Sukses

Temuan Polisi Perihal Video Viral Kekerasan dan Perundungan Remaja Putri di Cilacap

Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Polres) Cilacap menyelidiki sebuah video perundungan anak di bawah umur yang tersebar melalui berbagai media sosial

Liputan6.com, Cilacap - Sebuah video perundungan remaja putri beredar di Cilacap, Jawa Tengah. Dalam video berdurasi 28 detik itu, seorang remaja putri tampak menjadi objek kekerasan remaja atau anak lainnya.

Remaja putri itu menjadi korban kekerasan verbal maupun fisik. Informasi yang beredar, peristiwa itu terjadi di wilayah Cilacap Selatan.

Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Polres) Cilacap menyelidiki sebuah video perundungan anak di bawah umur yang tersebar melalui berbagai media sosial dengan lokasi kejadian diduga di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah itu.

"Saat ini, kami sudah mengecek TKP (tempat kejadian perkara) dan dipastikan kejadiannya memang di wilayah Cilacap, daerah Pemintalan," kata Kepala Satreskrim Polres Cilacap Ajun Komisaris Polisi Rifeld Constantien Baba saat dihubungi wartawan di Cilacap, Rabu, dikutip Antara.

Ia mengatakan pengecekan tersebut dilakukan setelah pihaknya melaksanakan patroli siber pada hari Selasa (29/12) dan mendapatkan ciri-ciri para terduga pelaku perundungan.

Dalam hal ini, kata dia, pihaknya berkolaborasi dengan Unit Reskrim Polsek Cilacap Selatan, Bhabinkamtibmas, dan ketua RT setempat hingga akhirnya mendapat informasi jika di daerah tersebut terdapat warga dengan ciri-ciri yang mirip pelaku perundungan.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dugaan Penyebab Terjadinya Perundungan

"Oleh karena itu, kami melaksanakan klarifikasi tahap penyelidikan. Semua pihak yang terkait dalam video itu masih anak-anak di bawah umur," katanya menjelaskan.

Terkait dengan hal itu, Kasatreskrim mengatakan pihaknya melibatkan orang tua para pelaku dan pihak sekolah dalam menangani kasus perundungan tersebut karena para pihak yang terlibat masih di bawah umur sehingga akan ada perlakuan khusus.

Menurut dia, pihaknya masih memeriksa para terduga pelaku dan satu anak yang mengalami perundungan.

"Kami masih dalami. Yang dirundung satu (anak), sedangkan untuk pelaku, kami belum bisa sebutkan karena masih diperiksa," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kasus perundungan tersebut dipicu oleh masalah emosional karena kata-kata teguran tidak diterima dengan baik hingga akhirnya emosi.

"Jadi hanya emosi sesaat karena ditegur biasa, jadi marah," katanya.

Dalam video perundungan yang beredar di media sosial terlihat seorang anak perempuan menangis karena dirundung oleh beberapa rekannya namun tidak diketahui secara pasti permasalahan apa yang mereka ributkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.