Sukses

Ternyata Ini Asal-Usul Lalapan, si Pendamping Makanan ala Orang Sunda

Dalam masakan Sunda, Lalapan Sunda adalah pilihan yang populer dan sering dijadikan sebagai bagian integral dari hidangan untuk menciptakan pengalaman kuliner yang lengkap dan kaya rasa.

Liputan6.com, Jakarta - Lalapan adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada hidangan yang terdiri dari sayuran mentah atau setengah matang yang biasanya disajikan sebagai pendamping utama makanan berprotein, seperti ikan atau daging.

Lalapan seringkali ditemukan dalam masakan tradisional Indonesia, termasuk dalam masakan Sunda.

Lalapan Sunda umumnya terdiri dari berbagai jenis sayuran segar yang biasanya diambil dari daun-daunan, umbi, dan buah-buahan. Beberapa komponen yang umum ditemukan dalam Lalapan Sunda antara lain daun kemangi, daun katuk, daun singkong muda, kacang panjang, daun pepaya muda, timun, tomat, terong, dan lain-lain.

Sayuran dalam Lalapan Sunda biasanya disajikan dalam keadaan mentah atau setengah matang. Hidangan ini sering dihidangkan dengan nasi hangat dan sambal sebagai bumbu pelengkap. Lalapan ini dapat dijadikan alternatif sehat dan menyegarkan sebagai pendamping hidangan berprotein seperti ikan bakar, ayam goreng, atau tahu tempe.

Kombinasi sayuran dalam Lalapan Sunda memberikan variasi rasa yang kaya. Daun kemangi memberikan aroma khas, daun singkong muda memberikan rasa gurih, dan sayuran lainnya menambahkan kesegaran dan kecrunchy-an. Kombinasi ini menciptakan perpaduan rasa yang seimbang dan menggugah selera.

Lalapan Sunda adalah pilihan makanan sehat karena kaya akan serat, vitamin, dan mineral dari berbagai sayuran segar yang digunakan. Ini dapat memberikan nutrisi penting bagi tubuh dan memperkaya variasi dalam pola makan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Asal-Usul Lalapan Sunda

Informasi yang dihimpun Liputan6.com, lalapan ternyata sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Bahkan lalapan tertulis dalam Prasasti Taji 910 yang ditemukan di Ponorogo, Jawa Timur. Pada prasasti itu, lalapan dikenal sebagai kuluban Sunda.

Sementara dalam jurnal Budaya dan Komunikasi Kesehatan (Studi Pandangan Kesehatan pada Masyarakat Sunda dalam Tradisi Makan Lalapan)yang ditulis oleh Retno Hendarningrum dijelaskan konsumsi lalapan sudah menjadi budaya, tradisi dan karakter dari masyarakat Sunda. 

Hal itu dipengaruhi oleh geografis tanah Sunda yang subur karena dikelilingi oleh pegunungan dan udara yang sejuk. Dari tanah yang subur itu, tumbuhlah aneka jenis sayuran yang melimpah sehingga dat dikonsumsi kapan saja. 

Sumber lain menyebutkan, lalapan tak hanya berupa dedaunan muda, namun juga umbi-umbian, buah muda, bunga termasuk biji-bijian. Dalam naskah Sangyhang SiksaKandang Karesian pada abad 15 tertulis ragam masakan yaitu lawana (asin), kaduka (pedas), tritka (pahit), amba (asam), kasaya (gurih) dan madura (manis).  

3 dari 3 halaman

Hidangan Lezat nan Sehat

Saat ini, lalapan sudah menjadi kuliner umum yang dapat dijumpai hampir di seluruh penjuru negeri.

Menurut catatan Thomas Stamford Raffles yang menyebutkan pengembangan ternak sapi di Jawa Barat pada masa tersebut tidak berjalan baik di Jawa Barat.

Perbedaan iklim diduga menjadi pemicu kurang baiknya budi daya sapi. Hal ini berbeda dengan kondisi budidaya sapi di Jawa Tengah dan Jawa Timur dimana memiliki keadaan lahan yang kering dan curah hujan rendah sehingga budidaya dapat berjalan dengan baik.

Kondisi geografis pegunungan dan pedalaman pun mengakibatkan banyaknya varietas tumbuhan/tanaman pangan tumbuh di Jawa Barat. Hal ini juga dipengaruhi oleh minimnya sentuhan budaya kuliner asing di Jawa Barat hingga abad ke-19.

Lalapan Sunda adalah contoh dari bagaimana masyarakat Sunda memanfaatkan alam sekitar untuk menciptakan hidangan yang lezat dan sehat. Ini juga mencerminkan nilai-nilai keberagaman makanan Indonesia yang memanfaatkan sumber daya lokal dalam berbagai variasi kuliner.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.