Sukses

'Tanos Walking Challenge', dari Jalan Kaki untuk Mencintai Diri

Tanos diadakan setiap minggu kedua, tujuannya adalah untuk menantang kita melakukan good habit yang berhubungan dengan self-love.

Liputan6.com, Bandung - Pandemi Covid-19 membuat kegiatan jalan kaki luar ruangan menjadi aktivitas fisik yang digemari masyarakat, selain bersepeda. Sembari tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan, geliat aktivitas jalan kaki dalam situasi sekarang ini juga menjadi ajang untuk menularkan kebiasaan baik.

Seperti yang digagas Renny Novita dan Eka Fitriani Larasati. Kedua perempuan yang aktif di dunia blog itu menggelar program kreatif bertemakan Tanos alias Tantangan Naon Sih. Naon sendiri merujuk pada Bahasa Sunda, yang artinya apa.

Tanos, kata Renny, adalah program berkala setiap bulannya dari blog pribadinya bernama renovrainbow berkolaborasi dengan blogger Eka bernama Artjoka.

Sepanjang September ini, Renny dan Eka menantang orang berjalan kaki dengan program yang mereka sebut Tanos Walking Challenge. Melalui tantangan ini, keduanya mengajak warganet baik itu blogger atau sekadar mereka yang aktif di media sosial untuk berjalan kaki.

"Tanos challenge bulan September adalah walking challenge atau tantangan olahraga jalan kaki. Tantangan ini mewajibkan kita untuk olahraga jalan kaki di luar rumah," ujar Renny dinukil Liputan6.com dari laman blognya, Senin (14/9/2020).

Renny, yang kini tengah bermukim di Wuppertal, Jerman, mengaku lebih memilih olahraga jalan kaki dibandingkan naik sepeda. Sebelumnya, ia tinggal di Neuss, yang memungkinkan jalur untuk sepeda melewati pinggiran Sungai Rhein.

"Otomatis bersepeda di jalan raya jadi berkurang, mungkin ini alasannya kenapa saya enggak mau keluar effort terlalu banyak untuk bersepeda. Tapi saya juga termasuk yang lebih suka berolahraga indoor termasuk olahraga jalan kaki," ujarnya.

Sementara, Eka menuturkan pertemanannya dengan Renny membuat ia menggagas Tanos Walking Challenge ini.

"Dia partner yang juga satu tujuan dengan saya soal concern akan kesehatan baik fisik maupun mental. Saya dan Renny akhirnya bikin program terkait self love," tutur Eka.

Eka yang tinggal di Bandung punya alasan pribadi dalam menggagas program jalan kaki ini. Belakangan ibu rumah tangga ini mendapati dirinya sering mengalami kelelahan saat beraktivitas padat.

"Karena alasan soal saya yang mudah lelah dan badan melar gak tanggung-tanggung. Jadi, saya merasa sangat membutuhkan olahraga ringan sebagai langkah awal saya memperbaiki kondisi tubuh saya biar enggak gampang lelah," ungkapnya.

Dikutip dari hasil penelitian Harvard T.H Chan School of Public Health, bergerak secara aktif dapat memberikan manfaat baik untuk kesehatan mental. Berjalan cepat dengan durasi tertentu juga dapat membantu menurunkan risiko terjadinya depresi.

Apalagi di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19 yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan mental, seperti stres, mengalami gangguan kecemasan, dan depresi. Dengan rutin olahraga jalan kaki, risiko masalah kesehatan dapat diturunkan dengan melepaskan rasa tegang dan stres, sekaligus meningkatkan energi fisik dan mental melalui produksi endorfin.

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

20 Menit Setiap Hari Dalam Seminggu

Aturan dalam program Tanos Walking Challenge sendiri tidak rumit. Cukup dengan meluangkan waktu minimal 20 menit sehari berjalan keluar rumah selama satu minggu.

Yang wajib dari aturan tantangan jalan kaki ini peserta membuat ulasan perjalanan. Bagi partisipan yang tidak memiliki blog, bisa menuliskan catatan di akun media sosial.

"Tanos ini mengajak blogger dan non blogger lain untuk berpartisipasi," ujar Renny.

Sambutan terhadap program Tanos Walking Challenge ini positif. Dari penuturan Renny, jumlah peserta yang mengikuti program ini terbilang cukup signifikan yaitu 15 orang dari saat pertama kali program ini dilangsungkan.

Dalam rangka meningkatkan semangat, Renny dan Eka selaku panitia pun memberikan penghargaan kepada para peserta yang telah meluangkan waktunya berjalan kaki dan bercerita.

"Menjadi pemenang (dengan memberikan penghargaan) menurut saya sendiri bukanlah sebuah tujuan, melainkan sebuah proses yang harus dilewati. Menjadi pemenang juga bisa dari hal sederhana, seperti contohnya saya telah menjadi pemenang dari rasa malas dan tidak enak badan," ujar Renny.

Renny menuturkan, Tanos dimulai sejak Agustus 2020. Program ini diselenggarakan setiap minggu kedua setiap bulannya selama tujuh hari. Adapun Tanos Walking Challenge yang dimulai 7 September sudah berakhir pada 13 September 2020. 

"Tanos diadakan setiap minggu kedua, tujuannya adalah untuk menantang kita melakukan good habit yang berhubungan dengan self-love. Harapan dari Tanos sendiri adalah good habit ini tetap continue dilakukan walau program Tanos periode itu telah berakhir," ujarnya.

Renny berharap, program Tanos Challenge yang ia buat bersama Eka mampu memicu banyak orang untuk berjalan kaki. Sebab, menurutnya, masih tidak sedikit orang yang merasa malas untuk bergerak keluar rumah tanpa kendaraan.

"Tanos Walking Challenge ini masih berlanjut. Siapa yang mau ikut luangkan waktu seminggu sekali untuk jalan kaki minimal 20 menit sekali. Unggah keseruan jalan kakinya dengan #tanoswalkingchallenge dan tag akun @renovrainbow dan @efila_," kata Renny.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.