Sukses

'Jahelo', Bubuk Jahe Penjaga Imunitas Karya Perempuan Minang

Jaleho ini dibuat dari bahan baku jahe emprit.

Liputan6.com, Pariaman - Seorang kader PKK di Desa Kampung Apar, Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman, Sumatera Barat berhasil menciptakan sebuah produk yang diberi nama Jahelo.

Jahelo merupakan bubuk jahe instan yang dikemas dengan baik, dan sudah dipasarkan. Bubuk jahe yang memiliki banyak khasiat itu diracik oleh Rasmiwati.

Dalam meracik produknya, Rasmiwati tak sendiri. Ia dibantu oleh dr Arnetti dari Akademisi Farmasi Universitas Andalas.

Ia sudah membuat produk ini sejak 2007, tetapi sempat terhenti. Kemudian pada 2020 ia kembali mulai meracik bahan baku jahe emprit itu dan berganti nama dengan sebutan Jahelo.

"Iya sudah diproduksi kembali dan memberdayakan ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok pemberdayaan masyarakat, dengan nama Kampung Apar Inovation Centre (KAIC)," kata Rasmiwati.

Saat ini, untuk bahan baku Jahelo ia masih membeli dari pasar, sebab jahe emprit ini lebih bagus untuk diolah menjadi minuman yang berkhasiat dari pada menggunakan jahe merah.

"Produk Jahelo ini sudah ada produk turunannya seperti Jahelo aroma teraphy," ujar Rasmiwati.

Jahelo, lanjutnya bisa dijadikan bahan berbagai minuman seperti teh telur jahe hijau. Untuk pemasaran, ia menyebut juga mulai menggeliat, selain di dalam daerah Sumbar, Jaleho sudah ada yang dikirim ke Batam.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantu Jaga Imun

Bahkan, dirinya juga sudah mengirim contoh produk Jahelo ini ke Jepang, dan sekarang sedang menunggu jawaban dari sana.

"Untuk promosi kami juga dibantu oleh dosen-dosen yang ada di Farmasi UNAND, pertanian, dan juga reseller lainnya serta menggunakan media sosial," kata dia.

Rasmiwati menyampaikan, Jahelo jika dicampurkan dalam minuman kesehatan bisa menjaga imun tubuh tetap stabil, badan menjadi segar setelah meminumnya.

"Untuk harga produknya, dibanderol Rp30 ribu per botol," sebutnya.

Ke depan ia mendorong masyarakat Kampung Apar untuk menanam jahe ini, yang nantinya hasil tanaman itu bisa dibelinya untuk bahan baku. Sehingga ekonomi masyarakat bisa berputar.

"Harapan kami produksi ini bisa berjalan dengan lancar dan juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat setempat," ia menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.