Sukses

Kronologi Siswa MTs di Blitar Aniaya Teman Beda Kelas hingga Meninggal

Aparat Kepolisian Resor Blitar Kota, Jawa Timur, memeriksakan kondisi psikologis pelaku anak yang melakukan kekerasan terhadap temannya di sebuah madrasah tsanawiyah (setingkat SMP) wilayah Kabupaten Blitar hingga korban meninggal dunia

Liputan6.com, Blitar - Aparat Kepolisian Resor Blitar Kota, Jawa Timur, memeriksakan kondisi psikologis pelaku anak yang melakukan kekerasan terhadap temannya di sebuah madrasah tsanawiyah (setingkat SMP) wilayah Kabupaten Blitar hingga korban meninggal dunia.

Kasatreskrim Polres Blitar Kota AKP Galih Putra Samudra mengemukakan polisi hingga kini masih menyelidiki perkara ini termasuk memeriksakan kondisi psikologis anak.

"Dijadwalkan pemeriksaan kondisi psikologis anak. Untuk proses penyidikan tetap berjalan dan menunggu hasil dari pemeriksaan autopsi serta hasil penelitian dari Bapas (balai pemasyarakatan)," katanya di Blitar, Minggu.

Pihaknya mengungkapkan telah memeriksa 16 orang saksi yang mengetahui kasus penganiayaan tersebut. Mereka dari rekan, guru dan pihak terkait lainnya.

Sementara itu, untuk kondisi pelaku yang masih di bawah umur tersebut, Galih mengatakan yang bersangkutan tetap ditahan.

"Terhadap anak pelaku saat ini telah dilakukan penahanan dan telah didampingi oleh penasehat hukum yang ditunjuk," ujar dia, dikutip Antara.

Pihaknya juga menambahkan Polres Blitar Kota juga koordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Blitar untuk pendampingan terhadap keluarga korban.

"Terhadap keluarga korban dilakukan pendampingan oleh tim P2TP2A Kabupaten Blitar," kata dia.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kronologi Penganiayaan

Kasus kekerasan terjadi di lingkungan sebuah madrasah tsanawiyah negeri (setingkat SMP) di Kabupaten Blitar, dilakukan oleh sesama teman.

Kasus tersebut terjadi pada Jumat (25/8) saat jam penggantian belajar sedang berlangsung dengan korban MA, pelajar kelas 9.5, sementara pelaku pemukulan KR, pelajar kelas 9.7.

Kejadian itu berawal saat Kamis (24/8), pelaku masuk ke ruang kelas korban dan ditanya oleh korban kenapa masuk kelas lain. Diduga, hal tersebut menyebabkan korban tersinggung.

Kemudian, pada Jumat, saat jam penggantian berlangsung, pelaku masuk ke ruang kelas korban menuju tempat duduk korban sambil berteriak. Saat itu, teman-temannya yang lain sudah berusaha menghalangi namun terlepas.

Pelaku kemudian menghampiri tempat duduk korban dan langsung memukul sampai tiga kali (mengenai bagian tubuh vital yakni tengkuk kepala belakang dan dada-ulu hati) tanpa ada perlawanan dari korban.

Korban langsung jatuh, tidak sadarkan diri. Ia juga sempat mendapatkan perawatan di ruang UKS. Namun, karena tidak sadarkan diri, pihak madrasah membawanya ke rumah sakit di Srengat, Kabupaten Blitar, untuk pemeriksaan, namun korban dinyatakan meninggal dunia.

Polisi juga sudah melakukan autopsi kepada jenazah korban dengan tim medis dari RS Bhayangkara Kediri, dan jenazah juga sudah diserahkan kepada keluarga. Saat ini, jenazah juga sudah dimakamkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.