Sukses

Badan Geologi Imbau Warga Terdampak Tanah Bergerak di Rongga untuk Mengungsi dan Relokasi Rumah

Warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi untuk tetap waspada apabila terjadi hujan yang berlangsung lama karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan.

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi memberikan beberapa imbauan terkait bencana gerakan tanah di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Di antaranya, warga yang terdampak diimbau mengungsi ke tempat yang lebih aman serta imbauan relokasi bangunan atau rumah.

Plt Kepala Badan Geologi, M Wafid menyampaikan, antisipasi perlu dilakukan mengingat potensi longsoran susulan akibat curah hujan yang masih tinggi.

"Warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi untuk tetap waspada apabila terjadi hujan yang berlangsung lama karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan. Masyarakat disekitar lokasi bencana atau bahaya sebaiknya diungsikan dulu ke tempat yang lebih aman," kata Wafid dalam keterangannya dikutip Jumat, 1 Maret 2024.

Warga, aparat maupun tim yang bertugas untuk evakuasi dinilai harus mengantisipasi potensi longsoran susulan dan aliran bahan rombakan mengingat daerah tersebut masih rawan longsor serta material longsoran di kaki gunung masih banyak terutama jika turuh hujan.

Selain itu, Badan Geologi juga mengimbau agar adanya relokasi bangunan jika gerakan tanah terus berkembang.

"Bangunan yang rusak dan terancam di daerah tersebut perlu direlokasi ke lokasi yang aman," tegasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jangan Membangun di Area Terdampak

Selain itu, lanjut Wafid, upaya yang juga penting dikakukan adalah membenahi saluran air permukaan agar lebih kedap air dan mampu menampung air jika debit air meningkat saat hujan.

Badan Geologi juga menilai bahwa yang juga penting untuk tidak dilakukan adalah membangun pemukiman pada area terdampak pergerakan tanah.

"Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kestabilan lereng, seperti pemotongan lereng, tidak mencetak kolam baru di area longsoran untuk mengurangi penjenuhan lereng dan tidak melakukan penebangan pohon-pohon besar dengan sembarangan," katanya.

Jika muncul retakan di sekitar lereng tersebut agar segera ditutup dengan tanah dan dipadatkan untuk mengurangi peresapan air ke dalam tanah serta mengarahkan aliran air menjauh dari retakan.

"Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari aparat pemerintah setempat dan BPBD," tandasnya.

 

3 dari 3 halaman

Rayapan Tanah

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan hasil analisa terkait bencana gerakan tanah di Kampung Pasirgombong RT 04 RW 03, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

Gerakan tanah itu teridentifikasi terjadi pada 18 Februari 2024 pukul 22.00 WIB setelah hujan dengan intensitas tinggi dan lama.

Plt Kepala Badan Geologi M Wafid menyampaikan, jenis gerakan tanah diperkirakan berupa rayapan yang merupakan jenis gerakan tanah tipe lambat.

"Gerakan tanah ini dicirikan dengan ditemukannya retakan, nendatan dan amblasan pada permukaan tanah," katanya lewat keterangan pers.

Menurut data Badan Geologi, gerakan tanah di Bandung Barat mengakibatkan, 1 rumah rusak bera, 6 rumah rusak ringan dan sebanyak 32 rumah lainnya terancam. Selain itu, terdapat pula 1 fasilitas umum yakni SDN Babakan Talang 1 yang rusak berak.

"Dinding dan lantainya retak-retak hingga roboh serta halaman sekolah mengalami amblas ± 20 cm," jelas Wafid.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini