Sukses

Mengenal Ritual Yadnya Kasada di Kaki Gunung Bromo

Ritual ini bermula dari legenda pengorbanan anak leluhur orang Tengger. Ritual ini menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan dan menjaga alam.

Liputan6.com, Malang - Yadnya kasada merupakan sebuah ritual yang dilakukan di kaki Gunung Bromo, Jawa Timur. Ritual yang juga dikenal dengan sebutan kasada Bromo ini digelar oleh orang-orang Tengger dari empat kabupaten di Jawa Timur, yakni Pasuruan, Malang, Lumajang, dan Probolinggo.

Mengutip dari indonesiakaya.com, ritual Yadnya Kasada ini bermula dari legenda pengorbanan anak leluhur orang Tengger. Ritual ini menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan dan menjaga alam.

Ritual yang biasanya digelar di depan Pura Paten di kaki Gunung Bromo ini merupakan ritual tahunan. Yadnya kasada diadakan pada hari ke-15 dalam bulan Kasada atau bulan ke-12 dalam penanggalan orang Tengger.

Mereka yang menjalani ritual ini akan berkumpul di hamparan pasir (segara wedhi) kaki Gunung Bromo. Dari sana, mereka akan berjalan kaki menuju kawah.

Sambil berjalan, mereka juga membawa sesajen berupa buah buahan, sayuran, hewan ternak, dan hasil bumi lainnya. Nantinya, sesajen itu akan dilempar ke kawah.

Ritual ini menjadi simbol pengabdian pada Sang Hyang Widhi, pengorbanan, penyucian diri, rasa syukur, penjagaan hubungan harmonis dengan alam, dan penghormatan pada leluhur mereka. Seluruh masyarakat Tengger dari agama apapun boleh mengikuti ritual yadnya kasada.

Sejatinya, upacara yadnya kasada sangat kental dengan ritual dan ajaran Hindu. Namun, masyarakat Tengger percaya bahwa berkah ritual ini dapat dirasakan semua orang.

Yadnya kasada bahkan sudah digelar sejak kehadiran masyarakat Tengger di Tengger, yakni pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-13 M. Namun, banyak versi yang menyebutkan tentang asal-usul orang Tengger.

Meski telah dilakukan sejak lama, ritual ini tetap bertahan dan terus diwariskan secara turun temurun. Bahkan, makna ritualnya pun tetap terjaga.

Sedikit perubahan biasanya hanya terletak pada bentuk-bentuk sesaji dan rangkaian acaranya. Memasuki 1980-an, orang-orang Tengger mulai menambahkan sejumlah acara tari-tarian, musik tradisional, serta acara pengukuhan seseorang di luar Tengger sebagai warga kehormatan Tengger.

Hingga kini, ritual yadnya kasada masih bisa disaksikan oleh masyarakat luas. Untuk dapat melihat upacara ini, sebaiknya pengunjung tiba di Gunung Bromo sebelum tengah malam untuk melihat berbagai perisapannya.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini