Sukses

Jadi Pembuka Hari Kedua Formula E 2023, Tari Nandak Kreasi Betawi Betot Perhatian

Sanggar Ratna Sari sendiri yang berlokasi di Jakarta Timur memang sudah lama berkecimpung dalam bidang seni budaya Betawi, terutama seni pertunjukan, seni musik, dan seni tari.

Liputan6.com, Jakarta - Ada cerita menarik di balik gelaran Seri-11 GulaVit Jakarta E-Prix 2023. Pada upacara pembukaan atau opening ceremony pada hari kedua, para tamu undangan, pembalap, dan para pencinta Formula E di seluruh dunia dikejutkan dengan penampilan tari kreasi Betawi. Tarian tersebut dilakukan oleh para penari dari Sanggar Ratna Sari binaan Lembaga Kebudayaan Betawi.

Di garis start, para penari ini tampil mencolok dengan baju dan hiasan yang berwarna-warni, serta atribut yang meriah. Tentu saja warna yang sangat khas ini membuat siapa pun yang memandang seolah tidak bisa lepas. Tak pelak aksi para penari ini membetot perhatian para khalayak umum.

Bunda Amy, manajer koreografi sanggar Ratna Sari, mengatakan, tarian yang dipakai dalam Seri-11 GulaVit Jakarta E-Prix 2023 adalah tari nandak Betawi. Tarian ini baru saja diciptakan oleh istri dari seniman topeng Betawi Entong Sukirman (kini almarhum) ini guna memenuhi permintaan pihak pengundang.

“Karena mintanya durasi empat menit, kemudian ada gerakan di tempat dan sambil berjalan juga,” ujar Amy, Senin, 6 Juni 2023.

Tarian nandak Betawi dipilih karena memang bertujuan untuk menghibur tamu undangan. Tarian ini menampilkan kesan ceria dengan gerakan yang dinamis. Sementara untuk kostum, Amy memadankan 5 kostum dengan warna berbeda, yakni merah, kuning, oranye, hijau dan biru untuk melengkapi penampilan 50 orang penari tersebut.

Sanggar Ratna Sari sendiri yang berlokasi di Jakarta Timur memang sudah lama berkecimpung dalam bidang seni budaya Betawi, terutama seni pertunjukan, seni musik, dan seni tari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Inspirasi Topeng Betawi

Pendiri sanggar Ratna Sari pada 1930-an, yakni Mak Kinang, adalah pencipta topeng Betawi. Seni pertunjukan ini memadukan antara teater, lawakan, seni musik, nyanyi, dan tarian.

Yahya Andi Saputra, budayawan Betawi, mengatakan tari topeng Betawi terinspirasi dari tari topeng Cirebon. Awal perkembangannya sendiri pun berkembang dalam komunitas Betawi Pinggir (Betawi Ora) dan berawal dari pertunjukan topeng jalanan di Cisalak.

“Jadi sebagaimana kesenian Betawi yang lain, topeng ini juga pertunjukan jalanan. Tidak dipentaskan di gedung-gedung, melainkan di tanah dengan batas antara penonton dengan pemain sangat dekat,” ujar Yahya, Senin, 5 Juni 2023.

Hingga saat ini, di kalangan masyarakat Betawi Pinggir, topeng Betawi masih dipentaskan pada acara-acara tertentu, misalnya untuk memenuhi kaulan atau nazar. Sebab, topeng Betawi ini dipercaya dapat menjauhkan si penanggap dari malapetaka dan marabahaya.

“Hal ini sebenarnya juga sudah ada sejak zaman prasejarah ya dan sebagai tarian yang digunakan dari cerita-cerita kuno para leluhur. Misalnya, ada keluarga anaknya sakit, kemudian orang tuanya bernazar bahwa jika anaknya sembuh, dia akan menanggap (mementaskan) topeng,” ujar Yahya menjelaskan.

3 dari 3 halaman

Makna Topeng Betawi

Budayawan yang juga tukang sahibul hikayat ini bercerita, “Dalam bahasa Betawi perkataan topeng dapat berarti tontonan, pertunjukan teater, penari atau primadona.”

Tidak hanya itu saja, pemain topeng Betawi yang biasanya dianggap sebagai primadona grup adalah penari kembang topeng. Karena itu, si penari lah yang kostumnya paling unik, serba meriah dan gemerlapan.

Para penari juga harus memiliki sifat luwes karena di tari topeng Betawi ada gerakan memutar tangan saat menari. Selain itu, mereka juga dituntut untuk memiliki sifat ajer atau ceria. Penari topeng tidak boleh memperlihatkan mimik bersedih pada saat di panggung.

Tarian ini juga memiliki makna dan filosofi tersendiri. Terutama dengan tiga topeng yang digunakan, yakni putih, pink, dan merah.

“Warna putih melambangkan karakter lembut, topeng berwarna pink atau merah muda melambangkan karakter lincah, sementara merah melambangkan karakter kuat yang disertai amarah,” kata Yahya lagi.

Tidak hanya berbeda dari segi topeng, tapi gerakan menarikannya pun berbeda. Ada yang ditarikan dengan lemah lembut, tapi ada juga yang memiliki pola gerak yang makin cepat dan kuat sesuai dengan karakter yang dibawakan.

Hingga saat ini, tari topeng Betawi maupun tari kreasi lainnya masih diajarkan di Sanggar Ratna Sari yang latihan setiap Rabu dan Sabtu sore di Anjungan DKI Jakarta, Taman Mini Indonesia Indah.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.