Sukses

Kampung Tirang di Tegal, Permukiman Unik di Tengah Muara yang Hanya Dihuni 12 Keluarga

Karena lokasinya yang berada di kawasan kampung nelayan dan tak jauh dari Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kelurahan Tegalsari, mayoritas penghuni kampung ini bekerja sebagai nelayan.

Liputan6.com, Tegal - Kampung Tirang berlokasi di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Jawa Tengah. Kampung ini terbilang cukup unik karena berada di tengah muara.

Selain itu, kampung ini hanya dihuni oleh 12 kepala keluarga saja. Terletak tak jauh dari pusat kota Tegal, Kampung Tirang dikelilingi oleh air laut yang membuatnya sulit diakses.

Kampung ini berdiri di sebuah delta dengan luas 13.581 meter persegi saja. Delta merupakan sebuah daratan yang terbentuk dari hasil pengendapan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Oleh karena itu, Kampung Tirang berada di lokasi yang terpisah oleh sungai dari permukiman lainnya yang ada di lingkup wilayah kelurahan yang sama.

Karena lokasinya yang berada di kawasan kampung nelayan dan tak jauh dari Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kelurahan Tegalsari, mayoritas penghuni kampung ini bekerja sebagai nelayan. Rumah-rumah yang mereka huni juga merupakan bangunan semi permanen dengan dinding yang terbuat dari potongan kayu dan papan. Adapun bagian lantainya masih berupa tanah.

Rumah-rumah tersebut juga tidak berdiri di lahan pribadi. Masyarakat Kampung Tirang mendirikan rumah di atas tanah milik negara.

Sayangnya, karena lokasinya yang cukup terpencil, masyarakat Kampung Tirang kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan. Untuk mencapai Kota Tegal saja mereka harus menyeberangi sungai dengan rakit atau perahu nelayan.

Menariknya, kampung ini pernah diabadikan dalam sebuah film berjudul 'Turah' yang dirilis pada 2016. Film yang disutradarai Wicaksono Wisnu Legowo ini berkisah tentang kehidupan masyarakat Kampung Tirang di Kota Tegal yang terisolasi selama bertahun-tahun.

Film tersebut sempat diikutkan dalam seleksi film Oscar 2018 dalam nominasi untuk kategori Best Foreign Language Film atau film berbahasa asing terbaik, tetapi gagal. Meski demikian, film berbahasa daerah Tegal ini telah memenangi tiga kategori dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival 2016, Singapore International Film Festival 2016, Festival Film Tempo 2017, Vietnam Film Festival 2017, Piala Maya 2018, hingga POPCORD Award 2018.

Konon, berkat populernya film ini, masyarakat setempat akhirnya mendapatkan fasilitas listrik dan air bersih dari PDAM. Selain itu, pemerintah Kota Tegal masih memberikan perhatian ke kampung ini.

Setidaknya, kampung ini masuk ke dalam salah satu proyek wisata bahari terbaru di kota tersebut. Program ini diinisiasi oleh masyarakat di Kelurahan Tegalsari. Dengan menjadi salah satu destinasi wisata, masyarakat berharap agar perekonomian warga yang sebelumnya terisolasi selama bertahun-tahun bisa bangkit menjadi lebih baik.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.