Sukses

Sayur Kalangkala, Warisan Kuliner Khas Suku Banjar

Kalangkala merupakan buah hutan yang menjadi kekayaan alam di Kalimantan. Bentuknya yang bulat mirip terong pipit dengan perpaduan kulit berwarna hijau dan merah muda, membuat orang yang melihatnya makin jatuh hati.

Liputan6.com, Banjarmasin Kalangkala merupakan buah hutan yang berasal dari Kalimantan. Bentuknya yang bulat mirip terong pipit dengan perpaduan kulit berwarna hijau dan merah muda, membuat orang yang melihatnya makin jatuh hati.

Sementara, untuk rasanya kalangkala mirip alpukat yang memiliki tekstur lembut. Bahkan bagi masyarakat suku Banjar dan Huku Sungai, buah kalangkala kerap dijadikan sebagai sayur yang disantap bersama ikan, sambal dan nasi. 

Zaki, seorang penggemar sayur kalangkala membagikan tips untuk membuat sayur khas suku Banjar ini. Untuk membuatnya sangat mudah, yaitu dengan merendam buah ke dalam air hangat selama satu hingga dua jam, kemudian diberi garam, cabai, dan penyedap rasa secukupnya.

"Rendam buahnya degan air panas, cukup satu hingga dua jam karena kalau kelamaan nanti kulitnya akan menghitam," ujar Zaki, Senin (14/11/2022).

Tak hanya itu, ayah dua anak ini kerap menyajikan sayur kalangkala menjadi hidangan spesial di keluarga yang menjadi warisan turun temurun. Namun sayangnya, untuk mendapatkan buah tersebut saat ini terbilang sulit. Selain karena musiman, buah tersebut tumbuh di pedalaman hutan Kalimantan.

"Kemarin saya beli di pasar terapung, harganya Rp1.000 per buah. Itupun hanya satu orang saja yang dagang," ungkap Zaki.

Dilansir dari website Badan Standarisasi Instrumen Pertanian milik Kementrian Pertanian, menerangkan jika biji buah kalangkala kerap kali digunakan sebagai obat bisul. Biji kalangkala mengandung komponen metabolit sekunder dan mengandung komponen kimia yakni alkaloid dan tanin.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian dari Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, menunjukkan bahwa kadar air buah kalangkala cukup tinggi yaitu 74.99 persen dibandingkan buah binjai.

Kalangka cukup dominan mengandung lemak yakni 1,67 persen, protein 8,40 persen, dan serat kasarnya 10,57 persen. Hasil penelitian itu terangkum dalam jurnal setebal 15 halaman yang berjudul Identifikasi Komponen Kimia Buah Kalangkala dan Binjai sebagai Bahan Pangan.

Dari uji laboratarium tersebut menunjukkan bahwa kandungan serat buah kalangkala cukup tinggi, hal itu dapat dimanfaatkan sebagai sumber serat pangan. Sementara pada bagian tepung biji kalangkala kandungan lemaknya cukup tinggi sebesar 36,72 persen dan kandungan proteinnya 16,80 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.