Sukses

Gunung Anak Krakatau Erupsi Lagi, Warga Lampung Selatan Mengeluh Sesak Napas dan Mata Perih

Warga Pulau Sebesi, Lampung Selatan mengeluhkan mata perih dan sesak bernafas akibat dari erupsi Gunung Anak Krakatau, Jumat (15/12/2023).

Liputan6.com, Lampung Gunung Anak Krakatau (GAK) Lampung kembali erupsi, Jumat (15/12/2023). Warga yang tinggal Desa Pulau Sebesi, Kecamatan Raja Basa, Lampung Selatan mulai mengeluhkan dampak abu vulkanik seperti sesak napas hingga mata perih.

Tubagus Rachmatullah warga Desa Pulau Sebesi mengatakan, dampak abu vulkanik yang dikeluarkan Gunung Anak Krakatau berdampak bagi kesehatan masyarakat. 

Selain itu, lanjut dia, terjadinya erupsi juga berakibat mengganggu aktivitas sehari-hari warga, seperti melaut dan mengolah ikan hasil tangkapan.

"Masyarakat merasakan sakit mata dan sesak nafas akibat abu vulkanik yang keluar dari mulut GAK," kata Tubagus kepada wartawan, Jumat (15/12/2023) pagi.

Tubagus menurutkan, keadaan seperti itu sudah dirasakan masyarakat Pulau Sebesi sejak beberapa hari lalu. 

Menurut dia, abu vulkanik yang disemburkan oleh GAK semakin tebal setiap erupsinya. 

"Sekitar 5 hari ini Pulau Sebesi dibanjiri abu vulkanik GAK, ditambah lagi angin kencang sehingga abu vulkanik cepat turun ke Pulau Sebesi," tutur dia.

Tubagus berharap, pemerintah dapat memberikan bantuan berupa masker dan kacamata kepada warga Pulau Sebesi. 

"Masyarakat Pulau Sebesi butuh masker dan kaca mata. Semoga pemerintah bisa kasih bantuan itu," harapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kondisi GAK Terbaru

Berdasarkan data dari Magma Indonesia, Gunung Anak Krakatau telah mengeluarkan abu vulkanik atau erupsi sebanyak dua kali pada Jumat (15/12/2023) pagi. GAK berada pada level III atau waspada.

Erupsi pertama di hari Jumat terjadi pukul 06:58 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 300 meter di atas puncak (± 457 meter di atas permukaan laut). 

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang ke arah Utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 48 mm dan durasi 15 detik.

Erupsi kembali terjadi sekitar pukul 07:39 Wib dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 200 meter di atas puncak  (sekitar 357 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah Utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 47 mm dan durasi 15 detik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini