Sukses

Masuk Kategori Merah, Bangunan di Kabupaten Sumedang Harus Tahan Gempa

Kabupaten Sumedang, Jawa Barat tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi.

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) merekomendasikan konstruksi bangunan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, harus tahan getaran gempa bumi.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, hal itu untuk mengurangi risiko kerusakan dengan dilengkapi jalur dan tempat evakuasi.

"Jadi dari informasi sementara dikumpulkan memang kerusakan ini kepada bangunan yang agak tua, kurang tahan gempa dan lokasinya di tempat yang agak terjal di tanah yang unconsolidated (belum kompak). Dan memang secara peta kawasan kerawanan bencana gempa bumi (Sumedang) itu memang daerah merah, kawasan risiko tinggi sehingga disarankan bangunan-bangunannya beradaptasi dengan kode bangunan yang telah dikeluarkan oleh PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)," ujar Hendra, Bandung, Rabu, 3 Januari 2024.

Hendra mengatakan wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi.

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.

"Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat," terang Hendra.

Badan Geologi mencatat bahwa wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972.

Sedangkan kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

"Pada tahun 2022 juga tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M2,7) pada kedalaman 16 km," tukas Hendra.

Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.

Hendra mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

"Tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi," sebut Hendra.

Sebelum gempa bumi berkekuatan M4,8 yang merusak pukul 20.34 WIB tanggal 31 Desember 2023, pada pukul 14.35 WIB sempat terjadi gempa di Sumedang dihari yang sama berkekuatan M4,1 dan pukul 15.38 WIB berkekuatan M3,4. Gempa susulan pada pukul 20.54 WIB pada 1 Januari 2024 berkekuatan M4.1.

Hendra menambahkan bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan petugas BPBD setempat.

"Laporan sementara bahwa kerusakan ringan terutama di Kampung Babakan Hurip dan juga ditemukan bahwa bukti-bukti lapangan mengarah ke arah patahan Cileunyi-Tanjungsari. Ya kemungkinan teraktivasi itu yang berupa patahan sinestral atau patahan mengiri," terang Hendra.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

RSUD Sumedang Masih Layak Digunakan

Dilansir dari kanal Regional, Liputan6.com, Badan Penanggulakan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, Jawa Barat menyebutkan bangunan rumah sakit umum daerah (RSUD) masih layak digunakan usai terjadinya gempa merusak berkekuatan Magnitudo 4,4 pada pukul 20.50 WIB, Senin, 1 Januari 2024.

Ini merupakan gempa bumi yang ketujuh menerjang Kabupaten Sumedang usai pada 31 Desember 2023 terjadi sebanyak lima kali. Dua kali gempa terjadi sore hari yakni pada pukul 14.35 WIB M4.1, disusul pukul 15.38 WIB dengan M3.4, dan malam pukul 20.34 WIB M4.8.

Dua guncangan gempa berangsur mengecil yakni berada di kekuatan magnitudo 2 menjelang tengah malam di 31 Desember 2024 dan 1 Januari 2024 pagi hari.

"Maka kita akan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya pasien dan keluarga unutk sementara bertahan karena (bangunan) ini aman tapi kita tetap siaga. Namun, apabila keluarga pasien menginginkan turun, kita bawa ke lokasi bawah ke lokasi tenda yang sudah disipakan sebelumnya," ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumedang, Atang Sutarno, dalam siaran medianya, Selasa, 2 Januari 2024.

Atang mengatakan bahwa tenda evakuasi pasien RSUD Sumedang tetap didirikan meski hasil pemeriksaan petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bangunan rumah sakit masih aman digunakan.

Atang menambahkan, BPBD Kabupetan Sumedang akan mendirikan sejumlah tenda evakuasi perawatan pasien yang baru.

"Tenda yang di luar juga tidak akan kita bongkar. Bahkan kita akan memasang tenda (baru) kembali apabila diperlukan," kata Atang.

Atang mengaku tak hanya memprioritaskan keselamatan dan evakuasi pasien di rumah sakit saja. Ia menyebut terus memantau kondisi Kabupaten Sumedang secara keseluruhan.

Dirinya bersama BMKG dan Dinas PUPR langsung meninjau kondisi dan situasi Sumedang usai dihantam rentetan gempa.

"Saya bersama BMKG, PUPR dan yang lainnya berkeliling melihat situasi terkini. Terakhir di Alun-Alun Sumedang masih aman terkendali," ucap Atang.

Atang menegaskan karena gempa tak dapat diprediksi waktu dan lokasi kejadiannya, maka seluruh kelompok masyarakat terus meningkatkan kewaspadaannya.

3 dari 3 halaman

 Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.