Sukses

Polisi Hutan Sebut Harimau yang Masuk ke Permukiman di Lampung karena Kalah Bersaing di Habitat Asli

Harimau yang muncul di permukiman itu kalah bersaing dengan pejantan lain di dalam hutan hingga masuk ke permukiman warga.

Liputan6.com, Lampung Teror harimau bikin geger di Lampung, dalam kurun waktu dua hari ada dua peristiwa heboh yang melibatkan raja hutan tersebut. 

Pertama, seorang petani di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat tewas diduga diterkam harimau dengan sejumlah luka gigitan dan cakaran raja hutan, pada Kamis (8/2/2024). 

Kedua, hanya berselang satu hari pada Jumat (9/2/2024) seekor harimau Sumatra terekam melintas di Jalan Lintas Barat, Kecamatan Bengkunat, Lampung Barat, Lampung. Video itu telah direkam oleh warga yang tengah berkendara di jalan tersebut. 

Menanggapi fenomena tersebut, Pihak Kepolisian Hutan (Polhut) Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) menduga harimau yang muncul tersebut masih berusia muda. 

Kemudian, menduga bahwa harimau itu kalah bersaing dengan pejantan lain di dalam hutan hingga masuk ke pemukiman warga.

Kasat Polhut TNBBS, Agus Hartono mengatakan bahwa raja hutan tersebut diperkirakan masih berusia empat tahun.

"Umurnya diperkirakan masih muda, mungkin sekitar empat sampai enam tahun. Harimau ini pernah muncul di permukiman di Pekon (desa) Sumber Rejo, Kecamatan Bengkunat dan memangsa ayam ternak warga," kata Agus, Selasa (13/2/2024).

Menurut dia, harimau Sumatera dengan nama Latin Panthera tigris Sumatra itu diperkirakan tersisih hingga ke tepi hutan karena kalah bersaing dengan harimau lain yang usianya lebih tua.

"Dimungkinkan juga karena umur harimauitu masih muda, jadi kalah bersaing dengan harimau lain yang ada di dalam hutan yang usianya lebih tua," jelas dia. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jumlah Harimau Sumatra di TNBBS

Dia menyebutkan, sampai saat ini harimau Sumatra di TNBBS masih berjumlah puluhan. Kemudian, hingga kini polhut masih melakukan pemantauan di lokasi harimau itu keluar dari dalam hutan. 

"Perkiraan kami di hutan yang sebelah kiri Jalinbar dari arah Tanggamus populasi mencapai 40 ekor. Lalu di hutan sebelah kanan sekitar 30 sampai 40 ekor," sebutnya.

Dia mengimbau, kepada masyarakat untuk tidak melakukan perburuan di dalam hutan, terlebih babi dan rusa yang merupakan mangsa utama harimau Sumatera.

"Babi dan rusa masih sering diburu masyarakat, padahal itu mangsa utama harimau. Kalau mangsa utama hilang, harimau pergi ke pemukiman warga untuk memangsa ternak," pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini