Sukses

Dari Batara Kala hingga Ibu Bulan, Ini 6 Mitos Gerhana Bulan Total

Fenomena gerhana bulan yang dapat dijelaskan secara ilmiah, ternyata juga melahirkan beberapa mitos tertentu.

Liputan6.com, Yogyakarta - Pada 8 November lalu, gerhana bulan terlihat di beberapa wilayah, termasuk di langit Indonesia. Gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi, sehingga menyebabkan cahaya matahari tidak semuanya sampai ke bulan.

Singkatnya, gerhana bulan terjadi saat posisi matahari-bumi-bulan sejajar. Hal tersebut membuat bulan masuk ke umbra bumi, yakni bayangan inti yang berada di bagian tengah sangat gelap pada saat terjadi gerhana bulan.

Fenomena gerhana bulan yang dapat dijelaskan secara ilmiah, ternyata juga melahirkan beberapa mitos tertentu. Mengutip dari beberapa sumber, berikut beberapa mitos gerhana bulan:

1. Batara Kala memakan bulan

Sebagian masyarakat Jawa meyakini bahwa Batara Kala gemar memakan bulan. Mengutip dari laman NU Online, munculnya gerhana adalah bukti bahwa raksasa jahat tersebut sedang memakan bulan.

Masyarakat yang percaya pada mitos ini akan menabuh lumpang atau kentongan untuk mengusir Batara Kala dan menggagalkan rencananya melahap bulan. Tak hanya itu, para ibu hamil juga harus mengolesi perut mereka dengan abu agar Batara Kala tidak mengganggu si jabang bayi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jaguar Makan Bulan

2. Jaguar memakan bulan

Jika masyarakat Jawa meyakini gerhana bulan merupakan fenomena Batara Kala yang memakan bulan, berbeda lagi dengan Suku Inca kuno. Suku Inca kuno percaya bahwa gerhana bulan terjadi karena Jaguar memakan bulan.

Secara historis, hal tersebut memiliki pertanda buruk sehingga menimbulkan ketakutan. Jika Jaguar telah memakan bulan hingga habis, mereka percaya ia akan turun ke bumi untuk memakan manusia. Untuk mencegah hal itu, suku Inca akan membuat suara gaduh untuk mengusir Jaguar agar tidak turun ke bumi saat gerhana bulan terjadi.

3. Bencana besar dan penyakit

Selain tentang Batara Kala, masyarakat Jawa juga mempercayai bahwa munculnya gerhana bulan dianggap sebagai pertanda akan terjadi bencana. Mengutip dari 'Gerhana: Antara Mitos, Sains, dan Islam' oleh Dosen Jurusan Syariah STAIN Kudus, Saiful Mujab, disebutkan bahwa berbagai cara akan dilakukan masyarakat agar bencana tidak terjadi.

Tak hanya bencana, gerhana bulan yang muncul pada bulan Muharam dalam kalender Islam juga disebut sebagai tanda munculnya wabah penyakit. Wabah penyakit ini juga muncul dengan dibarengi naiknya berbagai kebutuhan pokok masyarakat.

3 dari 3 halaman

Perbaiki Penampilan

4. Bisa memperbaiki penampilan

Mitos gerhana bulan lainnya berkaitan dengan kecantikan. Beberapa orang percaya bahwa mandi di telaga saat gerhana bulan muncul dapat membuat wajah dan tubuh bersinar.

Hal tersebut dipercaya akan membuat seseorang disayang semua orang. Singkatnya, mandi di telaga saat bulan purnama dapat memunculkan kharisma dalam diri.

5. Bisa mengabulkan harapan

Saat gerhana bulan muncul, seseorang disarankan merapalkan harapan. Mereka yang melakukan ini percaya bahwa gerhana bulan bisa mewujudkan segala harapan dan keinginan seseorang.

6. Penampakan Ibu Bulan

Mitos selanjutnya adalah mitos yang berkembang di Amerika. Orang-orang asli Amerika percaya bahwa gerhana bulan merupakan tanda Ibu Bulan yang menampakkan diri.

Kehadiran Ibu Bulan dipercaya sebgai pembawa penerangan. Ia dipercaya dapat membersihkan jiwa, energi, emosional, dan spiritual manusia, khususnya bagi para perempuan di bumi.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.