Sukses

Maju Caketum Kadin Indonesia, 6 Kadin Provinsi Kawal Arsjad Rasjid Sowan ke Sulsel

Kadin harus dipimpin orang yang adaptif dan mengikuti perkembangan zaman.

Liputan6.com, Makassar - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, Arsjad Rasjid menghadiri silaturahmi dengan pengurus Kadin Sulawesi Selatan di Hotel Claro, Jalan AP. Pettarani, Makassar, Sabtu (24/4/2021).

Arsjad Rasjid datang bersama dengan enam pengurus Kadin level provinsi. Mereka diantaranya yakni Ketua Umum Kadin Provinsi Jambi Oesman Sulaiman, Ketua Umum Kadin Provinsi Bengkulu Fery Rizal, Ketua Umum Sumatera Barat Ramal Saleh, Ketum Kadin Kalimantan Timur Dayang Donna Farouk, dan Wakil Ketua Banten Agus Wisasa.

Selain itu, ada Ketua Dewan Penasehat Kadin DKI Jakarta Burhanuddin Andi, unsur Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, wakil Ketua Umum Kadin Sultra dan pengurus Kadin Kalimantan Selatan serta tim pemenangan dari keluarga besar Kadin dan HIPMI.

Rombongan Arsjad Rasjid disambut oleh Ketua Umum Kadin Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras, Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Sulsel Andi Zulkarnaen Arief, Wakil Ketua Umum Aliyah Mustika Ilham dan Wakil Ketua Umum Kadin Muhammad Aras.

Arsjad Rasjid menyampaikan dalam pidatonya kepada pengurus Kadin Sulsel. Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk menganggap masyarakat dan pengusaha Indonesia berperang menghadapi tantangan ekonomi akibat efek pandemi Covid-19.

Sehingga dia menganggap kadin Indonesia harus mempunyai pemikiran mindset kadin harus berubah dan adaptif dengan perkembangan zaman.

"Saya melihat Kadin Indonesia sebagai perusahaan, ada yang namanya pemegang saham yakni kadin daerah dan asosiasi pengusaha. Bagaimana Kadin Indonesia memberikan deviden kepada pemegang saham," katanya.

Setelah berpikir memberikan nilai atau deviden ke pemegang saham. "Maka barulah kita berpikir bagaimana kadin Indonesia inklusif dan kolaboratif,” katanya.

Inklusif, lanjut Arsjad Rasjid, adalah kondisi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus menjadi bagian dari kadin Indonesia.

“Sehingga, pelaku UMKM menganggap kadin Indonesia milik kita bersama," katanya.

Komisaris, PT Grab Teknologi Indonesia ini menjelaskan kolaboratif adalah bisa bekerja sama dan bermitra dengan pemerintah.

Mengapa harus mendahulukan sikap kolaboratif karena menurutnya, bangsa Indonesia mau dipecah bela.

"Kita mempunyai demografi, kita punya sumber daya alam melimpah. Sehingga, negara lain mau memecah bela bangsa," katanya.

Ia pun menyampaikan, setuju dengan pemikiran ketua umum Kadin Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras supaya pemilihan ketua tidak menjadi ajang perpecahan.

Salah satu yang menurutnya tak bisa bersaing dalam kondisi pandemic Covid-19 adalah industri kesehatan Indonesia.

"Bagaimana dulu ketika awal pandemi Covid-19, kita kesusahan mencari masker, bagaimana jika selanjutnya ada lagi penyakit lain yang lebih besar dari Covid, tapi kita tak siap, maka saya akan memberikan ide dalam menghadapi krisis itu," katanya.

Sehingga, dia pun mengajak kepada peserta buka puasa untuk membayangkan ketika Indonesia harus mandiri. "Kebayang tidak ketika tak ada negara bantu kita, maka kita harus mandiri, dan itu harus dibangun dari daerah," katanya. Karena ekonomi nasional bisa kuat, maka ekonomi daerah harus kuat. "Jadi semua Kadin provinsi dan daerah harus bekerja sama," katanya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penciptaan Lapangan Kerja

Arsjad Rasjid juga menyampaikan, undang-undang cipta kerja mempunyai spirit menciptakan lapangan pekerjaan. "Kalau ada lapangan pekerjaan maka akan mengurangi kemiskinan," katanya.

Sehingga, dia pun bertanya, berapa banyak lapangan pekerjaan yang bisa dibuat oleh pemerintah. "Lebih banyak pengusaha maka lebih banyak pekerjaan, itu esensi spirit UU Cipta Kerja," katanya.

Ia menyetujui Kadin Indonesia hanya satu. "Jadi menang harus ada Perpres untuk Kadin, kita juga mendorong pemerintah untuk mengeluarkan PP. Bagaimana anggaran dasar kita, perlu tidak diubah? Karena kan zaman sekarang sudah berubah," katanya.

Dirinya mengajak untuk melihat kepengurusan kadin bisa efektif dan efisien di masa depan. "Bukan kadin masa lalu tidak bagus, tapi kita harus terus sempurnakan," katanya.

Tak hanya sampai situ, dia juga meminta untuk mengikuti sistem kepemimpinan pemerintah.

"Kadin harus mengikuti sistem pemerintah, harus ada juga jabatan menko, ada dirjen-dirjen sehingga kita bisa seperti mirror dari pemerintah," katanya.

"Kita harus punya mimpi, maka Kadin harus kuat dan bersatu. Kalau semua pengusaha dari UMKM hingga besar di dalam Kadin maka kuatlah kita, katanya, sambil mengajak untuk membangun Kadin yang inklusif dan kolaboratif.

"Saya meminta restu untuk bertarung di Munas Kadin Indonesia, saya ingin menang, dan mudah-mudahan Kadin Indonesia mendukung saya," katanya. Andi Iwan mengatakan, Arsjad Rasyid hadir untuk maju sebagai calon ketua Kadin Indonesia.

Ia adalah salah satu kader kadin yang mumpuni.

"Mudah-mudahan bapak bisa mencetak pengusaha baru untuk bersaing di dunia luar," katanya.

"Tidak kenal maka tak sayang, mungkin dalam kita bisa sayang," katanya.

Ia pun menyatakan Kadin Sulsel membuat pernyataan dukungan.

"Kami tak tersandera dengan hal-hal lain, kami ingin lebih memilih pemimpin yang bisa membawa kadin Indonesia jauh lebih besar dan baik lagi," katanya. Dirinya juga mengatakan, Kadin Sulsel akan menentukan voters yang akan banyak bersentuhan dengan caketum.

Ia pun menitipkan pertarungan perebutan kadin Indonesia tidak menimbulkan perpecahan.

"Semoga tak ada perpecahan, kita berharap tak ada lagi dualisme, kita ingin hanya satu kadin di Indonesia," katanya. Ia pun menyatakan, Kadin Indonesia harus dekat dengan pemerintah sehingga bisa mendapatkan legitimasi.

"Bagaimana supaya pemerintah memberikan legitimasi yang maksimal kepada Kadin," katanya. Harapannya, ada distribusi informasi peluang usaha untuk anggota kadin di Indonesia.

"Kami berharap ada solusi untuk cara menyelamatkan usaha di era pandemi Covid-19," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.