Sukses

Edukasi di Bandung, Ini Tips Mencegah Sakit Pinggang dan Saraf Terjepit

Tulang belakang adalah salah satu layanan unggulan RSPB yang dikenal dengan Spine Center.

Liputan6.com, Jakarta - RS Premier Bintaro (RSPB) kembali menggandeng Agency MSIG, kali ini dengan cabang Bandung yang menggelar Health Talk secara berkesinambungan guna melakukan edukasi kesehatan sebagai salah satu upaya tindakan preventif.

Kegiatan yang dihadiri 95 orang peserta itu digelar di Bandung,beberapa waktu lalu. Dalam sesi pembahasan edukasi kesehatan, RSPB menampilkan dr. Omar Luthfi, dokter spesialis orthopedi konsultan tulang belakang dengan topik 'Kenali Sakit Pinggang dan Saraf Terjepit.

Tulang belakang adalah salah satu layanan unggulan RSPB yang dikenal dengan Spine Center. Dr. Omar menjelaskan bahwa nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh postur bekerja, trauma langsung maupun proses penuaan.

"Gejala saraf terjepit punggung bawah antara lain nyeri menjalar hingga ke tungkai bawah, kesemutan dan mati rasa, kelemahan gerakan tungkai, gangguan rangsang BAB dan BAK," ujarnya.

Selain itu yang biasa terjadi seputar keluhan tulang belakang antara lain HNP, Lumbal Stenosis, Pergeseran Tulang Belakang (Spondylolisthesis), maupun Osteoporosis Tulang Belakang.

Untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang belakang dapat dilakukan dengan cara menjaga postur tubuh dengan baik pada saat duduk, berdiri dan pada saat mengangkat barang cukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D, melakukan olahraga yang sesuai, serta menghindari rokok dan alkohol.

"Segera periksakan diri ke dokter spesialis tulang belakang jika nyeri sangat hebat atau tidak membaik dengan istirahat maupun obat analgetik ringan dan nyeri tidak membaik dalam 1-2 minggu," katanya.

Kemudian setelah pemeriksaan, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan radiologi, seperti Rontgen, CT Scan, maupun MRI. Kemudian untuk langkah awal dapat dilakukan Rehabilitasi Medik.

Apabila nyeri menetap lebih dari 6 minggu, terjadi kelemahan anggota gerak, terdapat instabilitas atau gangguan bentuk tulang belakang dan berpotensi menyebabkan kelumpuhan, maka pasien akan disarankan untuk terapi operatif, yaitu dengan atau tanpa pemasangan implan, operasi terbuka, minimal invasif, maupun endoskopik.

"Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, operasi tulang belakang saat ini sangat aman dikerjakan," ujarnya.

CEO RS Premier Bintaro, dr. Martha M.L. Siahaan mengatakan untuk saat ini, tindakan minimal invasif dapat menggantikan tindakan konvensional, contohnya dengan Robotic Spine Surgery, seperti yang dimiliki oleh RS Premier Bintaro, dimana presisi dan akurasi pemasangan implant 99 persen, bahkan untuk kasus yang sangat sulit. Sangat minimal resiko dan komplikasi pemasangan implant.

"Tindakan operasi menggunakan Robbin memiliki beberapa keuntungan dari segi biaya, yaitu waktu rawat inap yang pendek, penggunaan obat yang lebih sedikit, serta kemungkinan re-operasi lebih kecil, sehingga ini secara cost justru lebih baik," ia menambahkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.