Sukses

Inisiatif Diageo untuk Pariwisata Berkelanjutan di Desa Nyambu Bali

Inisiatif Diageo mengusung desa bebas sampah plastik serta memperkuat ekonomi kreatif di Bali dan kawasan lain terutama bagian timur Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu fokus aksi Diageo Indonesia adalah melanjutkan komitmen pengembangan pariwisata berkelanjutan (Sustainable Eco Tourism) yang sudah dimulai di Desa Nyambu, Tabanan, Bali. Kegiatan ini khususnya untuk mendorong inisiatif desa bebas sampah plastik serta memperkuat ekonomi kreatif di Bali dan kawasan lain terutama bagian timur Indonesia. Upaya ini juga merupakan salah satu bagian dari kontribusi menyiapkan pembangunan pariwisata di Bali pascapandemi.

Beberapa waktu yang lalu, Diageo, pemilik brand Johnnie Walker, Smirnoff dan Guinness mengumumkan rencana aksi keberlanjutan yang dirancang untuk memberikan dampak positif pada dunia di tahun 2030 serta berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDGs).

Dalam upayanya untuk mendukung komitmen global Society 2030: Spirit of Progress , Diageo Indonesia akan memfokuskan aksinya selama sepuluh tahun ke depan di tiga bidang utama yang dipilih dengan cermat untuk menyelaraskan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa: memperjuangkan inklusi dan keragaman mempromosikan konsumsi yang bertanggung jawab;dan pelopor bagi keberlanjutan mulai dari biji sampai dituangkan ke gelas (grain-to-glass).

Sebelumnya, Diageo Indonesia telah memfasilitasi Desa Nyambu untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan dengan berbagai program seperti dengan memfasilitasi pelatihan penerapan desa bebas plastik yang menjadikan Desa Nyambu sebagai Desa Bebas Sampah plastik pertama di Indonesia. Sejak 2010, sudah terdapat 10.000 penerima manfaat dalam program ini.

Direktur Corporate Relations Diageo Indonesia, Dendy A Borman mengatakan bahwa Diageo Indonesia telah mendorong Desa Nyambu sebagai desa bebas sampah plastik dan selanjutnya ingin mendorong ekonomi kreatif.

“Ekonomi kreatif merupakan salah satu solusi bagi terutama di dalam masa pandemi ini. Kami akan memfasilitasi dalam penguatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan ekonomi kreatif yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru untuk mendukung eco-tourism di Desa Nyambu.” Jelas Dendy.

Selain mengusung eco-tourism, Diageo Indonesia juga berupaya berkontribusi pada lingkungan dengan menerapkan berbagai inisitiaf terutama di seluruh rantai pasokannya di pabrik di Bali. Sejak 2016-2020 misalnya, pabrik Diageo Indonesia di Bali telah melakukan efisiensi air sebanyak 58 persen.

Selain itu, sejak 2017-2020, telah meningkatkan konten daur ulang dalam pengiriman sebesar 50 persen serta pada 2018-2020, pabrik Diageo Indonesia di Bali juga tidak ada buangan sampah ke TPA.

“Kami menargetkan pada 2030 agar operasional kami menghasilkan emisi nol melalui penggunaan energi terbarukan.” Tutup Dendy.

Diageo Indonesia juga turut mendukung dalam program memperjuangkan inklusivitas dan keberagaman. Saat ini, tim manajemen di Indonesia, 50 persen adalah perempuan dan pada tahun 2030 target untuk mencapai 50 persen perempuan untuk seluruh karyawan kami. Selain itu, Diageo Indonesia saat ini telah menerapkan berbagai program yang mendukung inklusivitas dan keberagaman seperti memberikan cuti melahirkan 26 minggu bagi karyawan perempuan dan 4 bulan bagi karyawan laki-laki.

Untuk membantu target global 2030 tadi, Diageo Indonesia juga akan berkontribusi dalam melakukan edukasi konsumsi bertanggung jawab melibatkan 600.000 orang di Indonesia. Komitmen ini dilakukan melalui edukasi konsumsi alkohol yang bertanggung jawab dengan platform online DrinkIQ serta program SMASHED.

Dari target 600.000 tersebut, Diageo Indonesia akan berupaya meraih 200.000 orang yang akan diberikan pemahaman dan pengetahuan melalui platform online DrinkIQ mengenai konsumsi minuman beralkohol yang bertanggung jawab. DrinkIQ adalah sebuah website edukasi yang dapat diakses di www.drinkiq.com yang memberikan informasi dan saran praktis secara online.

Website ini tersedia dalam 16 bahasa di 35 negara termasuk Bahasa Indonesia yang dapat memberikan informasi mengenai dampak alkohol bagi badan kita serta sumber-sumber mengenai konsumsi minuman beralkohol yang bertanggung jawab. Sebelumnya, sejak 2018 – 2020, Diageo Indonesia telah melakukan edukasi kepada 5.000 orang melalui program DrinkIQ

Diageo Indonesia juga akan menyasar 400.000 orang sampai 2030 untuk program SMASHED. Program yang diadopsi dari global ini dijalankan untuk meningkatkan kesadaran anak-anak sekolah mengenai bahaya mengkonsumsi minuman beralkohol di bawah umur 21 tahun.

Diageo Indonesia bekerja sama dengan Dapoer Dongeng untuk mengedukasi anak-anak sekolah mengenai bahaya konsumsi minuman beralkohol bagi mereka yang di bawah umur melalui dongeng. Bermitra dengan Dapoer Dongeng, Diageo Indonesia juga telah melibatkan 12.000 murid sekolah dalam program SMASHED sejak 2018.

Saksikan Video Pilihan Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.