Sukses

Mengetahui Ada Tambang Emas Dekat Perkampungan, Tetua Adat Baduy Menangis

Video berdurasi 1,12 menit beredar di jagat maya. Video ini viral lantaran, tetua Suku Baduy, Ki Pulung, terlihat menangis sembari menahan rasa geram ketika mengetahui ada tambang emas ilegal.

Liputan6.com, Lebak - Video berdurasi 1,12 menit beredar di jagat maya. Video ini viral lantaran, tetua Suku Baduy, Ki Pulung, terlihat menangis sembari menahan rasa geram ketika mengetahui ada tambang emas ilegal. Lokasinya di kawasan hutan Gunung Liman, Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak, Banten, dekat perkampungan Baduy.

Warga sekitar, termasuk Ki Pulung khawatir jika tidak ditindak tegas, ulah oknum yang tidak bertanggung jawab ini bisa merusak ekosistem alam yang ada.

"Kami keamanatkan ku leluhur-leluhur kami, bisi ayeuna gunung kalebur lebak karuksak buyut karobah, ayeuna kabuktian Gunung Liman menta tulung, menta dijaga bener-bener ku pamarentah. (Kami dapat amanat dari leluhur, takutnya sekarang gunung dihancurkan Lebak dirusak aturan diubah, sekarang terbukti Gunung Liman minta dijaga benar-benar oleh pemerintah)," tutur Ki Pulung dalam video tersebut.

Masih dalam video yang sama, Ki Pulung berujar kalau pertambangan di Gunung Liman harus dihentikan dan ditutup. Jika dilanjutkan, bisa memberikan malapetaka atau musibah atas kerusakan alam yang terjadi.

"Waktu tadi diamanatkeun ku leluhur kami, bisi ayeuna gunung kalebur lebak karuksak buyut karobah, ayeuna nyatana Gunung Liman nu rusak. Menta ditutup bae ulah dilanjutkeun iyeu mah. (Waktu tadi ada amanat dari leluhur kami, takut sekarang ini gunung dihancurkan lebak rusak aturan diubah, sekarang terbukti Gunung Liman yang rusak. Ini kami minta ditutup jangan dilanjutkan)," ujarnya.

Jaro atau Kepala Desa (Kades) Cibarani, Dulhani, sekaligus pembuat video itu meminta pemerintah dan penegak hukum segera menindak tegas pelaku tambang emas ilegal itu. Jika tidak, bisa menyebabkan banjir bandang dan longsor seperti di Cipanas, Kabupaten Lebak, awal tahun 2020 silam.

"Kalau gunung ini dirusak, bisa menyebabkan bencana yang parah dari banjir bandang awal tahun 2020 lalu, karena gunung ini hulu dari berbagai aliran sungai," kata Jaro Cibarani, Dulhani, melalui selulernya, Kamis (22/4/2021).

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.