Sukses

Viral Rocky Gerung dan Arti Kata Bajingan

Zaman dahulu kata bajingan bukanlah merupakan kata umpatan seperti yang kita ketahui saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kritik tajam dari akademisi Rocky Gerung menjadi polemik. Video singkat yang diunggah akun sosial media Twitter @HmfaqihA pada Minggu 30 Juli 2023 berujung pada pelaporan kasus dugaan penghinaan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Diketahui, Rocky Gerung mengkritik ambisi Presiden Jokowi dalam mempertahankan legasinya dan kunjungan Jokowi ke China yang menawarkan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru. Adapun Rocky menyampaikan kritiknya dalam acara buruh di Kota Bekasi beberapa waktu lalu.

Cuplikan pidato dan video tersebut pun ramai beredar di media sosial. Namun, yang disoroti dari pernyataan Rocky tersebut adalah penggunaan kata bajingan yang dianggap sebagai penghinaan.

Buntut dari pidatonya di acara buruh tersebut, Rocky dilaporkan ke polisi oleh relawan Jokowi karena diduga melakukan penghinaan kepada Presiden Jokowi.

Menanggapi berbagai laporan tersebut, Rocky menjelaskan bahwa ungkapannya untuk mengkritik kebijakan dan posisi Jokowi sebagai presiden, bukan dalam artian menghina pribadi atau personal Jokowi.

Dia pun menilai ungkapan seperti itu cukup lumrah dalam forum perdebatan politik yang demokratis.

"Masuk laporan saya sebut bajingan, itu forum politik di mana orang bisa mengucapkan satu kalimat supaya efektif, maka saya bilang itu. Kalau bilang presiden Jokowi sopan santun ya enggak ada gerakan dong, jadi mesti dibiasakan dalam forum politik apa saja diucapkan," tutur Rocky Gerung seperti dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (1/8/2023).

Selain viral, kata "bajingan" sempat masuk menjadi deretan trending topik di Twitter. Banyak orang kemudian penasaran dengan kata bajingan yang disebutkan Rocky Gerung.

Seperti diketahui, kata yang digunakan untuk mengumpat cenderung berkonotasi negatif, seperti halnya kata umpatan "bajingan".

Bajingan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti bajing/ba·jing/ yakni tupai tetapi jika imbuhan –an pada belakang kata akan berarti penjahat; pencopet, kurang ajar (kata makian).

Kata bajingan tersebut jika diucapkan kepada seseorang akan sangat menyakitkan dan kata bajingan sendiri juga termasuk dalam golongan kata-kata kasar dan pantang untuk disampaikan.

Namun, zaman dahulu kata bajingan bukanlah merupakan kata umpatan seperti yang kita ketahui saat ini tetapi bajingan pada zaman dahulu bermakna sopir gerobak sapi. Warga yang hendak bepergian ke kota untuk berdagang atau sekadar mampir, sangat bergantung pada gerobak sapi atau cikar sebagai transportasi andalan, selain jalan kaki tentu saja. Gerobak sapi itu dikemudikan oleh sopir yang disebut "bajingan".

Maka dari itu, kata bajingan mengalami penurunan makna atau peyorasi-peyorasi ialah proses perubahan makna yang menghasilkan makna baru, di mana makna baru yang dihasilkan kurang menyenangkan, lebih buruk, dan kurang halus nilainya dibandingkan dengan makna yang lama.

Satu kata dapat berubah dengan cara-cara berikut yaitu meluas, menyempit, dan bergeser (Fromkin dan Rodman,1983).

Kata bisa disebut mengalami perluasan apabila bagian maknanya saat ini lebih luas dari bagian maknanya di masa lalu. Demikian pula kebalikan dari pengertian sebelumnya, apabila bagian makna dari kata di masa sekarang ini lebih sempit dari bagian maknanya di masa lampau, sehingga kata itu sudah melalui tahap penyempitan makna.

Sedangkan, yang diartikan sebagai pergeseran makna adalah, tahap berubahnya makna yakni makna dari kata sudah melalui perubahan secara drastis dari makna yang sebenarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.