Sukses

Sapi dan Kuda-kuda Pulau Sumba, Lansekap Adat dan Geliat Ekonomi Padang Savana

Sumba juga terkenal dengan tenun ikat tradisionalnya yang indah dan kuda Sumba yang merupakan simbol penting dalam kehidupan mereka

Liputan6.com, Jakarta - Pulau Sumba merupakan bagian dari Indonesia yang terletak di tenggara Pulau Jawa. Pulau ini terkenal dengan keindahan alamnya, pantai-pantai yang eksotis, dan keberagaman budaya yang kaya. Masyarakat Sumba dikenal memiliki tradisi adat yang kuat, seperti upacara adat dan rumah adat yang disebut "Ratenggaro".

Selain itu, Sumba juga terkenal dengan tenun ikat tradisionalnya yang indah dan kuda Sumba yang merupakan simbol penting dalam kehidupan mereka.

Wakil Dekan Bidang Akademik, Fakultas Peternakan, Unsoed Novie Andri Setianto, PhD menjelaskan, Pulau Sumba memiliki 4 kabupaten, yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya. Terletak di Provinsi NTT, untuk menjangkau Sumba paling mudah menggunakan jalur penerbangan.

"Terdapat dua bandara di Pulau Sumba, yakni Bandara Lede Kalumbang di Tambolaka, yang merupakan akses dari Barat, serta Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu untuk yang membutuhkan akses dari Timur, kata Novie,PhD," yang gelar M.Sc nya dari University of Göttingen, Jerman.

Lanskap yang berbukit dengan padang rumput dan savana menjadi pemandangan khas yang segera kelihatan begitu menginjakkan kaki di Sumba.

Budidaya ternak  merupakan bagian dari keseharian masyarakat Sumba. Kerbau, babi, kambing, dan sapi merupakan ternak yang banyak dipelihara disamping tentu saja kuda yang merupakan ikon Sumba. Lahan padang dan savana yang luas menjadi potensi pendukung utama yang mendorong pertumbuhan peternakan di Pulau Sumba.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengembangan Ternak di Sumba

Untuk mempelajari lebih mendalam tentang keseharian masyarakat peternak di Sumba, di penghujung tahun 2023 ini LPPM Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menandatangani kerja sama dengan LPPM Universitas Katholik Weetebula di Kabupaten Sumba Barat Daya.

Ketua LPPM Unsoed, Prof. Dr. Ir Ely Tugiyanti, MP., IPU menyampaikan bahwa Unsoed berkomitmen untuk ikut berkontribusi memajukan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat di Pulau Sumba. Langkah nyata yang langsung dilakukan adalah mengadakan penelitian tentang pengembangan sapi potong.

Ketua tim peneliti, Novie Andri Setianto menyampaikan bahwa penelitian ini merupakan survei untuk mengidentikasi keseharian masyarakat peternak, serta permasalahan yang dihadapi secara langsung oleh peternak. Untuk tahun berikutnya penelitian diharapkan dapat membuat pemodelan dinamik yang dapat digunakan untuk membuat simulasi strategi pengembangan peternakan.

Penelitian ini melibatkan tim dari Unika Weeteebula yang dipimpin Wilhelmus Yape Kii, M.Phil yang sekaligus merupakan Rektor Unika Weetebula. Willy, panggilan akrab Rektor, menyampaikan bahwa ini merupakan penelitian kolaborasi yang mengawali kerja sama lebih luas di tahun depan.

"Begitu diskusi, kami langsung nyambung" ujarnya mengomentari awal kerjasama penelitian dengan Novie;PhD. "Mungkin karena kami sama-sama pernah studi di the University of Queensland" begitu lanjutnya.

Banyak hal yang dipelajari dari kecerdasan masyarakat Sumba dalam mengelola sumber daya yang mereka miliki. Lahan luas misalnya, karena sebagian besar merupakan karang berlapis tanah sehingga didominasi rumput. Oleh karena itu masyarakat memilih menggunakan pemeliharaan digembalakan.

"Berbeda dengan di Jawa yang selalu dipelihara dalam kandang, beternak di Sumba dilepas di padang penggembalaan. Ada yang dilepas pagi, kemudian sore digiring untuk dikandangkan, namun ada juga yang dibiarkan berbulan bulan berbiak alami di padang penggembalaan bersama," ungkap Novie, yang berkunjung ke Sumba pada 13 - 18 November 2023.

3 dari 4 halaman

Kendala Peternakan di Sumba

Dia menjelaskan bahwa kebiasaan ini bukan tanpa kendala, karena membutuhkan identifikasi ternak yang baik untuk menghindari konflik kepemilikan, kematian anakan yang relatif tinggi, bisa karena proses kelahirannya atau dimangsa predator, serta risiko dari pencurian ternak.

Namun kearifan lokal, kebiasaan kerja keras, serta adat yang kuat mampu mengatasi kendala tersebut.

Bagi masyarakat Sumba, ternak tidak bisa dilepaskan dari kehidupan mereka. Kerbau, babi, dan terutama kuda mutlak diperlukan sebagai belis atau mas kawin dari pihak laki-laki yang diberikan kepada pihak perempuan.

Jumlahnya pun tidak main-main, bisa sampai puluhan bahkan ratusan ekor. Demikian juga untuk acara acara adat lainnya, selalu melibatkan ternak untuk dipotong, dimasak, dan dimakan bersama-sama. Adat tersebut sudah turun temurun dari nenek moyang.

"Ini menunjukkan kecerdasan nenek moyang dalam memastikan generasi penerusnya untuk memperoleh asupan protein hewani" ujarnya.

Novie mengungkapkan, berbeda dengan kerbau, babi, dan kuda yang banyak diperlukan untuk acara adat, sapi banyak digunakan sebagai buffer atau tabungan masyarakat. Sapi Sumba Ongole (SO) berperawakan tinggi besar, berpunuk, dan berwarna putih merupakan andalan Pulau Sumba. Terbanyak dijumpai di Kabupaten Sumba Timur.

"Semoga peternakan di Sumba Timur semakin berkembang sebagai penopang ekonomi masyarakat," ucap dia.

4 dari 4 halaman

Potensi Wisata

Selain pertanian dan peternakan, alumni S3 dari the University of Queensland, Australia ini mengatakan bahwa Pulau Sumba memiliki potensi wisata yang khas, antara lain:

1. Pantai Eksotis

Sumba memiliki pantai-pantai yang memukau seperti Pantai Tarimbang dan Pantai Weekuri. Pasir putih, ombak indah, dan tebing-tebing karang menambah pesona alamnya.

2. Tradisi dan Budaya

Upacara adat, tarian tradisional, dan arsitektur rumah adat seperti Ratenggaro menawarkan pengalaman budaya yang unik.

3. Tenun Ikat

Sumba terkenal dengan tenun ikat tradisionalnya. Wisatawan dapat mengunjungi desa-desa pengrajin tenun untuk melihat proses pembuatan dan membeli produk-produk khas Sumba.

4. Savana dan Perbukitan

Lanskap savana dan perbukitan di Sumba memberikan pengalaman berbeda dan menjadi daya tarik bagi wisatawan pecinta alam.

5. Kuda Sumba

Kuda Sumba yang eksotis dan gagah menjadi daya tarik tersendiri. Pusat pembiakan kuda di Wanokaka menjadi tempat menarik untuk dikunjungi.

Novie,PhD. yang juga dosen ahli Sistem Analisis dan Dynamic Modelling dari Unsoed menjelaskan bahwa Pemerintah dan masyarakat setempat terus mengembangkan potensi wisata tersebut untuk meningkatkan ekonomi lokal dan mempromosikan keindahan serta keberagaman budaya Sumba kepada dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.