjadi di tengah rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,06 persen pada kuartal I 2018.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (7/5/2018), IHSG naik 49,06 poin atau 0,85 persen ke posisi 5.841,40. Indeks sahamLQ45 menguat 1,21 persen ke posisi 931,29. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Sebanyak 196 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 155 saham melemah dan 102 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat sentuh level tertinggi 5.863,15 dan terendah 5.808,18.

Total frekuensi perdagangan saham sebanyak 246.304 kali dengan volume perdagangan 5,4 miliar saham. Nilai transaksi harian sahamRp 3,5 triliun. Investor asing jual saham Rp 220,84 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.971.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham aneka industri turun 1,2 persen dan sektor saham perdagangan merosot 0,40 persen.Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham POLY naik 25,90 persen ke posisi Rp 175 per saham, saham TRIL menanjak 17,91 persenke posisi Rp 79 per saham, dan saham TRAM menguat 9,03 persen ke posisi Rp 314 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham NICK melemah 18,32 persen ke posisi Rp 214 per saham, saham ESTI tergelincir 8,33 persenke posisi Rp 99, dan saham APLN merosot 2,91 persen.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,38 persen, indeks saham Thailand menguat 0,34 persen, indeks saham Taiwan menanjak 0,87 persen. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,17 persen dan indeks saham Singapura tergelincir 0,16 persen.

VP Sales and Marketing PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian menuturkan, penguatan IHSG sejak awal sesi lebih didorong euforia kenaikan bursa saham Amerika Serikat atau wall street pada Jumat pekan lalu.

"Kenaikan indeks saham Dow Jones sendiri karena earning yang cukup baik dan tone dari the Federal Reserve yang terlihat tidak akan buru-buru menaikkan suku bunga," ujar Angganata saat dihubungi Liputan6.com.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tercatat 5,06 persen pada kuartal I 2018, Angganata menilai masih di bawah harapan pasar. "Namun ekonomi masih tumbuh di atas lima persen," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini