Sukses

UGM Bangun Gedung Ikonik di Yogyakarta, Rektor Sowan ke Sultan HB X

Rektor UGM Prof Panut Mulyono, mengatakan kegiatan mahasiswa, publik pengembangan kepemimpinan, juga pentas kesenian dan kebudayaan, serta kegiatan olahraga dapat dilakukan di bangunan gedung ikonik UGM ini.

Liputan6.com, Yogyakarta Universitas Gadjah Mada (UGM) akan membangun sebuah gedung ikonik di Yogyakarta. Gedung yang luasnya kurang lebih empat hektare ini akan dibangun di lahan bekas Gelanggang Mahasiswa dan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri.

Rektor UGM Prof Panut Mulyono, mengatakan kegiatan mahasiswa, publik pengembangan kepemimpinan, juga pentas kesenian dan kebudayaan, serta kegiatan olahraga dapat dilakukan di bangunan gedung baru ini.

"Gedung ini dalam satu kawasan dan terbuka untuk publik, ada angkringan dan berbagai tempat olah raga," kata Panut Mulyono usai melakukan audiensi dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan, Senin (29/3/2021).

Kedatangan Panut ke Kompleks Kepatihan bertemu Gubernur DIY ini untuk meminta masukan dan saran karena desain gedung tersebut masih dalam proses finalisasi. Nantinya, dari masukan tersebut, UGM akan melakukan penyempurnaan desain gedung untuk menuju tahap lelang dan dimulainya proses pembangunan.

"Kita memohon saran dengan Gubernur terkait dengan gedung ini untuk memajukan pendidikan, kepemimpinan, dan kebudayaan," katanya.

Rektor UGM berharap yang paling penting dari pembangunan gedung baru ini akan muncul calon-calon pemimpin bangsa pada masa depan dalam bidang kepemimpinan, wirausaha, dan pengembangan kesenian dan kebudayaan.  

"Dari tempat ini kita akan mendorong mahasiswa, masyarakat dan pelaku usaha untuk berinteraksi. Bahkan, di sini juga perusahaan bisa merekrut lulusan berbakat dan ahli di bidangnya," katanya.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan gedung yang akan dibangun UGM ini nantinya menjadi satu kawasan dalam pengembangan pusat kreativitas, kepemimpinan, dan kebudayaan untuk publik dan mahasiswa.

"Kita ingin ini menjadi kawasan taman kebudayaan, pusat pendidikan, pusat aktivitas mahasiswa, kepemimpinan dan kebudayaan yang diintegrasikan menjadi satu kesatuan," ujarnya.

Sri Sultan mengharapkan dengan adanya gedung ini mahasiswa akan lebih aktif dalam mengembangkan potensi dan bakat kreativitas yang dimilikinya.

"Saya tidak ingin mahasiswa setelah kuliah lalu pulang,  mereka tidak harus pulang tapi bisa ikut diskusi dan ngobrol. Kita ingin suasana itu bisa dibangun," dia menandaskan.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.