Sukses

Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Gangguan Kepribadian Antisosial

Gangguan kepribadian antisosial adalah kondisi serius yang memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Liputan6.com, Jakarta - Gangguan kepribadian antisosial adalah kelainan pada kondisi mental yang juga sering disebut dengan sosiopati (sociopathy). Dalam bahasa Inggris, istilah ini dikenal sebagai antisocial personality disorder (ASPD).

Dikutip dari siloamhospitals, seseorang yang mengalami gangguan kepribadian antisosial tidak bisa mengerti dan juga tidak peduli mengenai cara bersosialisasi atau bersikap dengan orang lain di lingkungan sekitarnya.

Perilaku mereka pun sering dinilai tidak sopan, manipulatif, bahkan sembrono. Orang dengan gangguan ini sering kali tidak memperhatikan perasaan atau kebutuhan orang lain, dan cenderung mengabaikan atau meremehkan konsekuensi dari tindakan mereka.

Pengidap gangguan kepribadian antisosial adalah seseorang yang juga suka mencari masalah (troublemaker) dengan sengaja dan membuat orang lain marah atau murka.

Tidak hanya itu, seseorang dengan ASPD juga memiliki kecenderungan untuk memanipulasi atau bersikap kasar terhadap orang lain.

Meskipun telah bertindak kasar terhadap orang lain, pengidap ASPD tetap acuh dan tidak merasakan penyesalan. Dalam kehidupannya, mereka umumnya akan kesulitan memenuhi kewajibannya terhadap keluarga, sekolah, dan pekerjaan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyebab Gangguan Kepribadian Antisosial

Karakteristik ASPD umumnya dapat terlihat pada seseorang berusia di bawah 18 tahun, pada akhir masa kanak-kanak atau awal masa remaja.

Biasanya, kondisi ini didiagnosis sebagai gangguan perilaku pada anak (conduct disorder) yang bisa ditandai dengan kecenderungan untuk berbohong, mencuri, mengabaikan peraturan, atau melakukan bullying.

Sama halnya dengan gangguan kepribadian lainnya, ASPD tidak memiliki satu penyebab atau faktor yang pasti. Adapun beberapa faktor yang bisa memicu gangguan kepribadian antisosial adalah:

1. Faktor Biologi

Level serotonin yang tidak normal. Serotonin merupakan zat kimia di dalam otak yang berfungsi untuk mengatur suasana hati dan rasa bahagia.

2. Faktor Genetika

Beberapa faktor genetika mungkin bisa memengaruhi atau meningkatkan risiko terjadinya ASPD pada seseorang. Namun, hingga saat ini belum ada satu faktor genetik yang terbukti mengakibatkan kondisi tersebut.

3. Gaya Hidup

Masalah penyalahgunaan obat-obatan dan minuman keras sering kali terjadi pada pengidap ASPD.

4. Lingkungan

Pengalaman traumatik atau kekerasan di masa kecil bisa meningkatkan risiko kelainan kepribadian antisosial saat beranjak dewasa, misalnya pada anak yang ditelantarkan sejak kecil.

5. Jenis Kelamin

Anak laki-laki berisiko lebih tinggi mengidap ASPD daripada anak perempuan.

6. Riwayat Keluarga

Adanya anggota keluarga dengan gangguan kepribadian antisosial atau gangguan kesehatan mental lainnya.

 

3 dari 3 halaman

Tanda-Tanda Kepribadian Antisosial

Tanda-tanda gangguan kepribadian antisosial dapat bervariasi, tetapi beberapa pola perilaku umum sering muncul.

1. Ketidakpatuhan terhadap Hukum dan Norma Sosial

Orang dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung tidak mengindahkan hukum atau norma sosial. Mereka mungkin sering terlibat dalam perilaku kriminal seperti pencurian, pemalsuan, penipuan, atau kekerasan fisik.

Mereka juga mungkin menunjukkan sikap yang meremehkan terhadap norma-norma sosial seperti mengabaikan aturan-aturan lalu lintas atau menghindari tanggung jawab sosial.

2. Kurangnya Rasa Bersalah atau Penyesalan

Individu dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali kurang memiliki rasa bersalah atau penyesalan terhadap tindakan mereka yang melanggar hak orang lain.

Mereka mungkin tidak merasa menyesal atas tindakan kejam atau tidak bertanggung jawab yang mereka lakukan, bahkan jika tindakan tersebut menyebabkan penderitaan pada orang lain.

3. Kecenderungan untuk Memanipulasi dan Memanfaatkan Orang Lain

Orang dengan gangguan kepribadian antisosial sering memiliki kemampuan manipulasi yang tinggi. Mereka dapat memanfaatkan orang lain untuk keuntungan pribadi mereka tanpa memperhitungkan konsekuensinya.

Mereka mungkin memanipulasi orang lain untuk mendapatkan uang, kekuasaan, atau perhatian, tanpa memperhatikan dampak emosional atau finansial yang mereka timbulkan.

4. Kurangnya Empati

Kekurangan empati adalah ciri khas dari gangguan kepribadian antisosial. Individu dengan gangguan ini sering kesulitan untuk memahami atau mengidentifikasi perasaan orang lain.

Pengidap anti sosial mungkin tidak peduli dengan penderitaan atau kesulitan orang lain, dan cenderung menunjukkan sikap yang dingin atau tidak peduli.

5. Pola Hubungan yang Terganggu

Orang dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung memiliki pola hubungan yang tidak stabil dan terganggu. Mereka mungkin sulit untuk mempertahankan hubungan yang intim atau berkomitmen pada orang lain.

Mereka seringkali bersikap manipulatif atau egosentris dalam hubungan mereka, dan mungkin merasa bosan atau tidak puas dengan hubungan jangka panjang.

6. Kecenderungan untuk Bersikap Impulsif

Individu dengan gangguan kepribadian antisosial cenderung bersikap impulsif dan tidak memperhitungkan konsekuensi dari tindakan mereka.

Seringkali mereka membuat keputusan yang ceroboh atau berbahaya tanpa memikirkan risikonya, seperti mengemudi mabuk atau terlibat dalam hubungan seksual yang tidak aman.

7. Sejarah Gangguan Perilaku Sejak Masa Kanak-kanak

Banyak orang dengan gangguan kepribadian antisosial memiliki riwayat perilaku gangguan sejak masa kanak-kanak, seperti keinginan untuk membakar atau menyakiti hewan, atau perilaku merusak barang. Gangguan ini seringkali terus berlanjut ke dalam masa remaja dan dewasa.

Gangguan kepribadian antisosial adalah kondisi serius yang memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Penting untuk menyadari bahwa gangguan kepribadian antisosial dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani hubungan yang sehat dan berfungsi dalam masyarakat, dan konsultasi dengan profesional kesehatan mental biasanya diperlukan untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini