Sukses

Antisosial Adalah Salah Satu Gangguan Kepribadian, Ini Penyebab dan Gejalanya

Individu dengan gangguan kepribadian antisosial adalah umumnya kurang memiliki empati dan rasa tanggung jawab terhadap dampak negatif dari perilaku mereka terhadap orang lain.

Liputan6.com, Jakarta Gangguan kepribadian antisosial adalah kondisi mental yang sering disebut sebagai sosiopati atau antisocial personality disorder (ASPD) dalam bahasa Inggris. Orang yang mengalami gangguan ini memiliki kesulitan dalam memahami dan peduli terhadap norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat. Mereka cenderung menunjukkan perilaku yang tidak sopan, manipulatif, dan kurang memperhatikan konsekuensi dari tindakan mereka.

Individu dengan gangguan kepribadian antisosial adalah umumnya kurang memiliki  empati dan rasa tanggung jawab terhadap dampak negatif dari perilaku mereka terhadap orang lain. Mereka seringkali tidak merasa bersalah atau menyesal atas tindakan-tindakan yang merugikan orang lain, bahkan bisa merasa senang atau puas dengan tindakan tersebut.

Individu dengan ASPD juga cenderung memiliki pola hubungan yang tidak stabil dan tidak sehat. Mereka sulit untuk menjalin hubungan yang intim dan bermakna dengan orang lain karena kurangnya kemampuan untuk membentuk ikatan emosional yang sehat dan mempertahankan koneksi yang berkelanjutan. Berikut ulasan lebih lanjut tentang antisosial adalah salah satu gangguan kepribadian yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (2/4/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mengenal Gangguan Kepribadian Antisosial

Gangguan kepribadian antisosial (Antisocial Personality Disorder/ASPD) merupakan suatu kelainan psikologis yang ditandai oleh ketidakmampuan individu untuk memahami dan menginternalisasi norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Individu dengan ASPD cenderung mengabaikan konsep benar dan salah dalam bertindak, serta kurang peduli terhadap perasaan orang lain.

Salah satu ciri utama dari gangguan kepribadian antisosial adalah kecenderungan untuk mencari masalah atau bertindak dengan sengaja yang dapat membuat orang lain marah atau murka. Mereka seringkali melanggar batasan sosial dan hukum, tanpa merasa bersalah atau menyesal atas tindakan mereka. Hal ini dapat termasuk melakukan tindakan manipulatif, bersikap kasar, atau bahkan menggunakan kekerasan terhadap orang lain.

Pengidap ASPD juga cenderung tidak memperhatikan atau mengabaikan kewajiban-kewajiban mereka terhadap keluarga, sekolah, atau pekerjaan. Mereka seringkali sulit untuk menjaga hubungan yang stabil dan berkelanjutan karena kurangnya empati dan perhatian terhadap kebutuhan emosional orang lain.

Selain itu, individu dengan gangguan kepribadian antisosial juga sering terlibat dalam perilaku berisiko dan merugikan diri sendiri, seperti menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau minuman keras. Mereka dapat memiliki pola hidup yang tidak teratur, impulsif, dan cenderung mengabaikan konsekuensi dari tindakan-tindakan mereka.

Gangguan kepribadian antisosial bukanlah sesuatu yang dapat dianggap enteng. Hal ini memerlukan pendekatan medis dan psikologis yang komprehensif untuk diagnosis, pengobatan, dan manajemen yang efektif. Terapi perilaku kognitif dan terapi kelompok sering digunakan untuk membantu individu mengelola gejala-gejala gangguan ini, meskipun prognosisnya dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan respons individu terhadap perawatan yang diberikan.

3 dari 5 halaman

Penyebab Gangguan Kepribadian Antisosial

Gangguan kepribadian antisosial adalah kondisi kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Meskipun tidak ada satu penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kepribadian antisosial, berikut diantaranya.

1. Faktor Biologis

Gangguan pada level serotonin, yaitu zat kimia di otak yang berperan dalam mengatur suasana hati dan emosi, dapat memengaruhi perkembangan ASPD. Ketidakseimbangan kimia otak ini dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk mengendalikan impuls dan emosi, yang merupakan ciri dari gangguan ini.

2. Faktor Genetik

Walaupun belum ada faktor genetik tunggal yang terbukti menyebabkan ASPD, faktor-faktor genetik tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami gangguan ini. Misalnya, adanya riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian antisosial atau gangguan kesehatan mental lainnya dapat menjadi faktor risiko.

3. Gaya Hidup

Penggunaan obat-obatan terlarang dan minuman keras dapat memainkan peran dalam perkembangan ASPD. Pengidap gangguan ini seringkali terlibat dalam penyalahgunaan zat-zat tersebut, yang dapat memperburuk gejala dan perilaku antisosial mereka.

4. Lingkungan

Pengalaman traumatik atau kekerasan dalam masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kepribadian antisosial di kemudian hari. Misalnya, anak yang mengalami penelantaran atau kekerasan dalam keluarga atau lingkungan sosialnya.

5. Jenis Kelamin

Meskipun gangguan ini dapat terjadi pada siapa saja, anak laki-laki memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi untuk mengalami ASPD dibandingkan dengan anak perempuan.

6. Riwayat Keluarga

Adanya anggota keluarga dengan gangguan kepribadian antisosial atau gangguan kesehatan mental lainnya juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan gangguan ini.

4 dari 5 halaman

Gejala Gangguan Kepribadian Antisosial

Gejala dari gangguan kepribadian antisosial dapat bervariasi dari individu ke individu, tetapi ada beberapa ciri umum yang sering terlihat pada mereka yang mengalami gangguan ini. Berikut adalah gambaran gejala dan karakteristik seseorang dengan ASPD.

1. Tidak Bertanggung Jawab

Individu dengan ASPD cenderung tidak dapat dipercaya dan tidak konsisten dalam menjalankan kewajiban atau tanggung jawab mereka baik di rumah, di tempat kerja, atau dalam hubungan pribadi.

2. Mengabaikan Hukum dan Peraturan

Mereka seringkali melanggar hukum dan tidak mengindahkan peraturan yang berlaku, seperti melakukan tindakan ilegal atau berbahaya tanpa memikirkan konsekuensinya.

3. Impulsif dan Manipulatif

Pengidap ASPD cenderung bertindak tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang dan sering menggunakan manipulasi untuk mencapai tujuan mereka.

4. Agresif dan Bermusuhan

Sikap agresif, kasar, dan bermusuhan sering terlihat pada individu dengan gangguan ini. Mereka juga cenderung mengancam dan membuat masalah dengan orang lain.

5. Tidak Peduli dengan Perasaan Orang Lain

Kurangnya empati dan kepedulian terhadap perasaan orang lain adalah ciri khas dari gangguan kepribadian antisosial. Mereka tidak peduli dengan dampak negatif dari tindakan mereka terhadap orang lain.

6. Menghancurkan Properti Publik

Perilaku vandalisme, seperti merusak properti publik, juga sering terjadi pada individu dengan ASPD.

7. Kecenderungan Melakukan Tindakan Menyimpang

Pengidap ASPD seringkali memiliki kebiasaan mencuri, berbohong, atau memanfaatkan orang lain untuk keuntungan pribadi mereka sendiri.

8. Kurangnya Penyesalan

Mereka tidak merasa bersalah atau menyesal atas tindakan mereka yang merugikan orang lain. Hal ini seringkali disertai dengan kepuasan atau tidak adanya emosi negatif terkait perilaku mereka.

5 dari 5 halaman

Penanganan Gangguan Kepribadian Antisosial

Proses penanganan gangguan kepribadian antisosial melibatkan beberapa tahap, mulai dari diagnosis hingga pengobatan, berikut di antaranya.

Diagnosis Gangguan Kepribadian Antisosial

1. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan dan Status Mental

Dokter atau psikiater akan melakukan wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi tentang riwayat kesehatan fisik dan mental individu, serta mengamati pola perilaku yang mencurigakan.

2. Tes Fisik

Tes fisik mungkin dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kondisi medis lain yang dapat mempengaruhi kesehatan mental individu.

3. Pemeriksaan Gejala

Penilaian terhadap gejala-gejala yang mengarah pada ASPD dilakukan, seperti kecenderungan manipulatif, agresif, impulsif, dan tidak bertanggung jawab.

4. Diagnosis Diferensial

Dokter juga akan memeriksa kemungkinan diagnosis lain yang memiliki gejala serupa, seperti gangguan kepribadian borderline, narsistik, atau gangguan penyalahgunaan zat.

Pengobatan Gangguan Kepribadian Antisosial

1. Terapi Psikologis Jangka Panjang

Terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy/CBT) adalah pendekatan terapi yang sering digunakan untuk mengatasi gejala ASPD. Tujuannya adalah membantu individu mengenali dan mengubah pola pikir serta perilaku negatif yang mendasari gangguan ini.

2. Pengobatan Medis

Penggunaan obat-obatan dapat membantu mengurangi gejala-gejala yang terkait dengan ASPD, seperti depresi, kecemasan, atau tindakan agresif. Namun, perlu dicatat bahwa tidak ada obat yang secara khusus dapat mengobati gangguan kepribadian antisosial itu sendiri.

3. Pemantauan dan Dukungan Jangka Panjang

Karena ASPD tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, pemantauan dan dukungan jangka panjang dari tenaga medis dan keluarga sangat penting. Ini termasuk membantu individu mengelola stres, mengembangkan keterampilan sosial, dan menghindari situasi atau lingkungan yang memicu perilaku negatif.

Penting untuk diingat bahwa proses penanganan gangguan kepribadian antisosial membutuhkan kerjasama antara individu yang mengalami gangguan, tenaga medis, dan lingkungan sosialnya. Penderita juga disarankan untuk tetap terbuka dan jujur ​​tentang kondisinya agar dapat menerima bantuan yang tepat dan efektif.

Jika ada tanda-tanda bahaya seperti pikiran bunuh diri, kekerasan, atau perilaku yang merugikan diri sendiri atau orang lain, segera konsultasikan dengan tenaga medis atau dokter spesialis kesehatan jiwa untuk mendapatkan pertolongan dan penanganan yang sesuai.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.