Sukses

5 Fakta Peuyeum Bandung, di Antaranya Cegah Krisis Pangan Zaman Penjajahan

Sampai sekarang peuyeum masih menjadi salah satu oleh-oleh khas Bandung.

Liputan6.com, Bandung - Sampai sekarang, peuyeum masih menjadi salah satu oleh-oleh khas Bandung. Namun di balik rasanya yang khas, ada beberapa fakta menarik tentang peuyeum bandung.

Dalam bahasa Indonesia, peuyeum berarti tape yang merupakan proses fermentasi kudapan hasil fermentasi makanan berkabohidrat seperti beras ketan dan singkong. Sementara peuyeum bandung mengarah pada kudapan hasil fermentasi dari singkong.

Karena terbuat dari singkong, peuyeum bandung memiliki tekstur yang khas, lembut dan berserat. Rasanya manis dengan sedikit sentuhan asam dan ada sensasi hangat. Rasa asam dan hangat itu didapat dari proses fermentasi.

Bukan hanya soal rasa dan teksturnya yang khas, peuyeum bandung juga memiliki ciri khas. Bentuknya panjang dengan bagian terluar berwarna putih pucat, sementara bagian dalamnya berwarna kekuningan.

Di samping itu, ternyata ada beberapa fakta menarik tentang peuyeum bandung. Sebelum jajan peuyeum di Bandung, yuk cari tahu dulu fakta di balik popularitasnya yang ternyata sudah ada sejak tahun 1800. Siapa tahu, setiap gigitan peuyeum yang nanti kamu makan akan jadi semakin nikmat.

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang peuyeum bandung.

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Dibuat Karena Krisis Pangan

Masyarakat Bandung sudah mulai mengonsumsi singkong sejak zaman penjajahan, mereka menggunakannya sebagai pengganti nasi.

Ketika itu, produksi singkong sangat berlimpah dan untuk mengantisipasi supaya tidak busuk sebelum dikonsumsi, adalah dengan diawetkan.

Caranya difermentasi dengan menggunakan ragi. Dan hasil olahan itu kemudian menjadi kuliner yang terkenal sampai sekarang.

3 dari 6 halaman

Produksi di Cimenyan

Proses pengawetan singkong sudah dilakukan di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, sejak tahun 1800. Tapi baru mulai dipasarkan pada tahun 1950-an dan banyak orang tertarik untuk membeli.

Kualitas rasa peuyeum produksi Cimenyan dikenal nomor wahid. Saking populernya, peuyeum asal Cimenyan ini juga meluas hingga keluar daerah, hingga akhirnya dikenal dengan oleh-oleh khas Bandung.

4 dari 6 halaman

Pembuatannya Mudah

Proses pembuatan peuyeum juga cukup mudah, lho. Bahan yang dibutuhkan hanya singkong, air dan ragi. Proses awalnya, tentu saja mengupas kulit singkong dan mencucinya sampai bersih.

Singkong yang sudah bersih kemudian dipotong bagian ujung atas dan bawahnya saja, lalu direbus dua kali sampai setengah matang. Proses merebus juga tak memakan waktu lama, cukup 1,5 jam untuk proses pertama dan 1 jam untuk proses kedua.

Setelah itu, singkong ditiriskan dan sesudahnya ditaburi ragi. Singkong yang sudah ditaburi ragi disusun dalam keranjang bambu yang sudah dialasi daun pisang, kemudian diamkan selama dua sampai tiga hari.

Meski begitu, rasa yang dihasilkan dari proses sederhana ini tergantung dari kualitas singkong yang digunakan.

5 dari 6 halaman

Dapat Menghangatkan Tubuh

Peuyeum memiliki citarasa khas manis dengan sentuhan asam. Sensasi hangat di tenggorokan dan tubuh juga biasanya muncul usai menyantapnya.

Sensasi inilah yang didapat dari hasil fermentasi dengan menggunakan ragi. Karena pada umumnya, makanan maupun minuman hasil fermentasi akan menciptakan sensasi hangat di tubuh.

6 dari 6 halaman

Bisa Diolah Lagi Untuk Jadi Camilan Lain

Peuyeum juga bisa diolah lagi untuk dijadikan berbagai jenis camilan. Yang paling umum adalah dibakar di atas arang dan dimakan dengan unti kelapa atau dikenal dengan colenak.

Tapi selain itu, peuyeum bandung juga bisa diolah jadi gorengan hingga kue. Semua tergantung kreatifitas.

Nah, itu dia sekilas fakta menarik tentang peuyeum bandung. Bagaimana, sudah siap jajan peuyeum bandung sekarang?

Penulis Mega Dwi Anggraeni

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.