Sukses

Solusi Polemik Masuknya Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 di Indonesia Versi La Nyalla Mattalitti

Batalnya drawing Piala Dunia U-20 di Bali, menimbulkan banyak polemik di tengah masyarakat, bahkan banyak kerugian yang akan didapatkan Indonesia ketika FIFA memberikan sanksi ke negara ini.

Liputan6.com, Solo - Terkait rencana kedatangan Timnas U-20 Israel di Indonesia dalam rangka mengikuti Piala Dunia U-20 tahun 2023 mendapatkan penolakan dari beberapa pemimpin daerah. Hal ini menimbulkan banyak polemik yang muncul.

Terlebih setelah FIFA akhirnya membatalkan drawing piala dunia U-20 yang seharusnya digelar di Bali.

Kepada Liputan6.com, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, jauh sebelum menjadi polemik, pernah memberikan solusi terkait permasalahan tersebut.

Saran itu disampaikan LaNyalla saat menerima beberapa organisasi kemanusiaan yang menolak kedatangan Timnas Israel di Gedung DPD RI, Senayan, beberapa waktu lalu.

Mantan Ketua Umum PSSI itu menyarankan agar pertandingan yang melibatkan timnas Israel dalam ajang Piala Dunia U-20 digelar di negara terdekat, misalnya di Singapura.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minta Israel Tidak Satu Grup dengan Indonesia

"Saat itu sudah saya sarankan, setelah drawing nanti, semoga pot-nya Indonesia beda dengan Israel, sehingga grup Israel bisa melakukan pertandingan di negara terdekat Indonesia," ujar LaNyalla melalui saluran teleponnya kepada Liputan6.com, Selasa (28/3/2023).

Menurutnya, dirinya pernah mengingatkan bahwa dalam olahraga sepak bola mempunyai azas hukum tersendiri atau Lex Sportiva dan itu tidak bisa diintervensi. Makanya yang perlu dicari oleh PSSI dan stakeholder adalah win-win solution.

"Dengan melakukan pertandingan di negara terdekat Indonesia, berarti secara sport, pertandingan jalan. Sedangkan secara kemanusiaan dan hubungan diplomatik dengan Palestina juga tidak bermasalah," tutur dia.

Dirinya berharap, pemerintah Indonesia tidak lupa dengan sejarah dan nilai serta cita-cita bangsa dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemerdekaan.

"Dalam SOP FIFA, sebelum pertandingan pasti menyanyikan lagu kebangsaan dan menaikkan bendera negara yang bertanding. Di situlah titik krusialnya. Karena sudah bukan soal olahraga semata namun hal itu berarti mengakui eksistensi Israel yang selama ini melakukan penjajahan terhadap Palestina," kata La Nyalla.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini