Sukses

Pentingnya Forgiving Road Setelah Kecelakaan Bus di Imogiri, Apa Itu?

Liputan6.com, Yogyakarta - Bus pariwisata masih menjadi salah satu kendaraan favorit untuk mengujungi tempat wisata beramai ramai. Namun memilih bus pariwisata yang bagus juga menjadi hal yang krusial. Jangan sampai malah jadi korban penipuan atau paling parah terlibat kecelakaan karena armada dan pengemudinya yang kurang berpengalaman.

Dalam acara media rilis Keselamatan Bus Pariwisata di Indonesia yg diselenggarakan Komite Nasional Keselamatan Trasnportasi (KNKT) di Yogyakarta, Rabu (30/11/22), Plt Kasubkom IK LLAJ Ahmad Wildan menyebut skema forgiving road dapat menjadi solusi untuk meminimalkan kecelakaan bus pariwisata, terutama untuk daerah yang menjadi tujuan wisata populer seperti DIY.

Lalu apa itu forgiving road?

Wildan menjelaskan forgiving road atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti jalan memaafkan, erat kaitannya dengan kecelakaan di jalan raya. Semisal terjadi suatu insiden kecelakaan, maka secara teknis forgiving road akan menurunkan tingkat fatalitas korban akibat tabrakan tersebut.

Forgiving road hadir sebagai bentuk perhatian dalam meminimalisir kecelakaan yang terjadi di jalan. Dengan menghasilkan atribut keselamatan di jalan raya semakin ditingkatkan guna memberikan rasa aman dan nyaman saat berkendara.

Forgiving road merupakan infrastruktur jalan yang mampu meminimalkan kesalahan pengguna jalan dan mengurangi tingkat keparahan korban dari cedera. 

"Harapannya dengan adanya forgiving road di jalanan, apabila pengendara mengalami rem blong atau merasa armada yang digunakan berisiko, dapat menggunakan forgiving road ini," ucap Wildan di Yogyakarta.

Ia mencontohkan adanya forgiving road dapat meminimalkan korban jiwa kecelakaan seperti yang terjadi di Bukit Bego, Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY, pada Minggu (6/2/2022). Wildan juga memaparkan hasil investigasi penyebab kecelakaan naas tersebut.

Menurutnya dari hasil nvestigasi menunjukkan, kecelakaan bus di Bukit Bego bukan karena malfungsi dari kendaraan. Ia menyebut pengemudi sempat melakukan pengereman panjang berkali-kali.

Hal tersebut membuat rem bus mengalami tekor angin. Ini berdampak pada sistem pengereman bus dan membuat bus mengalami rem blong.

"Saat anginnya kurang dari standar yang diperlukan untuk kampas mendorong teromol cuma terdengar, tetapi kampas tidak bergerak sama sekali. Inilah rem blong terkait angin tekor," ujar Wildan.

Selain itu, banyaknya korban jiwa dikarenakan bodi kendaraan yang keropos. Saat terjadi tumbukan bus mengalami deformasi hingga mencapai survival space. Bahkan dari hasil investigasi diketahui bangku penumpang juga tidak dilengkapi sabuk keselamatan, hingga kaca bus tidak memenuhi standar keamanan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.