Sukses

Nadiem Makarim Apresiasi Berjalannya Program Kampus Merdeka di Sumut

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim, berdialog secara hybrid dengan perwakilan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Sumatra Utara (Sumut) di Kampus Universitas Sumatra Utara (USU), Kota Medan.

Liputan6.com, Medan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim, berdialog secara hybrid dengan perwakilan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Sumatra Utara (Sumut) di Kampus Universitas Sumatra Utara (USU), Kota Medan.

Nadiem memberikan apresiasi kepada mahasiswa dan pihak perguruan tinggi di Sumut yang telah melaksanakan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Dalam kesempatan tersebut Menteri Nadiem juga mendengarkan berbagai masukan tentang berjalannya program MBKM pada tahun pertama, baik dari mahasiswa, dosen, maupun rektor.

Rektor USU, Muryanto Amin menyampaikan, saat ini USU telah melaksanakan Program MBKM. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan 5 mitra Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sampai dengan saat ini USU telah mengirimkan 94 mahasiswa untuk mengikuti program MBKM dan mulai terlihat hasilnya.

"Selama magang dinilai, kalau bagus akan lanjut bekerja di perusahaan tempat magang tersebut sebagai pimpinan lokal," kata Muryanto, Selasa (26/110/2021).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peningkatan Program

Nadiem mengingatkan, tahun depan akan ada beberapa peningkatan program. Magang Bersertifikat, Kampus Mengajar, dan semua program yang setara 20 SKS akan ditingkatkan. Ia meminta perguruan tinggi dan rektor di Sumut tidak menyia-nyiakan kesempatan.

"Tahun ini ada 50 ribu mahasiswa yang berpartisipasi dalam belajar di luar kampus. Tahun depan kita targetnya 150 ribu. Tolong dorong untuk mencari program lokal," ujarnya.

Nadiem menerima banyak masukan terkait pelaksanaan MBKM. Tantangan utama yang banyak dihadapi mahasiswa dan perguruan tinggi adalah terhambatnya proses konversi SKS, dan sulitnya kerja sama mitra industri.

Nadiem juga mengapresiasi semua pihak yang dengan susah payah mengikuti program MBKM. Ia menilai wajar pada pelaksanaan tahun pertama MBKM masih menemui banyak permasalahan, karena mengusung perubahan besar.

Namun, ia yakin pelaksanaan MBKM pada tahun-tahun berikutnya akan mengalami perbaikan dan berjalan lebih lancar. Sebab, hal tersebut adalah proses adaptasi.

"Kalau kita tidak memulai, tidak akan sampai pada tujuan. Pada cita-cita. Mohon kesabaran dan dedikasi untuk bersama memecahkan masalah," tutur Menteri Nadiem.

3 dari 3 halaman

Alasan Diberikan 20 SKS

Terkait permasalahan sulitnya konversi SKS bagi peserta MBKM, Nadiem menegaskan, 3 semester di luar program studi (prodi) merupakan hak mahasiswa. Alasan diberikan 20 SKS karena pemerintah ingin memastikan mahasiswa seperti bekerja penuh waktu saat magang.

"Sehingga tidak harus menambah waktu belajar lagi di kampus. Oleh karena itu kampus wajib mengurasi program magang yang memperbolehkan bekerja penuh waktu," sebutnya.

Pada kesempatan tersebut, Mendikbud Ristek juga menyampaikan mulai ditegaskannya isu 3 besar dosa dalam dunia pendidikan yang terdiri dari kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi.

"Salah satu perjuangan bersama yang mulai dilakukan, memastikan para mahasiswa dan dosen merasa aman dan bebas dari kekerasan seksual," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.