Sukses

Mengenal Jenis Ikan Pelagis dan Ikan Demersal yang Jadi Primadona

Ikan pelagis dan ikan demersal yang ada di perairan laut Indonesia merupakan komoditas primadona dalam sektor perikanan.

Liputan6.com, Jakarta - Klasifikasi ikan secara umum berdasarkan habitat airnya, sehingga dikenal ada ikan air tawar, ikan air payau, atau ikan air laut. Sementara jenis ikan pelagis atau demersal dengan klasifikasi lain belum populer.

Padahal, pasar ekspor terbesar adalah ikan yang berasal dari jenis pelagis dan demersal. Di kalangan pelaku bisnis di industri perikanan, karakteristik dan perbedaan dari ikan pelagis dan demersal sudah menjadi pengetahuan umum.

Mari kita belajar sekilas soal ikan pelagis dan demersal, mengutip keterangan tertulis dari Aruna, integrated fisheries commerce dan supply chain aggregator di Indonesia yang merevolusi rantai pasok perikanan Indonesia dengan menghubungkan nelayan skala kecil ke pasar yang lebih luas melalui teknologi.

"Kami juga ingin agar jenis ikan pelagis dan demersal ini menjadi familiar di kalangan umum," kata Syahrizal Siregar, Business Operations Officer Aruna

Pengklasifikasian ikan pelagis dan demersal dilakukan pada jenis ikan air laut berdasarkan jenis habitatnya. Ikan pelagis adalah jenis ikan yang hidup di permukaan air dan hidup berkelompok. Ikan demersal merupakan ikan yang hidup di dasar laut yang berlumpur, berpasir dan banyak bebatuan

Pengklasifikasian ikan pelagis kembali diturunkan berdasarkan ukurannya, yaitu ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar. Sementara klasifikasi turunan dari ikan demersal dibedakan dengan karakteristik lebih kompleks berdasarkan massa jenis dan kemampuan berenangnya, yaitu bentuk dan bentopelagis.

Contoh ikan pelagis: cakalang, tuna, tongkol, kembung, teri. Contoh ikan demersal: kuwe, kerapu, bandeng, bawal, kakap merah atau bambangan.

Ikan pelagis dan ikan demersal yang ada di perairan laut Indonesia merupakan komoditas primadona dalam sektor perikanan, baik untuk pasar domestik maupun pasar internasional. Masyarakat umum pasti sudah sering mendengar dan menjadikan contoh ikan di atas sebagai ikan konsumsi.

"Bukan hanya di ekosistem Aruna saja, ya, tetapi secara umum, dari masing-masing kedua jenis ikan laut ini, yang menjadi primadona dan sudah banyak tersedia di berbagai supplier seafood adalah ikan cakalang yang merupakan jenis ikan pelagis dan kerapu dari ikan demersal," kata Syahrizal.

Apa perbedaan Ikan Pelagis dan Ikan Demersal? Simak di halaman berikutnya..

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perbedaan Ikan Pelagis dan Demersal

Pertama, individual vs berkelompok. Ini yang paling membedakan dari karakteristik kedua ikan ini, mengenai bagaimana cara mereka hidup di habitatnya. Ikan pelagis terbiasa hidup menggerombol sedangkan jenis ikan demersal terbiasa hidup individual.

Perbedaan lain pada kandungan minyak dalam tubuh. Jenis ikan demersal hanya memiliki kandungan minyak sebesar 1%-4% dari total berat badannya, yang menjadikan ikan daging demersal termasuk dalam ikan daging putih. Sebaliknya, dalam tubuh ikan pelagis dapat terkandung minyak hingga 30%,  

Baik ikan pelagis maupun ikan demersal memang ikan laut yang tergabung dari kedua klasifikasi tersebut sudah sejak lama ditangkap secara komersial untuk mengisi kebutuhan fisheries supply dan dijadikan sebagai sajian utama dalam restoran maupun rumah tangga. Maka habitat kedua jenis ikan ini harus dipantau agar tidak terjadi tindakan overfishing yang dapat mengakibatkan kerusakan alam dan jumlah ketersediaannya berkurang drastis.

Aruna sebagai perusahaan perikanan yang mengedepankan penerapan konsep sustainable fisheries, terus berusaha menggandeng komunitas nelayan agar ketersediaan ikan dan habitatnya tetap terjaga dengan baik, serta melakukan metode penangkapan yang tidak membahayakan lingkungan.

"Dari semakin banyaknya Aruna Hub yang tersebar di berbagai daerah di area pesisir kepulauan Indonesia, terbukti penerapan metode perikanan keberlanjutan dapat meningkatkan taraf hidup nelayan dari segi pemahaman dan ekonomi," kata Syahrizal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.