Sukses

Dari Kolesterol Tinggi hingga Batuk, Dinkes Jabar Minta Masyarakat Wapadai Penyakit Pasca-lebaran Ini

Penyakit itu biasanya muncul karena pola makan yang berlebih tujuh hari pertama setelah berhenti berpuasa.

Liputan6.com, Bandung - Dinas Kesehatan Jawa Barat (Jabar) meminta masyarakat mewaspadai terserang penyakit pasca-Hari Raya Idul Fitri 1445 H atau Lebaran 2024.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Vini Adiani Dewi, kesalahan sepele saja bisa berakibat fatal terhadap kondisi tubuh, terlebih bagi masyarakat yang telah memiliki penyakit bawaan.

"Penyakit khas pasca lebaran yang perlu diwaspadai yakni kolesterol tinggi, mag dan gerd, diare, serta flu dan batuk," ujar Vini ditulis Bandung, Minggu, 14 April 2024.

Vini menerangkan seluruh penyakit itu biasanya muncul karena pola makan yang berlebih tujuh hari pertama setelah berhenti berpuasa.

Kondisi perut dan sistem pencernaan yang sudah terlatih kosong selama sebulan, tetiba diisi makanan dengan porsi banyak dan berat, bisa menyebabkan diare.

"Makanan berlemak dan bersantan seperti opor ayam atau ase cabe, maupun rendang, jika dikonsumsi berlebih bisa menyebabkan kolesterol tinggi, maag, dan gerd," kata Vini.

Sedangkan flu dan batuk, biasanya muncul karena badan yang sudah terlalu lelah akibat aktivitas silaturahim dan mudik, tidak bisa menoleransi kondisi cuaca ekstrem.

"Flu dan batuk hingga diare dan mag, itu yang sering muncul karena makan sembarang dan perubahan cuaca di lokasi mudik. Apalagi yang mudik di wilayah pantura," terang Vini.

Vini juga mengingatkan kepada penderita diabetes agar membatasi makan ketupat yang cenderung karbohidrat padat, serta makan kue dan minum minuman manis.

"Apalagi yang punya diabetes, makan karbo dan yang manis-manisnya agar dikendalikan," ucap Vini.

Selain diabetes, hipertensi atau darah tinggi pun perlu diwaspadai karena jika makanan tidak dikendalikan dan menyebabkan tensi darah naik, bisa berujung stroke.

Penyakit lain pascalebaran yang perlu diwaspadai, kata Vini, asam urat yang disebabkan terlalu banyak mengonsumsi daging merah, kacang-kacangan, dan jeroan.

"Terakhir, penyakit laten di Jabar yakni demam berdarah dengue (DBD) yang biasanya didapat di kampung halaman atau ketika sedang bertamu ke rumah saudara dan kerabat," sebut Vini.

Vini menyarankan warga, terutama yang sudah memiliki riwayat penyakit-penyakit tersebut, untuk membatasi makanan yang memang disarankan dokter untuk dihindari.

Upayakan konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, makan sayuran dan buah kaya serat untuk kesehatan pencernaan, serta perbanyak minum air putih agar tetap terhidrasi.

"Penting juga untuk tetap aktif dan berolahraga guna menjaga keseimbangan tubuh dan mengurangi risiko penyakit pasca lebaran," ungkap Vini.

Menurut Vini, kesehatan warga penting dijaga karena setelah Lebaran jangan sampai tidak bisa produktif masuk kerja atau berbisnis gegara sakit akibat makan berlebih.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyakit Mengintai Anak Usai Lebaran

Dicuplik dari kanal Regional, Liputan6, Ada banyak hal yang membuat anak berisiko mengalami masalah kesehatan saat Lebaran. Di antaranya jarang mencuci tangan setelah bermain dan terlalu banyak mengonsumsi makanan bersantan atau manis yang memang umum disajikan saat Lebaran.

Menurut keterangan dr Merry Dame Cristy Pane dicuplik dari laman Alo Dokter, Jumat, 12 April 2024, anak-anak terutama bayi, memiliki daya tahan tubuh yang belum berkembang sempurna, sehingga membuatnya lebih rentan sakit.

"Pasalnya, ada sejumlah penyakit yang cukup umum dialami anak saat Lebaran," terang Merry.

Berikut ini adalah 4 penyakit yang cukup sering dialami anak saat Lebaran tiba:

1. Diare

Mengonsumsi makanan bersantan dan pedas secara berlebihan, seperti opor, gulai, dan rendang, bisa menyebabkan diare pada sebagian anak.

Tak hanya makanan, beberapa minuman yang umum disajikan saat Lebaran, seperti minuman bersoda dan sirup, juga dapat membuat anak berisiko mengalami diare.

Selain itu, bila makanan atau minuman yang dikonsumsi anak tidak terjaga kebersihannya, hal ini akan meningkatkan risikonya terkena infeksi bakteri E. Coli. Pada kasus tertentu, infeksi bakteri E. Coli dapat menimbulkan diare yang parah.

Oleh karena itu, orang tua perlu lebih berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman yang akan disajikan ke anak, agar ia terhindar dari penyakit ini. Pastikan juga ia rutin mencuci tangan setiap selesai bermain dan sebelum makan.

2. Sembelit

Saat Lebaran, pola makan anak seringkali tidak terkontrol. Ia juga mungkin jadi jarang minum air putih bahkan suka menahan BAB karena keasyikan bermain dengan sanak saudaranya. Padahal, hal-hal ini bisa meningkatkan risikonya mengalami susah BAB atau sembelit.

Oleh karena itu, ornag tua perlu selalu mengingatkan Si Kecil untuk minum air putih dengan cukup, jangan menahan BAB, dan perbanyak makan sayur atau buah yang mengandung tinggi serat.

Dengan begitu, anak bisa terhindar dari risiko sembelit dan ia tetap nyaman menikmati momen Lebaran bersama keluarga besar.

3. Sakit gigi

Makanan dan minuman manis, seperti kue kering, sirop, atau permen, kerap diserbu oleh anak-anak saat Lebaran.

Jika dikonsumsi terlalu berlebihan, apalagi jika anak tidak disiplin menyikat gigi, maka risiko terjadinya sakit gigi akan meningkat.

adi, ingatkan dan dampingi anak untuk selalu menyikat giginya secara rutin, 2 kali sehari. Jika memungkinkan, batasi juga konsumsi makanan dan minuman manis.

4. Flu, batuk, dan sakit tenggorokan

Lebaran memang sangat erat dengan tradisi kumpul bersama keluarga yang diiringi dengan salam–salaman.

Namun, perlu orang tua ketahui, saat anak berkumpul dan bersalaman dengan banyak orang, maka ini juga dapat meningkatkan risikonya tertular bakteri atau virus penyebab flu, batuk, atau sakit tenggorokan.

Hal ini karena orang tua tentunya tidak bisa memastikan kesehatan setiap anggota keluarga yang bertamu.

Belum lagi jika sistem kekebalan tubuh anak memang sedang lemah atau protokol kesehatan tidak dijalankan dengan baik.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua mengajarkan anak untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, termasuk rutin mencuci tangan dan menggunakan masker.

Jika ada anggota keluarga yang sedang sakit, tidak ada salahnya juga untuk membatasi jumlah orang yang hadir.

Seandainya saat Lebaran anak tampak kurang enak badan, lesu, batuk, atau demam, sebaiknya batasi dulu aktivitas di luar rumah atau bertemu banyak orang dan lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Itulah penjelasan secara medis soal penyakit yang mengintai anak saat dan usai Lebaran. Penting untuk dicankan oleh seluruh kelompok usia agar tidak berlebihan saat menyantap makanan khas Lebaran, selain dilarang oleh agama tentunya dapat mengganggu kesehatan pula.

Tetap semangat dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) karena didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.