Sukses

Ormas dan Kedutaan Inggris Inisiasi 'Rumah Sehat Rakyat' di Sulteng, Apa Itu?

Kolaborasi untuk mengatasi kendala pelayanan kesehatan masyarakat rentan di Sulawesi Tengah digagas bersama antara organisasi kemasyarakat dan Kedutaan Besar Inggris.

Liputan6.com, Palu - Layanan kesehatan virtual  Rumah Sehat Rakyat tengah dikembangkan di Sulawesi Tengah. Layanan itu diharapkan bisa memudahkan akses kesehatan bagi kelompok marjinal, komunitas yang terdampak penyakit menular, perubahan iklim, dan bencana alam. Layanan yang diberikan berbasis teknologi digital.

Pola layanan Rumah Sehat Rakyat (RSR) juga dapat mengurangi tekanan pada layanan kesehatan dengan menggunakan teknologi akses virtual kepada masyarakat lokal agar dapat menjangkau dokter dan tenaga kesehatan professional lainnya termasuk layanan konsultasi kesehatan fisik dan mental kepada masyarakat yang paling terkena dampak penyakit menular, perubahan iklim dan bencana alam.

Langkah awal gerakan itu sudah dimulai dengan rapat koordinasi bersama Pemprov Sulteng dan Pemkot Palu, Rabu (24/8/2022) yang membahas langkah-langkah meningkatkan jangkauan dalam menyediakan telehealth untuk kelompok marjinal yang menjadi target.

Pengalaman menghadapi pandemi Covid-19 disebut menjadi dasar pengembangan layanan tersebut untuk mendukung penyedia layanan kesehatan lokal dengan menawarkan intervensi telehealth untuk pencegahan dan promosi kesehatan masyarakat, serta layanan kesehatan dasar.

“Kemitraan kami dengan Lapor Covid-19, Rumah Sehat Rakyat menjadi demonstrasi baik tentang bagaimana kami dapat membantu mengembangkan cara-cara baru yang inovatif dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat rentan dan marjinal di Indonesia,” Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan di Palu, Rabu (24/8/2022).

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pola Layanan yang Tak Bebani Rumah Sakit

Inisiator Lapor Covid-19, Irma Handayani menyebut replikasi pola analisa data dengan tekonologi digital sepeti yang dilakukan sukarelawan saat penanganan Covid-19, membuka peluang baru meningkatkan kualitas dan kecepatan layanan kesehatan yang lebih luas.

“Sebagai contoh, RSR dapat membantu memutuskan apakah seorang pasien harus menjalani tes PCR atau bagaimana cara mengatasi long Covid. Selain itu, RSR dapat mengurangi jumlah pasien yang dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas lainnya, sehingga mengurangi tekanan terhadap pelayanan kesehatan garis depan." Kata Irma.

Irma menekankan gerakan dengan dukungan Program Akses Digital Pemerintah  Inggris dan Pemda di Sulawesi Tengah adalah perwujudan dari bagaimana teknologi digital  baru dapat membantu orang-orang, terutama kelompok marjinal mendapatkan layanan kesehatan, seperti untuk Covid-19.

Di Kota Palu sendiri kelompok sukarelawan ‘Roa Jaga Roa’ turut berkolaborasi dalam gerakan tersebut. Roa Jaga Roa merupakan gerakan masyarakat Kota Palu yang masif membantu mengintervensi kebutuhan warga terpapar Covid-19 sejak tahun 2021.

Bahkan saat puncak pandemi para sukarelawan juga membantu pasien dari rumah hingga rumah sakit. Mereka mampu memutus prosedur birokrasi yang ribet di saat pemerintah kala itu kualahan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.