Sukses

Ada Pelatihan Khusus untuk Difabel di BLK Purbalingga, Apa Saja?

BLK Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Purbalingga membuka kelas pelatihan khusus bagi penyandang disabilitas atau difabel

Liputan6.com, Purbalingga - Sebagai bentuk komitmen untuk memfasilitasi penyandang disabilitas agar lebih produktif dan memiliki keahlian kerja, Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui UPTD BLK Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Purbalingga membuka kelas pelatihan khusus bagi penyandang disabilitas atau difabel.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Dinnaker) Kabupaten Purbalingga, Heriyanto, saat membuka program Pelatihan Berbasis Kompetensi Tahap ke-2 yang diadakan UPTD BLK Purbalingga, Kamis (10/8/23).

"Itu menunjukkan bahwa komitmen pemerintah yang ramah kepada penyandang disabilitas. Kita fasilitasi pelatihan agar mereka nantinya dapat berdaya pada masa yang akan datang, bisa berhasil dan bisa bermanfaat," katanya.

Heriyanto menambahkan, Program Pelatihan Berbasis Kompetensi merupakan langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga untuk mengatasi masalah pengangguran yang berekses kepada kemiskinan.

"Setelah pelatihan berakhir, diharapkan mereka melaporkan ke Dinnaker Purbalingga dengan kabar mereka telah menjadi wirausaha atau pekerja yang sukses dan ulet dalam pekerjaannya," ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis Kominfo Purbalingga, Minggu (13/8/2023).

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Program Pemerintah Pusat

Kepala UPTD BLK Purbalingga, Artika Rachman, mengatakan kelas disibalitas tersebut merupakan bagian dari 15 paket pelatihan berbasis kompetensi yang didapatkan BLK Purbalingga dari Kementerian Ketenagakerjaan yang bersumber dari anggaran APBN 2023 senilai Rp1.079.885.000.

"Jadi kami itu mendapatkan mandat dari Kemenaker melalui Balai Besar Semarang bahwa untuk tahun 2003 ini akan ada kelas khusus difabel. Diharapkan untuk ke depannya seandainya sarannya sarana prasarana sudah memenuhi syarat akan dibuka kelas inklusi. Masing-masing paket 16 orang jadi total 240 orang," katanya.

Artika Rachman menambahkan penyandang disabilitas tersebut nantinya akan mendapatkan pelatihan pembuatan roti dan kue.

Ada 15 orang yang ikut, mereka penyandang tuna daksa, tuna rungu, dan tuna grahita. Selesai pelatihan akan mendapatkan sertifikat, harapannya nanti bisa bekerja atau membuka peluang usaha sendiri," tambahnya.

Salah satu peserta asal Kecamatan Kaligondang, Maemunah merasa senang bisa mengikuti kegiatan ini. Dia berharap bisa meningkatkan keterampilan membuat roti dan kue.

"Sangat senang, semoga nanti selesai pelatihan bisa bekerja di toko roti," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.