Sukses

Ancaman Letusan hingga Aliran Awan Panas, Gunung Lokon Berstatus Siaga

Masyarakat diimbau mewaspadai terjadinya lahar hujan pada alur Sungai Pasahapen karena musim hujan masih tetap berlangsung di sekitar Gunung Lokon.

Liputan6.com, Bandung - Ancaman bahaya terjadinya letusan freatik hingga magmatik dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas letusan secara tiba-tiba dapat terjadi di Gunung Lokon, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) telah meningkatkan status Gunung Lokon dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) terhitung mulai tanggal 17 Juli 2023, pukul 18.00 WITA.

Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Sugeng Mujiyanto, masyarakat agar mewaspadai terjadinya lahar hujan pada alur Sungai Pasahapen karena musim hujan masih tetap berlangsung di sekitar Gunung Lokon.

"Juga alur sungai lainnya yang berhulu di puncak Gunung Lokon. Karena batuan terdiri dari material letusan yang bersifat lepas, mudah terbawa oleh aliran air yang berkembang menjadi lahar hujan," ujar Sugeng dalam keterangan resminya, Bandung, Kamis, 20 Juli 2023.

Sugeng menerangkan masyarakat yang berada di sekitar alur Sungai Pasahapen agar mewaspadai terjadinya awan panas.

Sedangkan, terjadinya erupsi freatik atau letusan yang diakibatkan kontak uap magma dengan air hidrotermal secara tiba-tiba dan dapat diikuti dengan erupsi freatomagmatik-magmatik.

Letusan-letusan dapat disertai dengan lontaran material pijar berukuran lapili sampai bongkah dan hujan abu tebal dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas letusan secara tiba-tiba.

"Dalam tingkat aktivitas level III (siaga), seluruh kelompok msayarakat tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 km dari kawah Tompaluan (pusat aktivitas magmatik)," kata Sugeng.

Sugeng mengingatkan jika terjadi letusan dan hujan abu, masyarakat diimbau untuk tetap berada di dalam rumah. Apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).

Berdasarkan hasil pengamatan visual aktivitas Gunung Lokon, teramati embusan asap berwarna putih tipis hingga tebal dengan tinggi maksimum sekitar 500 m di atas kawah.

Untuk kegempaan Gunung Lokon didominasi oleh gempa vulkanik dangkal (VB) dan gempa embusan. Data rekaman kegempaan cenderung adanya peningkatan yang signifikan sejak 13 Juni 2023 pukul 18.50 WITA.

"Mulai terekam adanya gempa tremor dengan amplituda maksimum 28 mm, dan lama gempa 7.200 detik, jumlah gempa hingga 16 Juli 2023 masih tinggi dibanding sebelum Juni 2023," ungkap Sugeng.

Dari data tersebut lanjut Sugeng, jelas bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di bagian permukaan setelah terekamnya gempa tremor.

Kondisi visual selama Juni 2023 Gunung Lokon setinggi 1.579 meter diatas permukaan laut (mdpl) umumnya cuaca cerah hingga hujan, curah hujan terukur sebanyak 242 mm selama 30 hari, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur, selatan, barat dan barat laut.

Suhu udara terukur berkisar antara 18-31 derajat Celsius. Gunung api kadang tertutup kabut, pada saat cerah teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, tinggi sekitar 10–500 meter di atas puncak.

"Kondisi vulkanik lainnya belum tampak. Sementara kondisi visual perioda 1–16 Juli 2023 pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, curah hujan terukur sebanyak 125 mm selama 16 hari, angin lemah hingga sedang ke arah utara dan selatan. Suhu udara terukur berkisar antara 18-31 derajat Celsius," tutur Sugeng.

Secara visual Gunung Lokon kadang tertutup kabut, pada saat cerah saat cerah teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal, tinggi sekitar 25 – 350 meter di atas puncak.

Untuk kondisi vulkanik lainnya hampir serupa dengan periode sebelumnya yakni belum tampak. Namun, memasuki 17 Juli 2023 pukul 12.00 Wita tampak terekam getaran tremor atau swarm dengan amplitudo maksimum 16 mm.

Adanya kenaikan kondisi vulkanik ini, Badan Geologi Kementerian ESDM memutuskan meningkatkan status Gunung Lokon.

"Status kegiatan Gunung Lokon Waspada sejak 28 Februari 2008, dicirikan dengan jumlah gempa vulkanik yang terekam setiap hari dan juga dari pemantauan visual, bila curah hujan cukup tinggi berpotensi terjadinya erupsi freatik secara tiba-tiba," terang Sugeng.

Sebelumnya, pada 8 Maret 2016 pukul 02.00 Wita, status Gunung Lokon pernah dinaikkan dari level II (waspada) menjadi level III (siaga).

Serta pada 24 Agustus 2016 pukul 06.00 Wita, status Gunung Lokon diturunkan dari level III (siaga) menjadi level II (waspada) hingga tanggal 17 Juli 2023.

Gunung Lokon terdapat di Kota Administratif Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, dengan posisi geografi terletak pada 1021’30” Lintang Utara dan 124047’30” Bujur Timur dengan tinggi puncaknya sekitar 1.579 m di atas permukaan laut (data dasar gunung api).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.