Sukses

Nestapa Pekerja Migran dari Madura: Jadi Tulang Punggung Sejak Muda, Kini Hidup Terlunta di Malaysia

Aida kini sakit-sakitan dan hilang kontak dengan keluarga

Liputan6.com, Bangkalan - Sebuah video yang merekam seorang perempuan pekerja migran asal Madura hidup terlunta-lunta di Malaysia viral di media sosial, Kamis (25/5/2023). Menurut keterangan si perekam, sudah setahun perempuan bernama Aida itu didera sakit yang membuatnya tak lagi lancar bercakap.

Sakit itu pula yang membuat perempuan kelahiran tahun 1975 ini tak lagi bisa bekerja. Selama setahun terakhir hidupnya, ia lalui hanya berbaring di sebuah kamar tumpangan yang tak begitu luas.

Hidup Aida kian nestapa karena handphone-nya telah lama rusak sehingga putus komunikasi dengan anak dan keluarga. Aida saat ini ditampung TKI lainnya di daerah Padang Jawa, Selangor.

"Ini KTP-nya, namanya Aida, warga Kraton, Bangkalan. Barangkali ada yang kenal, mohon disampaikan ke keluarganya, kasihan," kata si perekam.

Pihak Kelurahan Kraton merespon cepat viralnya video ini. Pertama-tama mereka menghubungi para ketua RT dan RW dan akhirnya diketahui bahwa Aida bernama asli Siti Zubaidah adalah warga RT 02, RW 03 Kelurahan Kraton.

"Kami langsung komunikasi dengan keluarganya, juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Disnaker. Jadi untuk pemulangan ibu Aida ini harus berkoordinasi dengan KBRI di Malaysia," kata Lurah Kraton, Imam Hanafi. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pekerja Keras

Di keluarganya, Aida dikenal sebagai sosok pekerja keras sejak muda. Karena itu sebagian besar hidupnya dihabiskan sebagai pekerja migran. Arab Saudi menjadi negara pertama yang dituju Aida selepas lulus SMA. Ia bertahan selama 12 tahun di negeri minyak ini.

Pasca dari Saudi, ia lalu merantau ke Malaysia dan pulang enam tahun kemudian. Saat suaminya meninggal dunia, ia memutuskan berangkat lagi ke Malaysia dan tidak pernah pulang hingga kini.

Keluarga berharap Aida bisa dipulangkan, agar bisa berkumpul lagi dengan anak, cucu dan keluarganya.

"Bibi merantau sejak saya SMP, kalau diingat-ingat, paling cuma tiga kali dia pulang, selebihnya dia berada di perantauan," kata Moh. Arifin, keponakan Aida.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.